Terkait Dugaan Pembunuhan di Oesapa, Ini Pengakuan Tetangga Korban
Karena lama menunggu dan panggilan sang suami tidak digubris, Obir Masus dan adiknya pun langsung mendobrak pintu.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Terkait Dugaan Pembunuhan di Oesapa, Ini Pengakuan Tetangga Korban
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Warga Kota Kupang dihebohkan dengan dugaan pembunuhan terhadap dua bocah kembar di Jln Timor Raya di RT 9 RW 03 Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
Kejadian tersebut terjadi pada Kamis (5/9/2019) malam, di sebuah mes milik Hotel Ima Kupang.
Dua bocah yang ditemukan meninggal berumur 5 tahun, yakni Angga Masus dan Anggi Masus merupakan anak kembar pasangan Dewi Regina Ano (24) dan Obir Masus (31).
Keduanya pada Kamis (5/9/2019) sekitar pukul 17.30 ditemukan ayahnya sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Sedangkan sang ibu, Dewi Regina Ano (24) ditemukan suaminya di sebelah kedua korban tengah meregang nyawa.
Sejumlah tetangga korban mengaku, ibu korban merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) yang dikenal tertutup dan tidak terlalu berinteraksi dengan para tetangga
"Mereka beberapa tahun tinggal di sini. Waktu datang anak mereka masih merangkak, umur anaknya sekitar 6 atau 7 bulan," kata seorang IRT yang merupakan tetangga korban.
Dijelaskannya, tempat tinggal mereka merupakan tanah milik pihak Hotel Ima dan mes tersebut dibangun sebagai tempat tinggal para buruh yang bekerja untuk pembangunan hotel.
Mes tersebut dikelilingi pagar tembok dan terdapat 4 kepala keluarga dengan total 10 orang.
Sehari-hari, lanjut tetangga korban, Dewi Regina Ano menghabiskan waktunya di dalam kamarnya.
Sesekali ia pergi berbelanja di kios depan rumah dan akan kembali ke kamarnya.
"Kalau siang, dia hanya masak di depan kamar. Kan dapur ada di depan kamar. Habis baru panggil anak-anaknya untuk masuk kamar," ungkapnya.
Karena memiliki karakter yang tertutup dan jarang bergaul dengan para tetangga, sifat Dewi Regina Ano pun tidak begitu diketahui oleh para tetangga.
"Kalau kami duduk begini dia jarang duduk sama-sama untuk ngobrol. Kalau duduk sama-sama juga tidak lama dia sudah masuk ke kamar lagi," ujarnya.
Sementara itu, bocah kembar yang saat ini masih berada di ruang jenazah RSB Drs Titus Ully, sehari-hari menghabiskan waktu hanya di dalam lingkungan mes.
"Di sini, anak kecil tidak ada. Jadi, mereka bermain di sini saja. Tidak pernah bermain sampai luar pagar," paparnya.
Ayah korban juga dikenal pendiam dan lebih berfokus pada kerjanya dan pada siang hari sekitar pukul 12.00 Wita akan kembali ke mes untuk makan siang.
"Kami juga kaget ada kejadian itu, kami tahu setelah suami kasitahu," katanya.
Dikesempatan yang sama, Suyetno (66) yang tinggal berdampingan dengan korban tengah berkemas untuk pindah kamar.
"Saya takut mas, jadi tinggal di mes di bagian depan. Dari malam sampai pagi ini saya belum tidur. Tadi juga masih ada polisi yang datang," katanya.
Ditemui pada malam sebelumnya, mengetahui kejadian tersebut saat suami korban, Obir Manus dan adiknya Yoris mendobrak pintu kamar dan mendapati anggota keluarganya bersimbah darah.
Pintu dan jendela kamar, lanjut Suyetno, ditutup dari bagian dalam sehingga tidak bisa dibuka.
"Suaminya (Obir Masus) tiba lebih dahulu. Pulang kerja, langsung mandi karena mau salat Azhar. Saya lihat, suaminya sudah setengah jam tunggu di luar kamar," katanya.
Karena lama menunggu dan panggilan sang suami tidak digubris, Obir Masus dan adiknya pun langsung mendobrak pintu.
"Pas mereka dobrak pintu saya ada di dalam kamar saya mau makan, saya kaget dan tidak jadi makan. Saya lihat dia menangis sambil lari," katanya.
"Dia (suami korban) menangis dan merayap di sini, lalu laporkan ke polisi. Saya tanya ada ada tapi tidak jawab," kisahnya.
Diketahui, korban Dewi Regina Ano (24) bersama anaknya beraktivitas di luar mes pada pukul 15.30 Wita.
Saat itu, korban hendak berbelanja dengan anaknya di kios yang terletak tidak jauh dari lokasi mes.
Dewi membawa uang sebanyak Rp 3 ribu dan membeli penyedap masakan, permen dan satu buah roti.
• Tak Tahan Dengan Debu, Masyarakat Karera Minta Jalan Propinsi Segera Dihotmix
• Kodim Belu Donor Darah dan Pasar Murah Jelang HUT TNI ke-74 Tahun 2019
"Dia biasanya belanja di sini," kata penjaga kios yang enggan namanya ditulis.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)