Polisi Pasang Police Line di TKP Pembunuhan Bocah Kembar di Kupang
Police line ini dipasang melintang tepat di satu kamar di mes Hotel Ima Kupang untuk para tukang
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Polisi Pasang Police Line di TKP Pembunuhan Bocah Kembar di Kupang
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Pihak kepolisian memasang police line (garis polisi) di TKP pembunuhan bocah kembar di RT 09 RW 03 Kelurahan Oesapa Selatan, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Jumat (6/9/2019) pagi.
Police line ini dipasang melintang tepat di satu kamar di mes Hotel Ima Kupang untuk para tukang/buruh yang bekerja di hotel tersebut.
Di kamar itu, terjadi pembunuhan terhadap dua bocah kembar masing-masing Angga Masus (5) dan Angki Masus (5).
Ibu korban, Maria Regina Ano (24) juga ditemukan bersama kedua anaknya dalam keadaan meregang nyawa oleh suaminya Obir Masus (31) pada Kamis (5/9/2019) malam.
Mes tersebut terletak sekitar 50 meter dari jalan utama yakni Jln Timor Raya.
Sebelum mencapai mes ini, terdapat juga mes di samping kiri yang juga ditempati beberapa tukang bersama keluarganya.
Mes pada bagian belakang yang ditempati korban terletak sebelum hotel Ima Kupang.
Terdapat dua kamar yang saling berdempetan dengan luas kamar 4 × 5 meter. Kedua kamar dibagi menggunakan papan triplek.
Di bagian depan, terdapat tungku, jeriken dan sejumlah keperluan dapur lainnya.
Di depan dapur, terdapat rumpun pohon pisang yang terlihat cukup banyak.
beberapa tetangga korban mengaku, ibu korban merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) yang dikenal tertutup dan tidak terlalu berinteraksi dengan para tetangga
"Mereka beberapa tahun tinggal di sini. Waktu datang anak mereka masih merangkak, umur anaknya sekitar 6 atau 7 bulan," kata seorang IRT yang merupakan tetangga korban.
Dijelaskannya, tempat tinggal mereka merupakan tanah milik pihak Hotel Ima dan mes tersebut dibangun sebagai tempat tinggal para buruh yang bekerja untuk pembangunan hotel.
Mes tersebut dikelilingi pagar tembok dan terdapat 4 kepala keluarga dengan total 10 orang.
Sehari-hari, lanjut tetangga korban, Dewi Regina Ano menghabiskan waktunya di dalam kamarnya.
Sesekali ia pergi berbelanja di kios depan rumah dan akan kembali ke kamarnya.
"Kalau siang, dia hanya masak di depan kamar. Kan dapur ada di depan kamar. Habis baru panggil anak-anaknya untuk masuk kamar," ungkapnya.
Karena memiliki karakter yang tertutup dan jarang bergaul dengan para tetangga, sifat Dewi Regina Ano pun tidak begitu diketahui oleh para tetangga.
"Kalau kami duduk begini dia jarang duduk sama-sama untuk ngobrol. Kalau duduk sama-sama juga tidak lama dia sudah masuk ke kamar lagi," ujarnya.
Sementara itu, bocah kembar yang saat ini masih berada di ruang jenazah RSB Drs Titus Ully, sehari-hari menghabiskan waktu hanya di dalam lingkungan mes.
"Di sini, anak kecil tidak ada. Jadi, mereka bermain di sini saja. Tidak pernah bermain sampai luar pagar," paparnya.
Ayah korban juga dikenal pendiam dan lebih berfokus pada kerjanya dan pada siang hari sekitar pukul 12.00 Wita akan kembali ke mes untuk makan siang.
"Kami juga kaget ada kejadian itu, kami tahu setelah suami kasitahu," katanya.
Dikesempatan yang sama, Suyetno (66) yang tinggal berdampingan dengan korban tengah berkemas untuk pindah kamar.
"Saya takut mas, jadi tinggal di mes di bagian depan. Dari malam sampai pagi ini saya belum tidur. Tadi juga masih ada polisi yang datang," katanya.
Ditemui pada malam sebelumnya, mengetahui kejadian tersebut saat suami korban, Obir Manus dan adiknya Yoris mendobrak pintu kamar dan mendapati anggota keluarganya bersimbah darah.
Pintu dan jendela kamar, lanjut Suyetno, ditutup dari bagian dalam sehingga tidak bisa dibuka.
"Suaminya (Obir Masus) tiba lebih dahulu. Pulang kerja, langsung mandi karena mau salat Azhar. Saya lihat, suaminya sudah setengah jam tunggu di luar kamar," katanya.
Karena lama menunggu dan panggilan sang suami tidak digubris, Obir Masus dan adiknya pun langsung mendobrak pintu.
"Pas mereka dobrak pintu saya ada di dalam kamar saya mau makan, saya kaget dan tidak jadi makan. Saya lihat dia menangis sambil lari," katanya.
"Dia (suami korban) menangis dan merayap di sini, lalu laporkan ke polisi. Saya tanya ada ada tapi tidak jawab," kisahnya.
Diketahui, korban Dewi Regina Ano (24) bersama anaknya beraktivitas di luar mes pada pukul 15.30 Wita.
Saat itu, korban hendak berbelanja dengan anaknya di kios yang terletak tidak jauh dari lokasi mes.
Dewi membawa uang sebanyak Rp 3 ribu dan membeli penyedap masakan, permen dan satu buah roti.
• Ferdinand Sinaga Beri Sinyal Tinggalkan PSM Makassar, Bobotoh Minta Balik ke Persib Bandung
• BREAKING NEWS : Di TTU Dua Unit Sepeda Motor Raib Digasak Pencuri dalam Semalam
"Dia biasanya belanja di sini," kata penjaga kios yang enggan namanya ditulis.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)