Menyoal Durian di Kecelakaan Pesawat Mandala di Medan, Ini Penjelasan Sriwijaya Air

Menyoal durian di Kecelakaan Pesawat Mandala Air di Medan, Ini Penjelasan Sriwijaya Air

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Wikimedia
Kecelakaan pesawat Mandala Airlines PK-RIM penerbangan RI91 di Medan, 5 September 2005. 

Menyoal durian di Kecelakaan Pesawat Mandala Air di Medan, Ini Penjelasan Sriwijaya Air

POS-KUPANG.COM - Hari ini, 14 tahun yang lalu, tepatnya 5 September 2005, pesawat Boeing 737-200 Mandala Airlines penerbangan RI91 gagal takeoff dari bandara Polonia Medan. Pesawat jatuh tak jauh dari area bandara.

Dari 112 penumpang dan lima kru yang diangkut saat itu, 100-an di antaranya meninggal dunia dan 17 orang selamat, walau belakangan beberapa di antaranya dilaporkan meninggal akibat luka-luka.

Soal Capim KPK, Begini Pandangan Peneliti ICW Kurnia Ramadhana Tentang Sikap Presiden Jokowi

Isu yang menyeruak setelah kecelakaan itu adalah, pesawat terlampau berat karena mengangkut kargo durian. Benarkah demikian?

Setelah pesawat Boeing 737-200 registrasi PK-RIM tujuan Medan-Jakarta itu melaju di runway, roda pesawat sempat meninggalkan aspal runway sejenak.

Pesawat kemudian stall (kehilangan daya angkat) jatuh kembali ke landasan dan terus melaju hingga keluar ujung landasan (overrun), menabrak belasan rumah di sepanjang jalur ujung luar runway.

Hari Ini di 15 Tahun Lalu Mandala Air Meledak, 149 Orang Tewas, Simak Cerita dan Kronologinya

Memang benar ditemukan kargo durian di puing reruntuhan PK-RIM, namun hasil akhir penyelidikan KNKT menyebut, kargo dan CG (center of gravity) pesawat, tidak turut andil sebagai faktor yang berkontribusi kepada gagal takeoff-nya Mandala RI91.

Menurut KNKT, penyebab utama dari kecelakaan RI91 adalah flaps dan slats pesawat yang tidak menjulur keluar, dan kru (pilot dan kopilot) tidak mengetahuinya akibat kerusakan teknis yang juga tidak disadari oleh kru pesawat.

Flaps adalah sirip tambahan di sayap pesawat. Sementara slats berada di pinggiran depan sayap.

Jika Anda duduk di kursi dekat jendela, perhatikan setelah pesawat didorong mundur dan mesin menyala, pinggiran sayap sebelah belakang akan menjulur sedikit. Itulah flaps pesawat.

Sementara pinggiran ujung depan sayap juga akan terlihat maju. Itulah komponen slats. Control surface B737, menunjukkan posisi Flaps dan Slats di sayap pesawat.

Flaps dan slats dibutuhkan untuk takeoff dan landing. Fungsinya? Menambah luas penampang sayap pesawat, dan menambah daya angkat dengan mengubah alur udara yang melewati di sekelilingnya.

Besaran flaps yang dipasang bisa berbeda-beda. Saat takeoff, hanya sedikit komponen flaps yang akan menjulur.

Sementara saat landing, semakin banyak/panjang komponen flaps yang dijulurkan. Karena kru Mandala PK-RIM penerbangan RI91 tidak memasang flaps sebelum takeoff, maka pesawat kesulitan untuk mengudara.

Bisa saja pesawat takeoff tanpa flaps, namun butuh takeoff roll distance yang lebih panjang, sehingga butuh runway yang panjang pula.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved