IPCS Undana di Labuan Bajo Turut Membahas Bumdes
Sektor publik itu luas dan berhubungan dengan pemerintah, termasuk desa seperti Bumdes
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Rosalina Woso
IPCS Undana di Labuan Bajo Turut Membahas Bumdes
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO--International Public Sector Conference (IPSC) yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang di Labuan Bajo, turut membahas banyak tentang Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Selain dari Indonesia, para pembicara dalam konferensi itu antara lain berasal dari Malaysia, Korea Selatan, Jepang, Australia dan Nigeria.
Guru Besar dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Jawa Tengah Profesor Intiyas Utami, hadir dalam kegiatan itu.
"Bumdes itu berkaitan dengan sektor publik. Sektor publik itu luas dan berhubungan dengan pemerintah, termasuk desa seperti Bumdes. Saat ini uang berputar di desa tetapi kadang terjadi penyalahgunaan keuangan di desa," kata Intiyas.
Selama ini kata dia, Bumdes di NTT belum sepenuhnya optimal. Tingkat pemahaman pengelola belum optimal.
Dalam kegiatan itu kata dia, para profesor dari negara-negara tetangga juga membicarakan tentang Bumdes karena di negara-negara tetangga itu juga ada lembaga seperti Bumdes walaupun namanya berbeda.
"Bumdes akan berjalan dengan baik bila bersinergi. Ada akademisi, kelompok bisnis, masyarakat sendiri, pemerintah dan perbankan serta media," kata Intiyas.
Dia menjelaskan, kegiatan itu sudah selesai kemarin, Rabu (4/9/2019) yang dihadiri oleh 100 peserta dari berbagai negara antara lain Malaysia, Jepang, Australia dan Korea Selatan serta Indonesia.
Acara ditutup oleh Kepala BPKP Dr. Dadang Kurnia, Ak, MBA, CA.
"Beliau memberi pesan bahwa perlu dijalin kerjasama yang selaras antara para akademisi, birokrat dan praktisi dalam menegakkan profesionalisme di sektor publik. Diharapkan terjalin komunikasi dan harmonisasi antar perguruan tinggi, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam memberikan kajian untuk kemajuan bangsa. Transformasi dan sinergi diperlukan untuk keberlanjutan tata kelola yang baik pada organisasi sektor publik," kata Intiyas.
Tuan rumah kegiatan adalah Universitas Nusa Cendana Kupang berkolaborasi dengan Accounting Research Institute Universiti Teknologi MARA Malaysia.
Dalam kegiatan itu berlangsung talkshow dengan tema Synergizing of Research, Theory and Practice dengan pembicara Prof. Zahirul Hoque (Business School La Trobe University, Australia), Prof. Nemoto Masatsugu (Chungbuk University, South Korea), Dr. Dadang Kurnia (BPKP Indonesia) dan Dr. Rahmadi (Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN).
PKN STAN Jakarta dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) juga tampil dengan membawakan hasil penelitian tentang Bumdes di Indonesia yang dipaparkan oleh Irwanda Wisnu Wardhana, Ph.D (BKF) dan Achmad Sholihin, Ph.D (PKN STAN).
Sebagai best paper 1 adalah Diananda Fitri Pitari, Gita Gayatri, Asnan Furinto, Sofjan Assauri (Universitas Indonesia), best paper 2 Maman Suhendra, Putranto Budi Satrio (Politeknik Keuangan Negara STAN Jakarta, best paper 3 adalah Fika Mayasari Sajarwaningdyah, I Wayan Sudiana, Fitria Husnatarina (Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga).
• PANAS! Elza Syarief Sebut Nikita Mirzani Cepu & Kebal Hukum, Nikita Balas Begini di Instagram
• Danrem 161 Akui NTT Dapat Prioritas Pengembangan Satuan
• Mutasi Jabatan Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Raja Erizman Jadi Kadiv TIK Polri
Best presenter 1 adalah dari Politeknik Keuangan Negara STAN Jakarta (Akhmad Solichin, Maman Suhendra, Achwin Hendra Saputra, I Gede Agus Ariutama, Bondi Arifin, Eko Wicaksono, Irwanda Wisnu Wardhana, RitaHelbra, Tenrini, Hadi Setiawan).
Best Presenter 2 adalah Arintyas Kristi Artati (Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga).
Best presenter 3 adalah Jacob Abolladaka, Yuninda Anaci Lulan (Universitas Nusa Cendana). (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Servatinus Mammilianus).