Gubernur NTT Sebut GAPENSI Hobinya Kumpul Tanpa Ide dan Gagasan, Simak Arahannya
pada arahannya, menyampaikan bicara tentang GAPENSI adalah gabungan pengusaha-pengusaha yang seharusnya hebat-hebat.
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
Gubernur NTT Sebut GAPENSI Hobinya Kumpul Tanpa Ide dan Gagasan, Simak Arahannya
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Musyawarah Daerah (MUSDA) IX GAPENSI dihadiri oleh Forkompinda NTT, Danrem 161 Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Saiful Rahman, Ketua Umum BPP GAPENSI, Iskandar Z Hartawi, Ketua LPJKN, Ruslan Rifai, para Ketua Umum GAPENSI DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah, Ketua LPJK Provinsi NTT, Paul Tanggela, beserta seluruh pengurus, anggota GAPENSI NTT dan undangan.
Kegiatan yang dilaksanakan sejak pukul 09.30 wita ini dibuka oleh Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat dengan memukul gong di Palacio Room Aston Hotel Kupang, Kamis (5/9/2019).
Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat, pada arahannya, menyampaikan bicara tentang GAPENSI adalah gabungan pengusaha-pengusaha yang seharusnya hebat-hebat.
Tapi menurutnya GAPENSI belum mengerti dengan Rantai Pasok. Karena bila mengerti maka tidak akan mengalami kesulitan yang luar biasa di NTT.
"Biasanya kita sebut rantai pasok tapi tidak tahu apa itu rantai pasok. Rantai Pasok itu berhubungan dengan rantai nilai. Beberapa kali audiance dengan GAPENSI, saya bilang NTT tidak bisa berkembang dengan cara berpikir yang lineal. Di dalam teori pariwisata, aksesibiliti jadi salah syarat mutlak. Tapi dimana kelompok ini sedang mengerjakan sebuah syarat mutlak dari sebuah pariwisata itu," terangnya.
Kata Victor ia tidak pernah melihat sebuah himpunan pengusaha yang mampu membangun rantai pasok dari seluruh infrastruktur yang dibangun di NTT.
Misalnya, seperti semen Tonosa hanya dimiliki pengusaha kecamatan di Chinese tidak harus provinsi. Sedangkan di NTT, semen masih import. Itulah rantai pasok dari konstruksi.
"Kapan saya lihat orang GAPENSI ngumpul dan membangun pabrik semen digabung. Apa orang GAPENSI NTT kalah sama orang Chinese, berarti ini kelas RT. Padahal seluruh pulau batunya, batu gamping. Jadi aneh kalau kita punya PT Semen bangkrut itu tolol, termaksud GAPENSI-nya juga tolol," tuturnya sembari mengatakan maaf.
Karena, lanjutnya, GAPENSI yang sudah berusia 60 tahun tidak mempunyai apa-apa untuk rantai pasok. Ini berarti para pengusaha salah memahami pembangunan rantai pasok.
Ia mengatakan ide konstruksi harus datang dari GAPENSI yang bisa menuju pariwisata dengan menampilkan narasi.
Sehingga bisa menimbulkan nilai seni dan menjadi spot menarik. Karena itu lahir dari jasa konstruksi. Inilah tantangan dan tanggung jawab dari GAPENSI sebagai organisasi sebagai jasa konstruksi.
Lanjutnya, namanya pengusaha apalagi gabungan pengusaha-pengusaha kontraktor.
Dirinya tidak melihat seorang pengusaha jasa konstruksi ketika membangun jalan menyampaikan pada pemerintah di titik tersebut spot terbaik untuk bisa membuka pariwisata.
"Ini provinsi terlalu kaya dan GAPENSI NTT akan ikut malu disebut provinsi termiskin di Indonesia. Sebenarnya tidak miskin, kita miliki semua. Rantai pasok sangat banyak dan panjang, Saya ingin ada rantai pasok dan ini menjadi PR bagi GAPENSI. Saya tertarik dengan rantai pasok dari konstruksi 4.000 triliun. Sekarang yang dibangun di NTT totalnya ratusan triliun bagaimana mampu agar rantai pasok 80 persen dikerjakan di NTT. Kita punya Masela. Presiden telah menunjuk NTT sebagai pusat logistik Masela. Kita juga punya pipa bawah laut," tuturnya.