TERPOPULER - Kondisi Pengungsi Eks Timor Timur di Noelbaki dan Mgr. Ignatius Suharyo Jadi Kardinal
Mulai dari berita tentang kondisi warga eks Timor Timur di Noelbaki hingga berita pengangkatan Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo
3 Berita Terpopuler - Kondisi Pengungsi Timor Timur di Noelbaki, Pengangkatan Mgr. Ignatius Suharyo Jadi Kardinal
POS-KUPANG.COM - Inilah 3 berita terpopuler Senin (2//9/2019) pagi. Mulai dari berita tentang kondisi warga eks Timor Timur di Noelbaki hingga berita pengangkatan Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo oleh Paus Fransiskus menjadi Kardinal.
Tiga berita terpopuler tersebut disajikan secara lengkap berikut ini.
20 Tahun Referendum, Begini Kondisi Terkini Warga Timor Leste yang Mengungsi ke Timor Barat
POS-KUPANG.COM - Negara Timor Leste merayakan 20 Referendum yang menandai kemerdekaan dari Indonesia, Jumat (30/8/2019). Kondisi mereka berangsur membaik. Lalu bagaimanakah kondisi warga Timor Leste yang mengungsi pasca jajak pendapat tahun 1999?
Dua puluh tahun sudah Muhajir Hornai Bello dan keluarga tinggal di Desa Noelbaki, Kupang Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) atau wilayah Timor Barat.
Negara Timor Leste merayakan 20 Referendum yang menandai kemerdekaan dari Indonesia, Jumat (30/8/2019). Kondisi mereka berangsur membaik. Lalu bagaimanakah kondisi warga Timor Leste yang mengungsi pasca jajak pendapat tahun 1999?
Dua puluh tahun sudah Muhajir Hornai Bello dan keluarga tinggal di Desa Noelbaki, Kupang Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) atau wilayah Timor Barat.
Sejak mengungsi dari Timor Leste, kampung halamannya, Muhajir Hornai Bello (42) tak pernah beranjak dari pengungsian di desa itu. Ia berharap cintanya kepada Indonesia berbalas dengan status kepemilikan tanah yang jelas.
Muhajir dan keluarganya tinggal di rumah darurat beratapkan seng di Noelbaki. Di desa itu, ia tinggal bersama 3000 orang lainnya yang sama-sama mengungsi dari Timor Leste pasca referendum 1999.
"Saya dulu di Timor Leste di Kabupaten Viqueque."
"Saya pindah sama keluarga, mengungsi ke negara Indonesia. Termasuk bapak, mama, istri, anak semuanya ikut," ujar mantan petani ini mengawali perbincangan dengan ABC.
Bapak empat anak ini masih ingat betul bagaimana ia tiba pertama kali di Noelbaki.
"(Saya) sedih karena kita pisah dengan keluarga, artinya kurang lebih ya 3-4 bulan itu kami masih sedih."
"Setahun pertama kami datang ke sini itu kegiatan tidak ada, karena dipikirnya itu akan kembali ke Timor-Timur (Timor Leste) lagi, makanya tidak ada aktivitas hanya tunggu saja bantuan kemanusiaan."
Muhajir benar-benar tak mencari mata pencaharian atau melakukan aktivitas selayaknya orang yang memulai hidup baru.