Aulia Kesuma Punya Nama Asli Sebelum Mualaf, Ini Motifnya Setubuhi Korban sebelum Dibunuh

Aulia Kesuma, istri pembunuh dan pembakar jasad suaminya, Pupung Sadili, dan M Adi Pradana alias Dana, anak tiri punya nama asli sebelum mualaf

Editor: Adiana Ahmad
Istimewa/Tribun Jateng
Aulia Kesuma, tersangka pembunuhan suami dan anak tiri di Sukabumi 

Beberapa hari kemudian, Jumat, 23 Agustus 2019, AK, RO dan para eksekutor bertemu di salah satu apartemen kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.

"Di situlah disusun segala rencana yang berkaitan dengan eksekusi. Setelah itu berangkat dari apartemen menuju ke rumahnya, di Lebak Bulus."

"Di tengah perjalanan, tepatnya di Pasar Minggu, salah satu eksekutor mengalami sakit ayan. Supaya tidak mengganggu dikembalikan ke salah satu hotel kawasan Pejaten, diantar oleh RD."

"Di hotel tersebut sudah ada KA, istri RD. Sementara AK berangkat bersama dua orang eksekutor," sambung Nasriadi.

Sebelum sampai di rumah, AK sempat membeli jus timun campur jeruk dan obat tidur yang dosisnya sangat tinggi yang berisi 10 butir di kawasan Kalibata.

Sesampainya di Lebak Bulus, tepatnya di rumah Edi, AK tanpa melakukan aksi yang mencurigakan, bercengkrama dengan suaminya, Edi.

Saat Pembunuh Bayaran Bersembunyi, Aulia Kesuma Ajak Sang Suami, Pupung Sadili Berhubungan Badan
Saat Pembunuh Bayaran Bersembunyi, Aulia Kesuma Ajak Sang Suami, Pupung Sadili Berhubungan Badan (Facebook/Pupung Sadili)

Facebook/Pupung Sadli
Aulia Kesuma dan Pupung Sadli.
"Obat tidur yang dibeli dibubukkan lalu dimasukan ke dalam jus. Masing-masing lima butir yang dibubukan. Lima butir untuk Edi dan lima butir untuk Dana."

"Tersangka AK dan Edi ngobrol sebentar, sementara dua eksekutor menunggu di garasi," sambung Nasriadi.

Di dalam mobil, juga ada pembantu lainnya berinisial DL dan anak kandungnya, RN (4 tahun).

DL dan RN dibawa ke dalam rumah.

Setelah itu AK mengajak suaminya masuk ke kamar, lalu melakukan hubungan suami istri.
Sebelum melakukan hubungan suami istri itu, Edi meminum jus yang telah dicampur obat bius tadi.

"Minumnya di ruang tamu sebelum masuk ke kamar. Pada saat Edi meminum jus itu sempat bilang bahwa jus terasa pahit."

"Lalu tersangka menyebut jus itu sudah dicampur sayur-sayuran. Tanpa ada kecurigaan, jus dihabiskan saat itu juga."

"Setelah melakukan hubungan suami istri, saudara Edi tidur di lantai, karena biasa melakukan Yoga sebelum tidur."

"Edi tidur dalam keadaan terlentang, sementara AK memonitor apakah suaminya sudah tertidur atau belum," imbuhnya.

Pukul 21.30 WIB, AK memastikan bahwa Edi sudah tertidur pulas.

AK kemudian memanggil dua eksekutor yang tengah menunggu di garasi rumah untuk langsung membunuh Edi.

Saat itulah Edi dieksekusi dengan cara dibekap menggunakan handuk.

Kedua tersangka pembunuhan jenazah dibakar dalam mobil
Kedua tersangka pembunuhan jenazah dibakar dalam mobil (KOMPAS.COM/RINDI NURIS VELAROSDELA)

Kompas.com
Kedua tersangka pembunuh bayaran Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23) tiba di Polda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) pukul 19.07 WIB. Kedua tersangka berinisial S dan A.
Setelah mengeksekusi Edi, dua eksekutor menunggu di salah satu kamar, sambil menunggu Dana pulang.

"Saudara Edi lalu dinaikkan ke atas kasur, mengingat saudara Dana akan segera pulang. Sebelum Dana pulang ke rumah, datanglah tersangka KV. AK bertemu KV, memberitahu bahwa Edi sudah dihabisi."

"Setelah saudara Dana pulang, langsung membuka kulkas dan langsung meminum jus yang telah ditaburi obat tidur tadi dan jus dibawa ke kamar Dana," imbuh Nasriadi.

Setelah itu, KV mendatangi kamar Dana untuk memastikan apakah Dana sudah tertidur atau belum.

Namun Dana yang belum terpengaruh efek obat tidur diajak berbincang oleh KV.

Bahkan sempat bermain game bersama terlebih dahulu.

"Setelah main game, Dana tertidur. Sekitar pukul 24.00 WIB, KV kembali mengecek kamar Dana untuk memastikan dia tertidur lalu memanggil dua orang eksekutor yang sudah menunggu di salah satu kamar."

"Setelah itu mereka bertiga, disusul saudari AK melakukan eksekusi terhadap Dana. Pada saat itu, karena efek obat tidak terlalu berpengaruh, Dana sempat melakukan perlawanan."

"Bahkan sempat berteriak minta tolong. Disitulah saudara Dana dicekik, diikat dan lain sebagainya. Setelah dipastikan Dana sudah tidak bernyawa, jenazahnya disatukan dengan Edi," ungkap Nasriadi. (Ervananto Ekadilla/Suar.ID)

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved