Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Kristen Selasa 27 Agustus 2019 'Bukan Hanya dengan Kata Tetapi Perilaku Cinta Lingkungan!'

Renungan Kristen Selasa 27 Agustus 2019 'Bukan Hanya dengan Kata Tetapi Perilaku Cinta Lingkungan!'

Editor: maria anitoda
Pdt. DR Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
Renungan Kristen Selasa 27 Agustus 2019 'Bukan Hanya dengan Kata Tetapi Perilaku Cinta Lingkungan!' 

Menurut Pendeta Sefnat mengjarkan kepada anak-anak untuk cinta lingkungan tidak hanya lewat kata-kata tetapi juga lewat sikap dan perilaku kita sebagai orang tua.

Kita harus punya hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama manusia dan sesama ciptaan. 

Kita lakukan hal-hal yang sederhana yang bisa dicontohkan anak-anak, misalnya dengan Tuhan kita buat hal-hal apa saja, dengan sesama kita buat apa saja dan dengan alam kita buat apa yang nyata yang bisa jadi teladan anak-anak kita.

Kita melakukan yang hal-hal yang sederhana, tetapi berdampak besar bagi pertumbuhan rohani anak untuk cinta lingkungan, cinta sesama dan cinta Tuhan Allah Pencipta.

Selain Jambore Lingkungan hidup dan kegiatan nyata untuk memelihara lingkungan pendeta Sefnat juga telah membentuk semacam lembaga penyanggah cinta lingkungan di tingkat klasis yakni  Badan Pembantu Pelayanan Klasis untuk Lingkungan Hidup (BPPKLH).

Pembukaan Sidang Sinode GMIT di Tofa 25 Agustus 2019
 Pdt. Sefnat Sialana, STh, Ketua Klasis Alor Tengah Selatan pada acara Seminar seusai Pembukaan Sidang Majalis sinode ke 44 di GMIT Lahairoi Tofa, 25 Agutus 2019(istimewa)

Ke depan ia berharap lembaga ini dapat berperan aktif bersama gereja, pemerintah dan masyarakat untuk bukan hanya menjaga dan memelihara lingkungan alam, tetapi juga juga dapat menjadi pusat berpikir dan pembelajaran bagi gereja untuk melakukan aksi-aksi nyata bagi perlingungan dan pemeliharan lingkungan ciptaan Tuhan Allah ini dan menangani secara khusus masalah-masalah lingkungan hidup di Klasis Alor Tengah Selatan.

 Ia berharap ini juga bisa dibuat di klasis-klasis lain bahkan kalau bisa harus ada juga badan ini di tingkat Sinode GMIT.

Banyak hal baik yang telah ditunjukaan pendeta Sefnat Sialana, STh dalam pelayanannya sebagai pendeta di Alor, dimana ia sudah menjadi ketua Klasis empat periode (diselingi dengan beberapa kali Masa Jeda) di antaranya mendorong warga gereja untuk membuat pohon natal dari sampah plastik atau mengupayakan pohon natal yang sesuai konteks, perlindungan hutan dan pengelolaan air minum.

Menurut pendeta Sefnat kebiasaan merancang pohon natal di jemaat-jemaat di desa, lebih banyak menggunakan plastik dan pohon natal plastik jadi dari toko.

Tentunya tidak salah, tapi mestinya kita perlu berpikir ulang agar menemukan bentuk-bentuk baru yang sesuai konteks dan pemahaman iman jemaat kepada Yesus Kristus sebagai Benih Terbaik, Benih Tunggal Allah bagi dunia ini.

Benih bagi jemaat-jemaat di pedesaan bukan sesuatu yang asing, tapi itu merupakan harapan hidup. Merancang pohon natal dengan anakan di mulai sejak tahun 2000 hingga sekarang.

Setelah natal anakan-anakan itu tanam di kebun gereja, hutan gereja, mata air dan DAS.

Tentang hutan lindung diprogramkan sejak tahun 2010, bertujuan melindungi satwa (Babi, Rusa, Burung-burung, Ular, Musang, etc.) yang sedang terancam punah.

Karena hutan adalah salah satu penyangga kehidupan, tidak hanya hewan tetapi juga manusia. Ada 4 hutan lindung yang di bagi dalam 3 zona yaitu : zona inti, zona penyangga dan zona pemanfaatan.

Tentang pengelolaan air minum dilakukan sejak tahun 2005, bersama warga jemaat membangun sarana air minum dari Dana Abadi Jemaat yang di peruntukan bagi pemandirian mata jemaat Ebenheazer Apui, Klasish Alor Tengah Selatan.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved