Kodam V Brawijaya Skors Dandramil & 5 Oknum TNI, Terlibat Kasus Rasis Mahasiswa Papua?
Terlibat kasus rasis terhadap mahasiswa Papua, Kodam V Brawijaya skors Dandramil & 5 oknum TNI.
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Kasus ini tersebar cepat melalui media sosial dan akhirnya membuat warga Papua tersinggung dan akhirnya terjadilah kerusuhan di Papua.
Bahkan aksi massa dan mahasiswa pun terjadi di sejumlah daerah di Indonesia terkait kasus ras dan suku di Surabaya itu.
Sebagaimana dilansir POS-KUPANG.COM dari Sripoku.com (24/8/2019) dan Serambi Aceh, belakangan beredar rekaman video yang berisi tentang dugaan awal mula ucapan rasis itu terjadi.
Dalam video itu nampak ucapan rasis itu diduga diucapkan pertama kali oleh oknum anggota TNI penghuni Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustus 2019.
Video itu pun tersebar di media sosial dan sosok oknum TNI tersebut kini telah terungkap.
Berdasarkan rekaman video yang beredar, oknum TNI tersebut datang ke Asrama Mahasiswa Papua bersama rombongan pejabat kecamatan, koramil, dan Polsekta Tambaksari.
Ia setelah beredar foto tiang bendera yang dipasang di depan asrama bengkok hingga menyentuh got.
Pimpinan rukun warga menyebut foto kondisi tiang dan bendera itu menyebar di grup Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Pacar Keling, Tambaksari.
Mereka datang usai beredar foto tiang bendera yang dipasang di depan asrama bengkok hingga menyentuh got.
Siapa yang sebenarnya merusak tiang bendera?
Dorlince Iyowau, perwakilan mahasiswa Papua di Surabaya berkata "Kami tidak tahu-menahu soal bendera yang jatuh di got itu."
"Kami tahu ketika TNI datang dobrak-dobrak tanpa pendekatan hukum, yang langsung main hakim sendiri dengan Satpol PP dan ormas reaksioner."
"Jadi sekali lagi kami tidak tahu soal kejadian bendera yang jatuh dan kami tidak pernah membuang bendera yang mereka maksud itu ke got," kata Dorlince.
Sementara pengakuan dari pimpinan RW di kawasan asrama Kamasan juga tak mengetahui pelaku berkaitan dengan perusakan tiang bendera.
"Kondisi bendera itu kami tahu dari grup WhatsApp. Saya tidak melihat dengan mata sendiri. Tapi yang semua yang melihat pasti emosi," ujarnya.