Rocky Gerung Dosen Dian Sastro Pernah Diejek, Tapi Tak Pernah Coret Netizen Penghinanya di Medsos
Sebagai akademisi, Rocky Gerung di Pilpres 2019 lalu menunjukkan kecenderungan pilihan politiknya ke salah satu kontestan Pilpres 2019
"Saya juga tiap hari di-bully tuh, tapi saya enggak pernah anggap itu sebagai siksaan. Saya enggak tahu Anies tersiksa enggak dengan bully-an itu," tanya Rocky Gerung.
Ia menganggap bully yang diterima dirinya sering berubah-ubah.
"Karena saya anggap yang bully saya tiap hari enggak konsisten. Satu waktu saya dibilang Atheis, terus dibilang homo, terus dibilang womanizer itu sudah bertentangan homo ke womanizer. Terus impoten segala macam," kata Rocky Gerung.
• Kasus Ikan Asin, Rey Utami, Pablo Benua dan Galih Ginanjar Terancam Penjara 6 Tahun Berkas di Jaksa
• Terbaru, Lowongan Kerja BUMN PT Pertamina (Persero), Terima Pendidikan Minimal SMKA/SMK Sederajat
"Jadi terlihat bahwa yang bikin bully ke saya itu tak ada koordinatornya. Jadi resultance-nya nol, ngaco saja" ucap Rocky Gerung.
Baca: Daftar 10 Tokoh Muda Disebut Jadi Menteri Jokowi, 2 Pengusaha Muda, 2 Anak Konglomerat, Suami Artis
Lantas ia menilai apa yang diterima Anies Baswedan terlihat ada koordinatornya.
Dari pengamatannya, tak hanya warga DKI Jakarta namun juga luar Jakarta yang merundung Anies Baswedan.
"Tapi Anies kelihatannya ada koordinator bully kenapa? Karena saya perhatikan yang bully Anies itu bukan sekedar warga Jakarta, warga non Jakarta pun bully Anies. Satu Indonesia bully Anies," papar Rocky Gerung.
"Artinya ada konduktornya, ada orkestrasi untuk bully Anies." papar Rocky Gerung.
Dirinya lalu mendiskusikan lebih jauh, alasan mengapa Anies bisa di-bully.
"Baru kita ajukan pertanyaan lagi, kenapa dia di-bully satu Indonesia. Itu bukan soal keahlian teknis, ini adalah soal yang lebih politis, pasti itu," ujarnya.
"Jadi itu soalnya, nah kita usut satu per satu apa soalnya itu, karena ada konsekuensi peristiwa politik. Dari nasi goreng, nasi kebuli segala macam, macam-macam itu. Dan orang mau cicil bully-an itu untuk lihat psikologi Anies," papar Rocky Gerung.

Ia lantas mengatakan Anies sebenarnya tidak sedang di-bully karena ia pejabat publik.
"Bully itu biasanya yang jadi persoalan kan kalau anak kecil di-bully. Jadi bully itu bukan soal politik, menghina martabatnya orang itu mem-bully. Tapi kalau menghina pejabat politik, itu bukan bully," katanya.
"Karena pejabat publik itu memang terbuka untuk dihina, dicaci maki bahkan. Karena kalau kita kritik itu jabatannya bukan orangnya. Tapi kalau soal ras tadi, segala macam, identitas privat itu baru bully itu," paparnya menjelaskan.
Sedangkan melihat reaksi Anies, ia merasa hanya sia-sia untuk merundungnya.