Terungkap Alasan Megawati Pilih Risma Jadi Ketua PDIP, Begini Jawaban Sederhana Risma

Terungkap alasan Megawati pilih Risma jadi Ketua PDIP, Begini Jawaban Sederhana Risma

KOMPAS.com/GHINAN SALMAN
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 

Terungkap alasan Megawati pilih Risma jadi Ketua PDIP, Begini Jawaban Sederhana Risma 

POS-KUPANG.COM, DENPASAR - Megawati Pilih Risma Jadi Ketua PDIP, Siap-Siap Maju Pilgub DKI Jakarta Saingi Anies Baswedan?

Walikota Surabaya Tri Rismaharini dipercaya Ketua Umum PDIPMegawati Soekarnoputri untuk duduk di jajaran DPP PDIP periode 2019-2025.

Walikota terbaik dunia ini masuk dalam jajaran pengurus DPP PDIP seperti yang dibacakan Ketua DPP PDIP MegawatiSoekarnoputri dalam penutupan Kongres V PDIP, di Inna Grand Bali Beach Sanur, Sabtu (10/8/2019).

Sebagai formatur tunggal, Megawati memiliki hak prerogatif dalam dalam memilih anak buahnya untuk menyukseskan program partai 5 tahun ke depan.

Walikota Surabaya dua periode ini, Risma dipercaya sebagai Ketua Bidang Kebudayaan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, saat berkunjung ke Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, saat berkunjung ke Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Rabu (31/7/2019). (KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES)

Berikut ini susunan lengkap kepengurusan DPP PDI Perjuangan periode 2019-2024:

1. Ketua Umum: Megawati Soekarnoputri
2. Ketua bidang Kehormatan Partai: Komarudin Watubun
3. Ketua bidang Pemenangan Pemilu: Bambang Wuryanto
4. Ketua bidang Ideologi dan Kaderisasi: Djarot Saiful Hidayat
5. Ketua bidang Keanggotaan dan Organisasi: Sukur Nababan

6. Ketua bidang Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, Puan Maharani
7. Ketua bidang Hukum HAM dan Perundang-undangan: Yasona Laoly
8. Ketua bidang Perekonomian: Sahid Abdulah
9. Ketua bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup: Muhammad Prakosa
10. Ketua Pangan pertanian petani dan lingkunhan hidup: I Made Urip

11. Ketua Bidang Perikaanan: Rohmin
12. Bidang Luar Negeri: Ahmad Basarah
13. Bidang Penanggulangan Bencana: Ripja Ciptaning
14. Bidang Industi Tenaga Kerja Jaminan Sosial: Nursiman Sujono
15. Ketua bidang Kesehatan dan Anak: Sri Rahayu

16. Ketua Bidang Kebudayaan : Tri Rismaharini
17. Ketua bidang Koperasi dan UMKM: Mindo Sianipar
18. Ketua bidang Pariwisata: Wirianti
19. Ketua bidang Pemuda dan Olahraga: Erico Sotarduga
20. Ketua bidang Keagamaan dan Kepercayaan kepada Tuhan YME: Hamka Haq

21. Ketua Bidang UMKM, Kreatif dan Digital: Muhammad Prananda
22. Sekretaris Jenderal: Hasto Kristiyanto
23. Wakil Sekjen bidang Internal: Utut Adianto
24. Wakil Sekjen bidang Program Pemerintahan: Arif Wibowo
25. Wakil Sekjen bidang Program Kerakyatan: Sadarestu

26. Bendahara Umum: Olly Dondokambey
27. Wakil Bendum bidang Internal: Rudianto Tjen
28. Wakil Bendum bidang Program: Juliari Batubara.

* Pilgub DKI Jakarta

Belakangan ini, nama Walikota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma, banyak disebut bisa jadi sosok potensial untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2022 mendatang.

Hal ini ramai seusai kunjungan kerja DPRD DKI Jakarta dalam rangka studi banding persoalan sampah ke Surabaya, Senin (29/7/2019) lalu.

Dalam forum yang digelar di ruang Wali Kota, satu dari rombongan itu sempat melempar statement, persoalan sampah di Jakarta dapat selesai jika Risma ikut maju dalam Pilgub DKI Jakarta mendatang.

* Potensi Risma

Menanggapi hal itu, pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo mengatakan, track record dan pengalaman Risma selama memimpin Kota Surabaya dirasa dapat menjadi modal untuk Risma maju ikut berkontestasi.

"Bu Risma ini seperti meteor yang melejit luar biasa dengan cepat," kata Suko kepada TribunJatim.com (grup surya.co.id), Rabu (31/7/2019).

Menurutnya, Risma yang disebut berpotensi maju di Pilgub DKI Jakarta adalah hal wajar lantaran Risma adalah potret pemimpin yang unik, yang jarang dimiliki oleh pemimpin lainnya.

Suko Widodo menuturkan tipikal kepemimpinan Risma yang tegas dan lugas, dinilai mampu menjawab kebutuhan persoalan DKI Jakarta yang tergolong kompleks.

"Bu Risma pemimpin yang pekerja keras, tegas, jujur dan clean, dan punya konsep yang jelas dan konsisten," sambungnya.

Selain itu, Suko Widodo menilai Risma adalah figur yang bisa dengan cepat merebut hati publik.

"Kalau kemudian dia dibawa ke Jakarta tipologi Bu Risma bagus, karena dia memiliki karakter yang orisinil, blak blakan dan kemudian tegas," ujarnya

Suko Widodo tak memungkiri Surabaya memang berbeda dengan DKI Jakarta.

Kendati demikian, ia percaya berdasar track record yang dimiliki Risma, Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu mampu menjawab tantangan Ibu Kota, jika pada akhirnya Risma benar-benar 'hijrah' ke DKI Jakarta.

* Jawaban Risma

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini telah diminta tanggapan perihal namanya yang banyak disebut potensial untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2022 mendatang.

Namun, Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu, tak banyak berkomentar dan sempat melempar candaan kepada awak media yang terus mendesaknya menjawab isu tersebut.

"Belum tahu, wong masih lama kok. Sopo sing nawari? Sing nawari awakmu (wartawan) toh," seloroh Risma.

Sementara pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai apabila Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani maju ke DKI Jakarta maka pertarungan yang menarik akan terjadi.

Risma berpotensi sebagai penentu karir politik Gunernur DKI Jakarta saat ini Anies Baswedan.

"Bu Risma belakangan ini menguat, dan saya kira PDIP akan mencermati jeli. Kalau dia (Risma) diajukan ke Ibu Kota, itu menarik," ujar Burhan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2019).

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia itu mengatakan PDIP akan mendapatkan keuntungan jika mengusung Risma di DKI Jakarta pada Pilkada 2022. Sebab Risma terbukti sukses menjadi Wali Kota di Surabaya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (KOMPAS.com/GHINAN SALMAN)

* Identitas Tri Rismaharini?

Tri Rismaharini atau dikenal dengan panggilan Risma memiliki nama lengkap Dr (HC) Ir Tri Rismaharini MT.

Tri Risma lahir di Kediri, Jawa Timur, 20 November 1961.

Tri Risma adalah Walikota Surabaya yang menjabat sejak 17 Februari 2016. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Walikota Surabaya pada 28 September 2010 hingga 28 September 2015.

Tri Risma adalah wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang sejarah. Risma juga tercatat sebagai wanita pertama yang dipilih langsung menjadi wali kota melalui pemilihan kepala daerah sepanjang sejarah demokrasi Indonesia di era reformasi dan merupakan kepala daerah perempuan pertama di Indonesia yang berulang kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia.

Sebelum menjadi wali kota, Risma menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (Bappeko) hingga tahun 2010.

Risma meniti karier sebagai seorang pegawai negeri sipil (PNS) Kota Surabaya sejak dekade 1990-an.

Pada tanggal 14 September 2018 dalam Kongres UCLG-ASPAC 2018 (Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah Se-Asia Pasifik) di Surabaya, Tri Rismaharini terpilih secara aklamasi sebagai Presiden UCLG-ASPAC untuk masa bakti 2018-2020 menggantikan Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan, Won Hee-ryong.

Deretan Sindiran Pedas Megawati Pada Prabowo Hingga Jokowi Saat Kongres PDIP Rocky Gerung Nyinyir.

Putri Bung Karno,  Megawati Soekarnoputri kembali dipercaya oleh 34 DPD dan 514 DPC untuk kembali memimpin DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) periode 2019-2024.

Pengambilan sumpah Megawati sebagai ketua umum PDIP dilakukan dalam rapat pleno Kongres V PDI Perjuangan (PDIP) yang dilaksanakan secara tertutup pada Kamis (8/8/2019) malam.

Sidang yang dipimpin Soerjo Respationo, seluruh pengurus cabang dan daerah menyampaikan sikap dan pandangannya.

Pengurus PDIP dari seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri dibagi menjadi 9 zona. Yakni Sumatera, Sulawesi, Papua, Pulau Jawa dan Bali, Kalimantan, Maluku dan Maluku Utara, Propinsi Aceh, DPLN Zona Eropa dan Amerika Serikat, dan DPLN Zona Asia.

Masing-masing pengurus wilayah pun menyampaikan pemandangannya atas berbagai isu yang dihadapinya masing-masing.

Namun semua selalu memulai dengan keputusan dari pengurus di tiap zona untuk meminta dan menyetujui agar Megawati Soekarnoputri kembali memimpin partai untuk periode 2019-2024.

Setelah itu, Soerjo lalu menyatakan keputusan bahwa seluruhnya menyetujui keputusan itu. Dan meminta agar Megawati Soekarnoputri bersedia diambil sumpahnya menjadi ketua umum.

"Apakah Ibu Megawati Soekarnoputri bersedia untuk kembali menjadi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan periode 2019-2024?" tanya Soerjo.

"Ya, saya bersedia," jawab Megawati.

Setelahnya, Megawati menyampaikan sumpahnya sebagai ketua Umum.

Pengambilan sumpah itu selesai, Megawati lalu diminta untuk menyampaikan pidatonya.

"Terima kasih saya telah mendapat tugas berat disuruh lagi menjadi Ketua Umum PDIP. Meskipun berat sekali tapi karena saya berpikir demi kepentingan bangsa dan negara. Dan alhamdulillah saya diminta secara aklamasi oleh 34 DPD dan sekarang dengan penuh penghormatan dan kehormatan dipilih oleh utusan partai di dalam bagian AD/ART kta yaitu sebuah institusi tertinggi partai yg namanya kongres partai yang kelima," ucap Megawati mengawali pidatonya.

"Dengan segala hormat tugas ini saya terima," lanjut Megawati yang langsung mendapat applaus dari seluruh peserta kongres.

* Rocky Gerung Kritik Nama Partai Demokrasi ditengah Nama PDIP

Dengan terpilih kembali ini maka massa kepemimpinanya sejak tahun 1999 atau selama 20 tahun akan terus berlanjut.

Pengamat politik Rocky Gerung pernah mengkritisi unsur penamaan pada partai berlambang banteng moncong putih itu.

Menurutnya, nama 'demokrasi' di tengah penamaan PDIP berseberangan dari kenyataan yang sesungguhnya.

PDIP tidak mencerminkan demokrasi sama sekali lantaran mempertahankan figur serupa selama 20 tahun.

"Ya nama partainya aja demokrasi. Jadi kalau nggak ada perubahan berpikir tentang konsep demokrasi, ya akan terus dengan keanehan yang sama," ungkap Rocky Gerung di kawasan Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Jumat (2/8/2019).

Keputusan PDIP pun tidak dianggap Rocky Gerung sebagai sebuah keanehan.

Sebab menurutnya, hal aneh yang diulang terus menerus dan telah menjadi kebiasaan, lambat laun akan berubah lumrah.

"Menurut saya nggak aneh itu. Kalau puluhan tahun yang aneh itu dilakukan terus, artinya tidak aneh lagi," kata dia.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Kongres V PDIP belum bisa memastikan akan ada penambahan struktur partai seperti Wakil Ketua Umum ataupun Ketua Harian.

Namun, Hasto memastikan, struktur tersebut akan dibahas khusus dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kongres tersebut.

Ia juga mengisyaratakan, jika Megawati akan kembali terpilih sebagai Ketum PDIP berikutnya.

"Terkait dengan struktur, tentu saja nanti ketua umum terpilih dalam hal ini adalah Ibu Megawati Soekarnoputri, karena berdasarkan hasil Rakernas IV PDIP dan juga aspirasi dari bawah, memohon ibu Megawati untuk berkenan menjadi ketua umum kembali," ujar Hasto Kristiyanto saat jumpa pers persiapan Kongres V PDIP di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).

Secara tak langsung, peryataan Hasto itu sekaligus menegaskan bahwa Megawati Soekarnoputri akan terpilih kembali untuk periode kelima sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.

Hasto pun belum bisa menjawab kapan Megawati akan digantikan dan siapa sosok penggantinya yang dipersiapkan untuk periode selanjutnya.

Menurut Hasto, hal itu tergantung tergantung isyarat dari langit.

"Bagaimana ke depannya, partai punya cara, tetapi partai punya tradisi dalam membaca suasana kebatinan rakyat, partai juga punya tradisi dalam melihat suasana dan juga campur tangan Allah SWT terhadap kepemimpinan partai," ungkap Hasto.

Sebagai informasi, Megawati disebut sebagai ketua umum partai terlama di Indonesia.

Ia terpilih sebagai Ketua Umum PDIP sejak 1999. Semenjak itu, Megawati selalu terpilih sebagai ketua umum dalam kongres PDI Perjuangan.

* Prabowo hingga JK diundang

Sekretaris PDIPerjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, sejumlah tokoh akan diundang dalam acara Kongres V PDIP yang akan digelar pada 8-10 Agustus 2019 di Bali.

Hasto mengatakan, Presiden terpilih Joko Widodo akan hadir dan membuka acara Kongres V PDIP.

Selain itu, ia menyebut, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turut diundang dalam acara tersebut.

Sebut Khusus Prabowo dan Ahok di Kongres PDI-P,  Megawati; Siap Tempur?
Sebut Khusus Prabowo dan Ahok di Kongres PDI-P, Megawati; Siap Tempur? (Tribun Manado)

Hal itu disampaikan Hasto saat jumpa pers persiapan Kongres V PDIP di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).

"Dalam pertemuan dengan Ibu Megawati beberapa waktu lalu, Pak Prabowo menyatakan beliau akan hadir," ujar Hasto Kristiyanto.

Sejumlah tokoh lainnya yang diundang antara lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin,  jajaran menteri Kabinet Indonesia Kerja, serta tokoh-tokoh organisasi agama seperti Muhamadiyah, NU, dan KWI dan organisasi keagamaan lainnya.

Selain itu, lanjut Hasto, senior partai, pengamat politik mitra PDIP, budayawan, dan bekas menteri kabinet Gotong Royong akan diundang dalam acara tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Eriko Sotarduga mengatakan, total akan ada 2047 orang utusan partai yang akan hadir dalam Kongres V PDIP.

Rinciannya, 3 orang perwakilan struktur mulai dari ketua, bendahara dan sekretaris dari setiap Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang berjumlah 514 cabang. 3 orang perwakilan dari ketua, bendahara dan sekretaris setiap Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang berjumlah 34 daerah, serta sayap-sayap partai PDIP juga turut diundang.

Sentilan-sentilan Megawati dalam Pidato Politik Kongres PDI P di Bali

Mengutip Kompas.com, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sempat mencurahkan perasaannya saat menyampaikan pidato politik di Kongres V PDI-P di Hotel Grand Inna Bai Beach, Kamis (8/8/2019).

Tak jarang ia juga melontarkan sindiran dengan nada bergurau ke lawan politik yang hadir, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Misalnya saja saat ia menceritakan bagaimana lelahnya berkompetisi saat Pilpres 2019.

Lalu ia melontarkan tantangan kepada Prabowo jika nanti kembali berseberangan di Pilpres 2024.

"Iya lho, kan capek ya kalau disuruh namanya tempur terus. Ya sudahlah nanti tempur lagi di 2024. Siap?" kata Megawati diiringi tawa dan tepuk tangan para tamu undangan.

Prabowo juga ikut tertawa dan bertepuk tangan mendengar pernyataan itu.

Sindiran Megawati tak hanya berhenti sampai di situ.

Ia mengaku sempat jengkel ketika tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memindahkan posko kemenangan mereka ke Jawa Tengah dalam kampanye Pemilu 2019.

Megawati mengatakan, ia merasa jengkel karena Provinsi Jawa Tengah merupakan basis pendukung PDI-P yang notabene merupakan partai pengusung pasangan Joko Widodo-Maruf Amin, pesaing Prabowo-Sandi.

"Waktu itu Pak Prabowo katanya dipindahkan poskonya, ini terus terang, dipindahkan ke Jawa Tengah. Saya sudah mikir nih, hmmm gue datangin juga nih si Bowo. Ya dong, jengkel dong, orang sudah tahu itu tempatnya banteng lho," kata Megawati.

Pernyataan itu sontak membuat riuh ruangan kongres.

Seluruh kader partai berlambang banteng itu pun tertawa.

Mendengar rencana tersebut, Megawati langsung turun ke Provinsi Jawa Tengah.

Ia menginstruksikan agar para kader mempertahankan Jawa Tengah sebagai "kandang banteng".

"Kalau kalian banteng, berhenti merumput, gosok tanduk kamu! Aduh capek juga lho pak, situ sih bikin-bikin capek saya," ujar Megawati menyindir Prabowo.

Ia mengaku kebingungan mau mengucapkan terima kasih atas kehadiran siapa lagi sebab terlalu banyak yang minta diundang.

"Saya kok enggak diundang, saya kok enggak diundang," ucap Megawati menirukan orang-orang yang ia dengar ingin diundang datang ke Kongres PDI-P di Bali.

Ia lalu menceritakan percakapannya dengan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.

"Enak lho, To (Hasto) kalau jadi pemenang terus. Semua orang mau merapat. Yang enggak kenal saya saja senyum manis, salaman...," katanya yang disambut tawa para kader dan tamu yang hadir di Hotel Inna Grand Bali Beach.

Megawati Soekarnoputri tahun 1998.
Megawati Soekarnoputri tahun 1998. (KOMPAS/ARBAIN RAMBEY)

"Dulu mana mau Pak Jokowi.... Saya sudah merasakan ditinggal orang," kata Mega yang kembali membuat ruangan pun riuh rendah.

Jatah menteri Persoalan jatah menteri untuk PDI-P juga tak luput disinggung oleh Megawati.

Pernyataan presiden kelima RI itu membuat geger ruang kongres.

Pasalnya calon presiden terpilih Joko Widodo dan calon wakil presiden terpilih Maruf Amin juga hadir di ruangan itu.

Awalnya, Megawati bercerita mengenai kekalahannya pada Pemilu 2004.

Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu terpilih menjadi presiden menawarkan sekitar delapan kursi menteri untuk diisi kader PDI Perjuangan.

Megawati dengan tegas menolaknya.

Namun kini, lain cerita.

PDIPerjuangan dari Pemilu 2014 hingga Pemilu 2019 berjaya, apalagi salah satu kadernya telah dua kali menjabat sebagai presiden.

"Kalau nanti (pemerintahan baru) Pak Jokowi, mesti ada menteri (untuk kader PDI-P). Mesti banyak," ujar Megawati dengan suara lantang. Pernyataan Megawati itu disambut sorak-sorai kader PDI-P yang hadir.

"Orang kita ini pemenang pemilu dua kali. Betul tidak?" kata Megawati.

"Betul," jawab para kader serempak.  Megawati menegaskan bakal menolak apabila Presiden Jokowi hanya memberikan sedikit jatah kursi menteri untuk diisi kader PDI-P.

"Jangan nanti (Jokowi mengatakan), Ibu Mega, saya kira karena PDI-P sudah banyak kemenangan, sudah di DPR, saya kasih empat (kursi menteri). Emoh, tidak mau, tidak mau, tidak mau," ujar Megawati.

Pernyataan itu membangkitkan sorak-sorai para kader. Mereka juga berteriak "tidak mau, tidak mau" sembari bertepuk tangan.

Megawati kemudian berkelakar, "Memang begitu dong. Orang yang enggak dapat saja minta". "Ini di dalam kongres partai Pak Presiden, saya minta, dengan hormat PDI-P akan masuk ke dalam kabinet dengan jumlah menteri terbanyak. Sip," lanjut Megawatiyang kembali disambut sorak-sorai kader.

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Megawati Pilih Risma Jadi Ketua PDIP, Siap-Siap Maju Pilgub DKI Jakarta Saingi Anies Baswedan?, https://kupang.tribunnews.com/2019/08/10/megawati-pilih-risma-jadi-ketua-pdip-siap-siap-maju-pilgub-dki-jakarta-saingi-anies-baswedan?page=all

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved