TEGA NIAN! Ayah Ikat Anak Bayinya Berusia Dengan Tali Rafia di Dalam Rumah, Ini Alasannya!

TEGA NIAN! Ayah Ikat Anak Bayinya Berusia Dengan Tali Rafia di Dalam Rumah, Ini Alasannya!

Editor: Bebet I Hidayat
Dokumen Ilo via Kompas.com
DDS (2) yang dianiaya ayah kandungnya tengah menjalani perawatan di RSU WZ Johannes Kupang. DDS didampingi ibunya, Erni Lakusaba (41). 

POS-KUPANG.COM - TEGA NIAN! Ayah Ikat Anak Bayinya Berusia Dengan Tali Rafia di Dalam Rumah, Ini Alasannya!

Seorang ayah tega mengingat anak bayinya yang masih berusia 1,5 tahun di dalam rumah.

Ia diikat dengan sebuah tali rafia.

Bocah pria berinisial A (1,5) diduga menjadi korban kekerasan oleh ayahnya yang berinisial WDD di Kelurahan Rangkah, Tambaksari, Surabaya.

A ditemukan dalam kondisi terikat menggunakan tali rafia di rumahnya pada Sabtu (3/8/2019).

Kepala BPB Linmas Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan awalnya pihaknya mendapat laporan dari Satpol PP.

“Setelah mendapat laporan, kami ke lokasi,” kata Eddy kepada SURYAMALANG.COM.

Balita laki-laki itu terikat tanpa busana, dan hanya mengenakan popok.

Akhirnya, Linmas melepaskan tali yang mengikat A, dan berusaha mengevakuasi untuk dilakukan tindak lanjut.

Namun, proses evakuasi tidak mudah. Sebab, WDD bersikukuh enggan anaknya dievakuasi oleh petugas.


Bocah pria berinisial A (1,5) diduga menjadi korban kekerasan oleh ayahnya yang berinisial WDD di Kelurahan Rangkah, Tambaksari, Surabaya. (Ist via SuryaMalang)

Nikmati Lagu Sewu Kutho Milik Didi Kempot, Jokowi Sampaikan Alasan Ini di Akun Twitter

VIDEO: Terkuak Ini yang Akan Dilakukan Ahok Usai Ceraikan Veronica Tan dan Nikahi Puput Nastiti Devi

“Kami sempat berseteru. Informasinya, ayahnya agak gangguan jiwa,” sambung Eddy.

Setelah mengevakuasi A, petugas membawa WDD ke Liponsos Keputih Surabaya.

“Kita bawa anaknya, kami mandikan, dan kami kirim ke Liponsos Kalijudan,” terangnya.

A dibawa ke Liponsos Kalijudan sekitar pukul 18.30 WIB kemarin.

Namun, WDD yang ditemani Ketua RT setempat, Sriyono menjemput A untuk dibawa pulang ke rumahnya.

Sriyono mengakui WDD dibawa ke Liponsos Keputih karena diduga mengalami gangguan kejiwaan.

Setelah diperiksa, WDD dinyatakan normal, dan diperkenankan pulang.

“Makanya dia langsung menjemput anaknya,” lanjut Sriyono.

Sriyono mengungkapkan saat ini A hanya tinggal bersama WDD.

Ibunda A telah lama meninggalkan A bersama sang ayah.

Ibu A pergi meninggalkan rumah dengan membawa serta enam kakak kandung A.

WDD memang tidak ingin anaknya hilang kala dia tidak di rumah. Sebab, A tergolong balita yang aktif.

“Katanya, dia takut anaknya hilang atau ketabrak mobil saat ditinggal,” kata Sriyono.

Sriyono mengungkapkan para tetangga kerap menasehati WDD agar tidak memperlakukan A demikian.

Disulut Rokok

Pria bernama Abraham Sabneno alias Bram (45) menganiaya bayinya DDS (2) yang menderita gizi buruk, mulai dari bakar wajah dengan puntung rokok hingga penganiayaan lainnya yang menyebabkan patah tulang.

Selain menganiaya DDS, Bram juga menganiaya anak-anaknya yang lain sejumlah 8 orang, mulai dari mengikat di pohon hingga mengurung di kandang kambing.

Kekejian Bram satu per satu terungkap oleh penyidik Polsek Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur ( NTT ).

Selama ini, Bram tinggal bersama pasangan tidak sah, Erni Lakusaba (41) serta 8 orang anaknya di Desa Oenesu, Kecamatan Kupang Barat.

Dari pengakuan Erni, kejadian penganiayaan terhadap anak-anak mereka kerap terjadi, namun ia tak berani melapor karena takut pada Bram.

Hal ini disampaikan oleh Kasubag Humas Polres Kupang Iptu Simon Seran, kepada Kompas.com, Jumat (19/7/2019) pagi.

"Untuk penganiayaan dan penyiksaan dengan cara pelaku mengikat salah satu anaknya di pohon dan mengurung di kandang kambing."

"Menurut pengakuan Erni Lakusaba, memang betul dan sudah sering terjadi," ungkap Simon.

Erni disebut enggan melapor ke polisi karena takut dibunuh oleh pelaku.

Bahkan Erni dan 8 anaknya sempat diancam akan dibunuh oleh Bram setelah Erni melaporkan kekejamannya ke Polsek Kupang Barat, Minggu (14/7/2019).

Karena takut dengan ancaman itu, Erni dan anak-anaknya mengungsi ke rumah kerabatnya di wilayah Kota Kupang.

Saat ini Erni dan anak-anaknya berada di RSU WZ Johannes Kupang lantaran DDS yang butuh perawatan medis.

Diberitakan sebelumnya, Bram menyiksa DDS dengan cara membakar mulut dan wajah putrinya dengan puntung rokok akibat jengkel dengar tangisannya.

Tak hanya itu, Bram juga memukul tangan kanan dan kaki kiri DDS hingga patah tulang.

Puncaknya adalah ketika penganiayaan parah terhadap DDS yang membuat Erni berlari keluar rumah dan dikejar oleh Bram sambil membawa parang dan kayu.

Namun Erni berhasil berlari menuju Kantor Polsek Kupang Barat dan melaporkan kejadian itu, Minggu (15/7/2019). (*)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved