Opini
Opini RD. Maxi Un Bria ''Bangunlah Jiwanya''
Opini RD. Maxi Un Bria ''Bangunlah Jiwanya''"Ne cede malis"; Jangan kalah oleh hal-hal jelek !
OPINI
Bangunlah Jiwanya
RD. Maxi Un Bria
Rohaniwan Keuskupan Agung Kupang
"Ne cede malis"; Jangan kalah oleh hal-hal jelek !
(Proverbia Latina, 2006, p.159 )
Sedikit waktu lagi kita akan merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Waktu 17 Agustus 1945 menuju 17 Agustus 2019 bukanlah waktu yang singkat. Perjalanan Bangsa Indonesia berada dalam ruang dan waktu.
Dalam perjalanan waktu itulah kita menegaskan diri sebagai bangsa yang besar, dengan kekayaan sumber daya alam, keanekaragaman budaya, suku, agama, ras dan sumber daya manusia yang handal.
Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat dan mandiri, sejajar dengan bangsa-bangsa lain di mata dunia. Hari ini Indonesia dibawa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, terus melaju menata diri dalam berbagai bidang untuk hadirkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan di berbagai bidang sesuai dengan harapan para Bapak Bangsa, penggagas dan pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Momentum perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia, kembali mengajak segenap rakyat Indonesia untuk berefleksi tentang makna kemerdekaan dan cita-cita kemerdekaan sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
"Kemerdekaan adalah hak segala bangsa", oleh karena hak itu telah diperoleh, maka segenap rakyat bangsa ini juga wajib mengisi kemerdekaan dengan cara-cara yang dipandang dan dipercaya baik serta mulia untuk mencapai kesejahteraan rakyat, perdamaian dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pertanyaannya adalah sejauh mana anak-anak bangsa memaknai dan mengisi kemerdekaan yang ditelah diperjuangkan dan dianugerahkan Allah ? Sampai di sini kita pantas bermenung.
Wage Rudolf Supratman, telah menunjukan cinta dan jiwa nasionalismenya terhadap Bangsa Indonesia dengan menggubah lagu, Indonesia Raya. Untaian kata-kata " Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku, bangsaku rakyatku semuanya, bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia raya".
Lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya menggugah dan mengetuk hati putera-puteri Indonesia untuk membangun kesadaran dan cinta yang mendalam terhadap tanah air Indonesia dan kemerdekaan yang telah diraih 74 tahun lalu.
Bangunlah jiwanya ! Seruan yang tetap relevan sepanjang waktu. Jiwa yang terbangun adalah jiwa yang selalu sadar.
Sadar tentang eksistensi kehadirannya di masa lalu, masa kini dan menuju masa depan. Jiwa yang bangun, memiliki niat suci dan mulia untuk mengisi hari-hari hidup dan kemerdekaan secara bertanggungjawab dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Religiositas, Kemanusiaan, Persatuan, Keadilan, demokrasi, kerakyatan dan perdamaian.
Tanpa kesadaran jiwa yang tinggi terhadap pentingnya mengisi kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat untuk mempercepat kemajuan dan menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, kita kehilangan akan kesempatan baik dan terkungkung dalam keterbelakangan.
Seruan Bangunlah jiwanya, dapat direflekisikan demikian. Pertama, Bangsa Indonesia dengan spirit persatuan memiliki komitmen untuk merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu. Menjaga harmonitas dan toleransi hidup bersama dalam bingkai Dasar Negara Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika.
Kedua, berbagai bentuk tindakan penjajahan, ketidakadilan, kemiskinan, korupsi, terorisme, radikalisme, hoax dan narkoba mesti diperangi dan dilawan oleh segenap anak bangsa.
Kesadaran bahwa hal-hal di atas dapat menghancurkan perjalanan bangsa kedepan, terus dibangun agar kita tidak masuk dalam lingkaran kejahatan tersebut.
Ketiga, kaum muda terus mengembangkan diri dan meningkatkan segala potensi dan kretivitas dalam berbagai bidang untuk mengisi dan memaknai kemerdekaan Inonesia serta sanggup berkompetisi dengan anak-anak bangsa lain di dunia.
Keempat, kesadaran bahwa persaingan di era global menuntut mutu, efesiensi, efektifitas dan transparasi sepantasnya memacu setiap pihak untuk membangun karakter yang berintegritas, tangguh dan unggul di bidang tugas dan kerjanya masing-masing.
Kelima, Bangsa Indonesia hidup berdampingan dengan bangsa-bangsa lain. Pasar bebas telah melanda dunia termasuk di Indonesia. Pergerakan jasa, barang dan uang lintas negara yang tidak terbendungkan menantang setiap insan baik sebagai pribadi maupun sebagai komunitas untuk menegaskan diri sebagai pribadi yang berkualitas mampu berkompetisi di era global.
Keenam, sebagai bagian utuh dari Bangsa Indonesia, kita terus memacu diri untuk mengembangkan segala potensi diri secara optimal agar ikut berpartisipasi mengisi kemerdekaan secara benar dan bertanggungjawab serta mampu memberikan kontribusi yang berguna bagi percepatan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Bangunlah jiwanya !Bangunlah Badannya! mengingatkan kita semua untuk mengembangkan kesadaran yang total dan gigih dengan tetap memilihara cita-cita yang mulia dan luhur. Indonesia di mata bangsa-bangsa lain ikut diperhitungkan sebagai negara yang berdaulat dan berpengaruh.
Kita sedang membangun diri dan memantapkan diri sebagai bangsa yang besar dan yang dapat memberikan pegaruh-pengaruh baik serta positif bagi keamanan internasional dan perdamaian dunia.
Selanjutnya refleksi tentang makna kemerdekaan sepantasnya membangun kesadaran jiwa dan membakar semangat segenap anak bangsa untuk mengembangkan diri secara optimal, sebagai bagian utuh dalam mengisi kemerdekaan.
Hari ini dan di masa depan kita ingin membangun komitmen yang tegas bahwa sekali merdeka, tetap merdeka. Kita tidak mau kedaulatan dan kemerdekaan yang telah diraih, dikaburkan dan dihancurkan oleh musuh bersama; narkoba, korupsi, hoax, terorisme dan radikalisme yang belakangan terus berupaya untuk tumbuh.
Sampai di sini nasihat "Ne cede malis"; Jangan kalah oleh hal-hal jelek ! menjadi relevan untuk dikaji. Lakukan hal-hal baik untuk hidup dan memaknai kemerdekaan bangsa. Anak-anak, remaja dan generasi muda terus mempersiapkan diri agar pada saatnya tampil secara elegan, kreatif dan penuh percaya diri memberikan kontribusi bagi Indonesia dan dunia. Marilah kita bangkit.
Melanjutkan komitmen dan cita-cita para pendiri bangsa. Sekali merdeka tetap merdeka.Soekarno, Proklamator Kemerdekaan NKRI pernah berujar :
"Lakukan kebaikan untuk orang lain, bahkan ketika mereka tidak melakukan kebaikan bagi Anda, orang lain tentu akan berbuat baik kepada Anda. Jika masih ada rasa malu dan takut di hati seseorang untuk berbuat baik, pasti tidak akan ada kemajuan sama sekali.
"Marilah terus berbuat baik, mulai dari hal-hal kecil di sekitar kita. Tumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa Indonesia.
Kita Indonesia. Kita bangkit. Perangi dan kalahkan segala hal yang menghambat kemajuan diri dan bangsa. Salve. (*)