Berita Pendidikan
Ini Yang Dilakukan Empat Dosen Administrasi Fisip Undana Terhadap Pelaku Kuliner Lasiana
Mereka dibimbing oleh empat dosen dari FISIP, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Sebanyak 30 ibu pelaku usaha kuliner di pantai wisata Lasiana Kota Kupang antusias belajar membuat puding dan bolu kukus dari jagung muda.
Mereka dibimbing oleh empat dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
Keempat tersebut antara lain, Dra. Erna Giri M.Si, selaku ketua tim dan dosen pendamping, Dr. Endang Giri, MBM, Drs. Lukas Hattu, M.Si dan Dra.Yoseba Pullinggomang, M.Si.
• Statistik Menunjukkan BTS Jadi Artis KPop dengan Bayaran Tertinggi Setara dengan Artis Pop AS
Kegiatan berlangsung di halaman Gereja Eklesia Lasiana Kupang, selama tiga hari (27-30/7/2019).
Disaksikan Pos Kupang, peserta tampak sibuk menyiapkan bahan-bahan.
Ada yang mengupas kulit jagung, blender jagung, menyiapkan cetakan, dan menyiapkan aneka bahan pelengkap lainnya.
Setelah semua bahan-bahan tersedia para dosen memberi instruksi bagaimana cara pembuatannya.
Para dosen juga setia mendampingi dan membimbing para ibu selama proses pembuatan.
Kurang dari satu jam puding dan bolu kukus jagung dihidangkan dengan rapi di atas meja. Para ibu pun tampak gembira melihat hasil karya mereka tersebut.
• Ini Nih 3 Cara Hadapi Cowok yang Tak Cinta Tapi Hanya Nafsu Semata Ampuh Banget Loh!
Ketua Majelis Jemaat Eklesia, Raharjo Rafael, yang memantau peserta yang merupakan jemaatnya, memberi apresiasi kepada dosen Undana yang berkenan melatih para jemaatnya.
Menurutnya, kegitan tersebut sangat kreatif dan edukatif karena membantu ibu-ibu terutama mengembangkan usaha mereka di bidang kuliner sehingga bisa menjual kuliner yang lebih beragam.
Sementara itu, Ketua Komisi Kaum Perempuan Jemaat Eklesia, Novensia Messa, mengatakan, kegiatan tersebut sangat cocok diterapkan untuk para ibu di Jemaat Eklesia.
Selain itu, lanjutnya, Komisi Perempuan Jemaat Eklesia selama ini memang mendorong kaum ibu/perempuan untuk kreatif.
"Berbagai kegiatan yang kami jalankan antara lain, daur ulang sampah, membuat aneka kerajinan dan macam-macam," ungkapnya.
Dra. Erna Giri, M. Si, menjelaskan, kegiatan pelatihan tersebut merupakan program kemitraan masyarakat atau PKM.
• Innalillahi! Kabar Duka Datang Dari Sandiaga Uno Sahabatnya Meninggal Dunia Karena Kanker Paru-paru
Menurutnya, Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM), Ditjen Penguatan Risbang Kemeristekdikti mencoba menerapkan paradigma baru dalam pengabdian kepada masyarakat yang bersifat problem solving, komprehensif, bermakna, tuntas dan berkelanjutan.
Ia menjelaskan, sasaran PKM antara lain, masyarakat yang produktif secara ekonomi (usaha mikro), belum produktif secara ekonomi tetapi memiliki hasrat untuk menjadi wirausahawan dan masyarakat umum.
Dikatakannya, mereka tidak hanya membekali masyarakat dengan ketrampilan, tetapi juga melakukan pendampingan secara berkala terutama dari segi produksi dan menajemen usaha.
Terkait PKM di Lasiana yang menyasar para ibu pelaku usaha kuliner tersebut, Erna mengatakan, kuliner merupakan salah satu usaha yang strategis karena sejalan dengan program Gubernur NTT yaitu pariwisata sebagai penggerak ekonomi.
Selain itu, Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore, juga tengah mendorong masyarakat terutama pelaku usaha kuliner untuk lebih kreatif agar bisa menyajikan kuliner yang beragam.
• Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis 1 Agustus 2019 Scorpio Emosi Meluap Leo Boros Gemini Mudah Marah
"Kalau semakin kaya atau beragam kuliner yang dihasilkan, tentu sangat positif dan atmosfer kepariwisataan lebih terasa.
Memang sangat dibutuhkan atraksi, even, festival juga di dalamnya kuliner untuk mendukung berkembangnya pariwisata," ungkapnya.
Erna mengatakan, jenis kuliner yang dikembangkan berbasis kearifan lokal.
"Ini yang harus ditonjolkan, seperti yang kami kerjakan hari ini, bahanya dari jagung. Selama ini, para ibu di sini masih menjual satu jenis misalnya jagung bakar. Padahal, mereka bisa membuat bermacam-macam kuliner dari jagung bakar," ungkapnya. (*)