BREAKING NEWS : Gara gara Belum Kumpul Uang Foto Copy, Stefanus Dipukul Gurunya
Stefanus Benu (12) siswa kelas VI SD GMIT Oepliki takut pergi ke sekolah usai dipukul gurunya, Ferdenan Neonane.
Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
Gara gara Belum Kumpul Uang Foto Copy, Stefanus Dipukul Gurunya
POS-KUPANG.COM| SOE -- Stefanus Benu (12) siswa kelas VI SD GMIT Oepliki takut pergi ke sekolah usai dipukul gurunya, Ferdenan Neonane.
Stefanus dipukuli karena belum mengumpulkan uang senilai 190 ribu guna menfoto copy enam buku mata pelajaran.
Diduga, Stefanus dipukuli menggunakan kayu hingga kepalanya bengkak.
Orang tua Stefanus, Lambertus Benu yang ditemui pos kupang.com, Senin (29/7/2019) dikediamannya mengaku, sudah dua hari anaknya enggan pergi sekolah karena takuti dipukuli gurunya.
Pasalnya, pasca dipukuli minggu lalu, hingga saat ini dirinya belum memiliki uang untuk biaya foto copy buku mata pelajaran. Oleh sebab itu, Stefanus masih enggan pergi ke sekolah.
" Sudah dua hari anak saya tidak pergi ke sekolah karena takut kembali dipukuli gurunya karena belum mengumpulkan uang Foto copy. Tadi pagi dia sudah pakai seragam mau pergi sekolah, tetapi sampai cabang di depan dia pulang lagi. Di bilang takut kembali dipukuli gurunya," ungkap Lambertus.
Lambertus yang hanya bekerja sebagai penjaga gereja dan petani mengaku, belum memiliki uang untuk biaya foto copy buku mata pelajaran.
Ia hanya bisa pasrah mendengar cerita anaknya yang dipukuli karena belum ada uang. Dirinya berniat untuk bertemu guru anaknya untuk meminta tambahan waktu agar dirinya bisa mencari uang.
" Sekarang ini betul-betul belum ada uang pak. Kalau ada yang pasti saya langsung kasih untuk kumpul di sekolah. Saya rencana mau ke sekolah untuk minta tambahan waktu biar saya bisa cari uang untuk foto copy buku anak saya," ujarnya sambil menundukkan kepalanya.
Untuk diketahui, Lambertus termaksud dalam keluarga miskin. Rumahnya masih belum permanen.
Lantainya masih beralas tanah, atapnya masih berupa daun alang-alang dan dindingnya masih terbuat dari bebak.
Rumah Lambertus juga belum menikmati jaringan listrik PLN.
Lambertus hanya mengandalkan panel tenaga Surya yang diperoleh dari bantuan pemerintah. Lambertus sendiri tidak memiliki penghasilan tetap.
Dirinya hanya mengandalkan hasil pertanian untuk bisa bertahan hidup.
Salah satu siswa lainnya yang belum mengumpulkan uang foto copy adalah Yudit Taneo. Bahkan, Senin (29/7/2019) Yudit pulang dari sekolah sambil menangis.
Kepada orang tuanya, Yonatan Taneo, Yudit mengaku takut setelah diancam sang guru akan dipukuli juga esok tak bisa mengumpulkan uang foto copy.
• Meski Sempat Menyangkal, Oknum Guru Yang Pukul Siswa di TTS Akhirnya Mengaku
• Bupati Sumba Barat Minta Jaga Sportivitas Selama Berlangsung Pertandingan Pacuan Kuda
" Tadi anak saya pulang menangis- menangis katanya kalau besok tidak kumpul uang mau dipikuli gurunya. Kami belum ada uang ini mau kemana pak. Kasihan anak kami pulang sekolah sudah menangis-menangis," ucapnya.(Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Dion Kota)