Meski Sempat Menyangkal, Oknum Guru Yang Pukul Siswa di TTS Akhirnya Mengaku
Pak guru pukul kepala saya satu kali kuat sekali hingga kepala saya bengkak
Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
Meski Sempat Menyangkal, Oknum Guru Yang Pukul Siswa di TTS Akhirnya Mengaku
POS-KUPANG.COM|SOE - Oknum guru SD GMIT Oepliki, Ferdinan Neonane sempat menyangkal jika dirinya telah memukul Stefanus Benu (12) hingga kepala Stefanus bengkak. Ferdinan baru mau mengakui perbuatannya setelah Stefanus buka suara jika dirinya telah dipukuli Ferdinan hingga kepalanya bengkak dihadapan wakil kepala sekolah Lodia Nuban.
" Kakak, saya tidak pernah pukul Stefanus. Dia memang suka alpa tapi saya tidak pukul dia," bantah Ferdinan saat dikonfirmasi pos kupang.com, Selasa (30/7/2019) di ruang guru SD GMIT Oepliki.
Namun, pernyataan Ferdinan langsung dibantah oleh Stefanus yang juga sengaja dihadirkan di ruang guru. Menurut Stefanus, Ferdinan telah mumukul kepalanya hingga bengkak. Ferdinan memukul kepala Stefanus dengan menggunakan tangannya (toki) sebanyak satu kali.
" Pak guru pukul kepala saya satu kali kuat sekali hingga kepala saya bengkak," tutur lugu Stefanus sambil menundukkan kepalanya.
Stefanus tak berani menatap wajah gurunya selama berada di ruang guru. Stefanus lebih banyak menundukkan kepalanya sambil kedua tangannya di katupkan.
Pengakuan Stefanus membuat Ferdinan akhirnya mengaku. Ia membenarkan jika telah memukul kepala Stefanus. Ia memukul kepala Stefanus lantaran belum mengumpulkan uang untuk foto copy buku.
" Iya kakak saya ada pukul dia di kepala soalnya, mereka ada tiga orang yang belum kumpul uang untuk foto copy buku," akuinya.
Ferdinan coba membenarkan perbuatan dengan menuding jika Stefanus walau sudah kelas VI tidak bisa membaca dan menulis. Ia juga menyebut Stefanus sering alpa.
Tak percaya begitu saja dengan pengakuan Ferdinan, pos kupang.com mencoba menguji kemampuan Stefanus dalam hal membaca dan menulis. Ternyata Stefanus bisa membaca dan menulis.
Pos Kupang meminta daftar kehadiran siswa kelas VI untuk melihat tingkat kehadiran Stefanus. Ternyata Stefanus hanya dua hari tidak masuk sekolah karena takut akan kembali dipukuli Ferdinan karena belum mampu mengumpulkan uang untuk foto copy buku mata pelajaran.
" Saya masuk sekolah kakak. Hanya dua hari terakhir saya tidak masuk sekolah karena takut akan dipukuli lagi oleh pak guru. Soalnya, bapa belum ada uang untuk foto copy buku mata pelajaran kakak," tutur lugu Stefanus.
Pengakuan Stefanus membuat Ferdinan tak berdaya. Akhirnya ia mengakui jika Ferdinan bisa membaca dan menulis namun kurang lancar.
Dirinya meminta maaf atas perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Ia berencana akan pergi ke rumah orang tua Stefanus untuk meminta maaf.