Pesan Wabup Lembata Buat Lelak Production: Jangan Pikir Uang, Pikirkan Kualitas Karya

Lelak Production, sebuah rumah produksi film indie di Kabupaten Lembata, genap berusia setahun.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Dokumentasi Lelak Production/
Lelak Production, sebuah rumah produksi film indie di Kabupaten Lembata, genap berusia setahun. Acara ulang tahun Lelak Production diselenggarakan di Studio Popis, Jalan Trans Lembata, Kota Lewoleba, Rabu (27/7/2019) malam. Tak hanya komunitas kreatif yang diundang, Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday juga hadir sebagai salah satu komentator film. 

Ini Pesan Wabup Lembata Buat Lelak Production : Jangan Pikir Uang, Pikirkan Kualitas Karya

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Lelak Production, sebuah rumah produksi film indie di Kabupaten Lembata, genap berusia setahun.

Acara ulang tahun Lelak Production diselenggarakan di Studio Popis, Jalan Trans Lembata, Kota Lewoleba, Rabu (27/7/2019) malam. Tak hanya komunitas kreatif yang diundang, Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday juga hadir sebagai salah satu komentator film.

Rumah produksi Lelak beranggotakan anak-anak muda Lembata yang punya minat dan ketertarikan besar pada produksi film indie.

Sejauh ini setidaknya sudah enam film beraliran indie yang diproduksi. Semua film itu mengangkat kisah tentang orang, alam, budaya dan keresahan sosial di Bumi Lembata.

Malam itu, semua hasil karya Lelak ditampilkan dan diskusi film dihadirkan.

Aldino Purwanto Bediona mengatakan film indie berbeda dengan film komersial yang sering diputar di bioskop. Produksi film indie tidak terikat pada aturan film mainstream.

"Film yang diputar di bioskop banyak aturan karena mengikuti tuntutan pasar. Sudah berbicara bisnis. Sedangkan film indie lebih kepada ide," kata Aldino.

Tiga film diputar malam itu. Masing-masing berjudul, Maria Genezer, A Book For Ollie, dan Kebarek dan Kwatek.

Judul film yang disebut pertama, Maria Genezer adalah cuplikan video pra-wedding yang dikemas menjadi sebuah film pendek berlatar Kampung Lamalera.

Film kedua, A- Book For Ollie berkisah tentang kerinduan seorang anak kepada ayahnya.

Sosok ayah diperankan oleh pendiri Rumah Baca Taman Daun, Goris Batafor. Sedangkan film ketiga, Kebarek dan Kwatek, sedang dipersiapkan untuk diikutsertakan dalam sebuah festival film indie nasional tahun depan.

Menurut sang sutradara, Aldino, film Kebarek dan Kwatek (Perempuan dan Tenun) masih dalam proses menjadi. Film ini belum sempurna. Dia masih butuh banyak diskusi, saran, dan masukan untuk memperkuat isu perempuan dan tenun yang mau diangkat di dalam filmnya.

Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday, mengapresiasi komunitas Lelak yang dimotori Aldino Purwanto Bediona, Bartholomeus Dasion dan Emanuel Hasan Lamaking itu.

Sebagaimana spirit Lelak Production yakni we don't make movies to make money, We make money to make more movies, Wabup Thomas berpesan kalau dalam berkarya jangan fokus berpikir tentang uang, tapi yang utama adalah bagaimana memikirkan kualitas karya itu.

Karya yang luar biasa dengan sendirinya akan mendatangkan uang.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved