Dilantik Jadi Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson Langsung Bentuk Kabinet, Janji Eksekusi Brexit
Boris Johnson telah resmi menjabat sebagai perdana menteri baru Inggris usai dilantik Ratu Elizabeth II pada Rabu (24/7/2019).
Ia langsung membentuk kabinet. Dua politisi berdarah Asia, Sajid Javid dan Priti Patel masing-masing diangkat menjadi menteri keuangan dan menteri dalam negeri.
Dari luar negeri, Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang kerap disebut mempunyai banyak kesamaan dengan Johnson menjadi salah satu pemimpin negara yang pertama memberi selamat.
"Selamat kepada Boris Johnson yang terpilih sebagai perdana menteri baru Inggris. Dia akan sukses," tutur presiden dari Partai Republik itu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif langsung memberikan peringatan kepada perdana menteri baru Inggris, di samping turut mengucapkan selamat.
Peringatan itu terkait Garda Revolusi Iran yang mengumumkan telah menahan kapal tanker berbendera Inggris.
"Saya mengucapkan selamat kepada kolega saya Boris Johnson sebagai PM baru Inggris," ujar Zarif di Twitter seperti diberitakan AFP, Selasa (23/7/2019).
Zarif melanjutkan, Iran tidak ingin adanya konfrontasi, namun dia mengingatkan bahwa garis pantai di Teluk Persia sepanjang 2.414 kilometer adalah perairan Iran dan akan melindunginya.
Boris Johnson Menjadi PM Inggris dengan Dukungan Suara Kurang dari 0,34% Pemilih
Dalam pidatonya sebagai Perdana Menteri baru Inggris, Boris Johnson antara lain berjanji akan mengantar Inggris keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober.
Sebelumnya ia bertemu Ratu Elizabeth Rabu (24/7), yang menandai ia secara resmi diangkat sebagai perdana menteri.
Sejumlah pengunjuk rasa yang mencoba menghadang kendaraan yang membawanya bertemu ratu di Istana Buckhingham, ditarik ke pinggir oleh polisi.
Boris Johnson terpilih sebagai perdana menteri baru bukan melalui pemilihan umum, dengan partisipasi rakyat.
Dia dipilih hanya oleh 160.000 anggota partai politiknya sendiri.
Jadi bagaimana begitu sedikit orang yang memilih pemimpin negara, padahal 46,8 juta orang terdaftar memberikan suara pada pemilihan umum lalu?
Jawabannya terletak pada sistem politik Inggris. Orang yang menentukan pemilihannya adalah hanya warga yang membayar £25 atau Rp 436.000 setiap tahun untuk bergabung ke dalam Partai Konservatif.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/boris-johnson-dan-ratu-elizabeth.jpg)