Renungan Harian
Renungan Harian Kristen Protestan Rabu 24 Juli 2019, "Oh Tuhan Nyatakanlah Belas KasihanMu"
Renungan Harian Kristen Protestan Rabu 24 Juli 2019, "Oh Tuhan Nyatakanlah Belas KasihanMu"
Habakuk menyerahkan iman sepenuhnya lalu bersyukur dan memuji Allah katanya: Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, namun aku akan bersorak-sorak dalam Tuhan.
Allah Tuhanku itu kekuatanku, ia membuat kakiku seperti kaki rusa, ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku (17-19).
Ayat 17 mengatakan meskipun seluruh hasil bumi dan ternak tidak menghasilkan apa-apa bagi mereka, namun mereka akan tetap bersukacita dalam Tuhan.
Rahasia sukacita Habakuk didasarkan pada kekuatan Allah.
Diayat 19 Allah Tuhanku itu kekuatanku, Ia membuat kakiku seperti kaki rusa. Dan Tuhan terus memberikan kekuatan iman kepada Habakuk didalam bertahan menghadapi masa-masa sulit agar imannya tidak kecewa.
Di bagian terakhir ini Habakuk percaya bahwa Allah adalah penyelamat sejati.
Rahasia terbesar dari orang Kristen untuk bertahan di dalam segala macam kesulitan dan penderitaan adalah karena orang percaya bahwa Allah akan memberikan keselamatan.
Seorang sejarawan kuno yang bernama Eusebius merekam bagaimana di bawah kekuasaan Kaisar Roma, orang kristen mengalami penganiayaan, salah satunyadi bawah Marcus Aurelius.
Semenjak pemerintahannya penganiayaan mengalami kenaikan yang drastis.
Di bawah pemerintahan Roma orang Kristen selalu menjadi ajang kambing hitam dan dianggap seorang warga negara yang bermasalah. Kalau ada kelaparan, penyakit, musibah atau bencana selalu yang disalahkan dan mengalami diskriminasi adalah orang kristen.
Juga mengalami fitnahan kejahatan moral seperti black magic, perzinahan dan sebagainya. Maka di bawah Marcul Aurelius dikeluarkan peraturan yang sangat keji, orang Kristen berhak ditangkap tanpa proses hukum di pengadilan dan selain itu rumah milik orang Kristen berhak diambil.
Habakuk, dan orang-orang Kristen di Roma tidak mengeluarkan umpatan atau mengutuk Allah di dalam penderitaan melainkan bersukacita karena tubuh mereka bisa saja binasa, tetapij iwa mereka tidak dapat dihancurkan oleh apapun juga.
Jaminan itu hanya diperoleh dari Allah.
Dengan mata iman, Habakuk mampu melihat jauh kedepan melampaui realita dan kemustahilan yang ada. Ini adalah bukti kedewasaan rohani.
Sekalipun situasi tidak mendukung, Habakuk tetap bisa bersukacita dan mengucap syukur.