Perjuangkan Nasib Warga Eks Tim Tim, Ratu Azia Borromeu Tinggal di Tenda Darurat

Tenda dibuat dari kerangka kayu lalu diatapi terpal. Sebagian tenda didinding terpal dan daun kelapa

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Perjuangkan Nasib Warga Eks Tim Tim, Ratu Azia Borromeu Tinggal di Tenda Darurat
POS-KUPANG.COM/TENI JEHANAS
Ratu Azia Borromeu, Timor Timur Tanya mana Pak Presiden, saat mengenang Hari Integrasi, 17 Juli 2019, Rabu (17/7/2019).

Lokasi yang mereka tempati itu adalah milik Pemkab Belu. Kehidupan mereka di daerah translok kurang nayaman dan tidak menguntungkan mereka dalam menata kehidupan masa depan.

Mereka tidak bisa membangun rumah permanen atau rumah layak huni karena tinggal di tanah pemerintah. Ketika terjadi masalah sosial di tempat tinggalnya, mereka yang adalah warga eks Timor Timur selalu menjadi sasaran intimidasi, diskriminasi dan hal lain yang sungguh menyayat hati sebagai manusia yang memiliki perasaan.

"Suasana kehidupan kami di tempat lama Sukabitete secara tidak langsung mengusir kami dari tempat itu. Sebagai manusia yang punya harga diri, kami lebih baik berjuang supaya kami diperhatikan secara serius oleh pemerintah," tutur Ratu Azia.

Untuk itu sebagai Ratu, ia menggambil inisiatif melakukan gerakan protes kepada pemerintah dengan cara merelakan diri tinggal di tenda darurat.

"Sebagai Ratu saya harus lindungi saya punya rakyat. Saya tinggal di hutan dalam tenda darurat seperti ini. Nanti tenda ini akan menampung warga yang datang karena kami sudah tidak ada tempat tinggal lagi," kata Ratu Azia.

Warga lainnya, Raja Orlando Manuel Pires kepada Pos Kupang.Com mengkeluhkan hal yang sama. Pertama mereka tinggal di tanah pemerintah sehingga tidak leluasa untuk beraktivitas dalam mempertahankan hidup.

Menurut Orlando, tinggal di tanah pemerintah bersifat sementara. Artinya selama tanah itu belum digunakan, mereka masih bisa tinggal namun suatu waktu tanah itu dimanfaatkan pemerintah maka otomatis mereka mengungsi lagi.

Kemudian, Arlando meminta agar pemerintah RI bisa memberikan kepastian tempat tinggal bagi mereka baik untuk rumah maupun lahan pertanian.

"Kami mohon diperhatikan dengan cara yang sama bagi semua warga. Kami butuh sebidang tanah untuk bisa mempertahankan hidup," pinta Orlando.

Arlando yang didampingi warga lainnya, Sourke Fakia, Viktorino Farrao
Alfon Erigi dan mengatakan, pemerintah tidak bisa menyuruh warga eks Timor Timur untuk mencari sendiri-sendiri tempat tinggal.

Karena sejak 20 tahun silam mereka masuk ke Indonesia secara bersama-sama sehingga ketika pemerintah menyediakan lokasi harus untuk semua dan kalaupun keluar dari tempat tinggal yang sama mesti bersama-sama.

Lola Fernandes dan Lala Bareto meminta agar pemerintah memberikan perhatian yang serius bagi warga eks Timor Timur dalam hal tempat tinggal.

"Saya mau pemerintah atur yang terbaik sehingga keingana selama ini bisa menjadi kenyataan," ungkap Lola diamin Lala Bareto.

Warga lainnya, Abel Bareto menuturkan, mereka sebanarnya tidak melakukan aksi tinggal di tenda seperti yang diarahkan Ratu Azia jika pemerintah sudah memberikan kepastian tempat tinggal bagi mereka.

Menurut Abel, selama masih tinggal di tanah pemerintah mereka merasa dirugikan dari aspek program pembangunan. Misalnya, program bantuan rumah layak huni mereka tidak bisa mendapatkan karena lahan milik sendiri tidak punya. Begitu juga dengan program pertanian, mereka tidak mendapatkannya karena ketiadaan lahan pertanian.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved