Pertama di Flores Pompa Barsha Resmi Dipasang di DAS Wae Wutu Mengeruda Soa
Pompa tenaga air (Barsha) resmi dipasang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Wae Wutu Desa Mengeruda Kecamatan Soa Kabupaten Ngada, Selasa (16/7/2019).
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Adiana Ahmad
Pertama di Flores Pompa Barsha Resmi Dipasang di DAS Wae Wutu Mengeruda Soa
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | BAJAWA - Pompa tenaga air (Barsha) resmi dipasang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Wae Wutu Desa Mengeruda Kecamatan Soa Kabupaten Ngada, Selasa (16/7/2019).
Pompa Barsha merupakan teknologi asal Belanda yang dikembangkan di 20 Negara didunia termasuk Indonesia.
Di Indonesia Pompa Barsha pertama kali dipasang dibeberapa wilayah atau daerah di Pulau Sumba.
Sedangkan untuk didaratan Pulau Flores baru pertama kali dipasang di DAS Wae Wutu Desa Mengeruda.
Desiminasi Teknologi Pompa Barsha dengan Pola Easi Pay Mendukung Eco-Friendly Agruculture di Kabupaten Ngada merupakan kerjasama Pemda Ngada dengan CV. Suluh Lingkungan Consultan-Aqysta dan KSM Brfarm Mengeruda.
Mr. Pratap Thapa, penemu Pompa Barsha, menjelaskan pompa tersebut berguna untuk mengairi lahan untuk tanaman jangka pendek.
Seperti, tanaman bawang, sayur-sayuran, tomat, melon, semangka dan jenis-jenis tanaman hortikultura.
Teknologi itu sangat membantu petani untuk bisa mengakses air dataran rendah ke dataran tinggi.
Pompa tersebut tanpa menggunakan bahan bakar fosil sehingga petani tidak dibebankan untuk membiaya bahan bakar dan dijamin sangat ramah lingkungan agar bumi tetap hijau.
• Petani Wanokala, Sumba Barat Desak Pemrop NTT Perbaiki Saluran Irigasi Laikaninu
"Lahan ini yang tadinya gersang beberapa bulan kedepan akan terlihat hijau disini karena air mengalir 24 jam disungai dan ini adalah kekuatan," ungkap Mr. Pratap.
Ia juga menjelaskan teknologi Pompa Barsha sangat memudahkan pekerjaan bagi petani untuk menyiram tanaman tanpa harus mengangkut air secara manual kedalam sungai.
Hanya ketika turbin berputar, aliran air dengan sendirinya akan terangkat dengan dari sungai ke lahan garapan petani.
Sementara itu Ketua Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu, Heinrich Dengi, menjelaskan Pompa Barsha ini sudah dipasang untuk petani Pulau Sumba.
• Dua Korban Mati Rabies di Sikka Tidak Disuntik VAR
Heinrich menjelaskan teknologi ini sudah diperkenalkan dan dipakai di Pulau Sumba sejak 2015 dan sudah digunakan di sepuluh titik.
"Kami sudah beberapa kali panen di Waingapu dan di Sumba Barat dan disatu titik petani mendapatkan hasil hingga 48 juta hasil tanam sayur dan bawang," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa di Sumba Timur itu sangat kering karena musim hujan hanya tiga sampai empat bulan setahun. Sebelum ada Pompa Barsha ini, banyak petani hanya bercocok tanam ditiga atau empat bulan tersebut.
Beberapa bulan berikutnya sampai masuk musim kemerau, petani tak bisa menanam dan lahan dibiarkan terbengkalai.
Dengan adanya teknologi Pompa Barsha, masyarakat petani disana akhirnya bisa bercocok tanam pada musim kemarau.
• Irigasi Perpompaan Solusi Tingkatkan Indeks Pertanaman, Ini yang akan Dibangun Kementan
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngada, Paskalis Wale Bai, menjelaskan, memang biayanya itu sangat besar. Namun bisa didatangkan di Desa Mengeruda.
Ia mengapresiasi kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Brfarm Mengeruda yang dipimpin oleh Henry Roga karena bisa berani untuk mengambil peluang ini.
Semoga ini menjadi virus untuk desa-desa lain di Ngada demi pertanian yang lebih maju dan ramah lingkungan.
Ia mendorong agar masyarakat bisa menggunakan teknologi ini. Karena ini merupakan peluang usaha yang sangat baik.
"Kedepan memang kita berbagai sistem di penganggaran. Memang Pompa Barsha hanya bisa dipasang di daerah aliran sungai," ujarnya.(*)