Penyair Muda NTT Lahirkan Ontologi "Di Jakarta Tuhan Diburu dan Dibunuh"
Buku antologi tersebut ditulis oleh penyair muda Indonesia, Yogen Sogen.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Selanjutnya, Silvester Petara Hurit mengupasnya dari konsep budaya. Silvester dalam pandangannya mengungkapkan, ada hal menarik dalam diri penyair. Yogen mengelola segala ingatan, kenangan dan pengalaman masa kecil di kampung sebagai bagian dari biografi kultural dalam refleksi yang lebih dalam dan puitik.
"Dan dalam karya-karya puisinya kita juga melihat wajah kulturalnya sebagai orang lamaholot Flores Timur. Di sana ada nilai, makna dan irama musikalitas," ungkap Silvester.
Kemudian, tambahnya, dalam konteks Tuhan yang disajikan Yogen dalam buku ini adalah Tuhan yang satu namun berwajah plural, Tuhan yang solider, yang penuh welas asih. Seperti puisi ia menyentuh setiap pribadi menggugah setiap manusia untuk mencintai segala bentuk kehidupan.
• BREAKING NEWS : Cuaca Buruk Empat Pelayaran di NTT Ditutup, Simak Penjelasan dan Saran BMKG
• Warga Minta Perbaiki Deker Dan Jalan Borik Iteng Di Satar Mese
• Penyu Hijau Terdampar di Pantai Lela, Sikka
“Tidak ada klaim tunggal atas kebenaran apalagi merasa diri paling benar seraya mencela yang lain, yang berbeda. Esensi ritus-ritus keagamaan adalah komunio atau penyatuan. Tidak ada lagi sekat antara kita dan bukan kita. Yang ada adalah persatuan universal bagi umat manusia” ungkap Silvester. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)