Praktik Koperasi Harian Harus Dibasmi
GM Kopdit Swasti Sari dengan tegas meminta pemerintah membasmi koperasi harian. Ini alasannya.
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Adiana Ahmad
Praktik Koperasi Harian Harus Dibasmi
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Praktik rentenir koperasi harian harus dibasmi. Ini bukan koperasi mereka hanya menggunakan baju koperasi tetapi mental busuk menjual uang pribadi dengan bunga berkisaran 20 sampai dengan 50% per bulan.
Perbuatan ini, menurut GM Kopdit Swasti Sari, Yohanes Sason Helan, ketika dihubungi POS-KUPANG.COM, Minggu (14/7/2019), bukan membantu masyarakat miskin untuk merubah ekonomi rumah tangga lebih baik malah mereka membuat masyarakat semakin susah dan miskin.
"Mereka hanya dijadikan kuda beban oleh pelaku koperasi harian yang mempunyai uang. Bayangkan saja apabila memberikan pinjaman Rp 1 miliar maka pendapatan bunga pinjaman berkisaran Rp 200 juta sampai dengan 500 juta.
Mana mungkin orang miskin yg menjual uang koperasi harian atau rentenir bisa memperoleh pendapatan melebihi dari itu, malah mereka bisa mengorbankan uang pinjaman ditempat lain untuk mengembalikan pokok dan bunga dari koperasi harian itu," tuturnya.
Kata Yohanes, ini yang menjadi masalah besar di masyarakat miskin, tidak bisa merubah hidup yang lebih baik tetapi mereka hanya jadi kuda beban koperasi harian, rentainir, kapitalisme dan investasi bodong.
Oleh karena itu tugas utama yang membantu mereka adalah regulasi pemerintah daerah yang membuat payung hukum untuk keberpihakan kepada orang-orang miskin ini.
• Koperasi Harian Mencekik Leher Tapi Masyarakat Tetap Jadi Pilihan Masyarakat, Mengapa?
• Nasabah Juluki Koperasi Harian Dengan Sebutan Koperasi Selamat Pagi
"Kita semua tidak boleh tutup mata, juga peran kopdit swasti sari sebagai contoh praktis saat perekrutan karyawan baru saya memberikan tugas kepada semua calon karyawan untuk mendaftar anggota baru minimal 20 sampai dengan 50 orang dan dalam waktu hanya dua hari mampu terdaftar anggota baru mencapai 500 orang," ujarnya.
Tujuannya agar mereka lebih banyak bergabung menjadi anggota kopdit swasta sari dan menghindari rentainir, kapitalisme, investasi bodong dan koperasi harian.
Ini tugas mulia menyelesaikan gejolak dan persoalan sosial yang ada di masyarakat.(*)