Koperasi Harian Mencekik Leher Tapi Masyarakat Tetap Jadi Pilihan Masyarakat, Mengapa?
Terbuai dengan proses pinjaman koperasi harian yang cepat dan mudah masyarakat seringkali lupa dalam jangka waktu panjang mereka justru kewalahan
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Adiana Ahmad
Koperasi Harian Mencekik Leher Tapi Masyarakat Tetap Jadi Pilihan Masyarakat, Mengapa?
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM | KUPANG- Terbuai dengan proses pinjaman koperasi harian yang cepat dan mudah masyarakat seringkali lupa bahwa dalam jangka waktu panjang mereka justru kewalahan mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi.
Namun di sisi lain, masyarakat atau pelaku usaha dalam kondisi tertentu butuh modal yang bisa mereka dapatkan secara cepat dan mudah. Itulah alasan mengapa mereka masih ada yang mau menjadi nasabah koperasi harian.
Demikian dijelaskan oleh Dr. Khalid Munardy, Ketua Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Sabtu (13/7/2019).
Menurutnya, masyarakat bisa meminjam melalui bank, sayangnya, bank punya prosedur dan ketentuan sendiri sehingga memakan waktu. "Ketika mengajukan pinjaman ada banyak persyaratan yang harus diajukan, belum lagi dilakukan survei dan sebagainya," ungkapnya.
Ia menegaskan, pemerintah daerah perlu turun tangan untuk membantu masyarakat khusunya pelaku UKM, yakni menyiapkan jaminan bagi pelaku UKM dengan melakukan terobosan supaya pelaku UKM mendapatkan akses permodalan dari bank.
• HMI Nilai Pertemuan Jokowi dan Prabowo Tularkan Energi Positif kepada Seluruh Rakyat
• Asita Berharap Tour Operator Lebih Banyak Dilibatkan untuk Promo Wisata NTT
Ia menyebut, sebenarnya ada program pemerintahan Jokowi yang mendukung hal itu yakni dengan program pengadaan sertifikat hak atas tanah produktif untuk Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Lanjutnya, andaikata pelaku UKM telah memiliki sertifikat hak atas tanah tersebut, maka dengan sertifikat tersebut dapat mejadikan agunan di bank untuk mendapatkan modal usaha.(*)