Nasabah Juluki Koperasi Harian Dengan Sebutan Koperasi Selamat Pagi
Membutuhkan pinjaman yang cepat tanpa jaminan membuat tak sedikit masyarakat memilih memanfaatkan Koperasi Harian
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Adiana Ahmad
Nasabah Juluki Koperasi Harian Dengan Sebutan Koperasi Selamat Pagi
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati
POS-KUPANG.COM | KUPANG- Membutuhkan pinjaman yang cepat tanpa jaminan membuat tak sedikit masyarakat memilih memanfaatkan Koperasi Harian.
Cukup dengan foto copy KTP saja, nasabah sudah bisa mendapatkan pinjaman dan langsung diganti secara harian.
Setiap hari penagih sudah mengetuk rumah dan berucap "Selamat Pagi" untuk menagih uang pinjamn sesuai dengan perjanjian.
Salah satu nasabah yang tak ingin namanya disebutkan, Jumat (12/7/2019), mengatakan dirinya menjuluki koperasi harian dengan sebutan koperasi selamat pagi. Karena jualan belum laku, sudah datang menagih.
Ia lebih memilih pinjam di Koperasi Harian karena prosesnya cepat dan tanpa jaminan cukup dengan foto copy KTP saja, ia sudah bisa mendapatkan pinjaman.
"Saya pinjam tapi ditagihnya baik-baik. Tergantung dari respon. Kalau kita beritahu alasannya pasti mereka mengerti. Yang penting jangan lari sembunyi. Macet parah yang mereka ancam," tuturnya.
Hal senada disampaikan Sarah. Ia lebih senang meminjam koperasi harian karena dananya cepar cair, tidak ribet dan hanya bermodalkan KTP tanpa jaminan.
"Hanya belum sempat putar modal taputar su ldah mulai pengembalian dana keesokan harinya. Kalau tidak bayar hari ini besoknya bayar dobel," katanya.
Begitu juga yang disampaikan Novi. Dirinya mengaku tidak pernah mendapatkan perlakuan yang kasar oleh penagih.
• Dinas Koperindag Lembata Gelar Pelatihan Manajemen Keuangan Koperasi, Ini Tujuannya
• Dikunjungi Tim Koperasi Nasional, Pemilik UKM Kopi Leworok di Flores Timur Menangis
"Kalau belum ada uang, sms atau wa sa dengan petugas. Nanti besok baru datang. Kalau ada bayar setengah besok baru bayar lagi," ujarnya.
Diakuinya, proses meminjam mudah hanya dengan KTP lalu lakukan survei di rumah dan sudah bisa dapat pinjaman.
"Saya pernah pinjam Rp 500 ribu, setiap hari ganti Rp 20.000," ujarnya.(*)