Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Harian Kristen Jumat 12 Juli 2019 ''Jangan Turut Menghakimi Seseorang Menurut Kata Orang!''

Renungan Harian Kristen Jumat 12 Juli 2019 ''Jangan Turut Menghakimi Seseorang Menurut Kata Orang!''

Editor: maria anitoda
istimewa
Renungan Harian Kristen Jumat 12 Juli 2019 ''Jangan Turut Menghakimi Seseorang Menurut Kata Orang!'' 

Perumpamaan ini dimaksudkan untuk memperkuat peringatan bahwa, "Jikalau kita tidak bertobat, kita semua akan binasa atas cara demikian.

Jikalau kita tidak diperbaharui, kita akan dihancurkan, seperti pohon ara yang tidak berbuah.

Jikalau pohon itu tidak berbuah, ia akan ditebang" Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! (Luk: 13:7).

Karena di hadapan Allah semua orang memiliki potensi mengalami penghukuman yang sama (Lukas 13:3, 5). Musibah yang menimpa seseorang bisa dijadikan peringatan bagi mereka yang terluput, agar tidak mengeraskan hati dan tetap tinggal dalam keberdosaan tersebut.

Maka yang terpenting menurut Yesus bukanlah membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang yang mengalami musibah, tetapi meresponsnya dengan memeriksa diri dan bila perlu bertobat.

Yesus lebih suka mengajak orang percaya untuk merefleksi diri sendiri dan bertobat, bukan melihat dosa orang lain dan mencelanya.

Sudah sepatutnya orang percaya memanfaatkan kesempatan yang masih ada untuk segera bertobat karena belum tentu kesempatan itu terulang.

Mungkin ini penting untuk kita perhatikan. Mungkin kita lebih suka menggosipkan orang atau membicarakan kekurangan orang atau menimpakan kesalahan kepadanya agar supaya kita terlihat hebat atau untuk menutupi ketidakmampuan kita untuk bersaing dengan orang itu secara fair dan adil.

Atau juga mungkin kita amat membenci orang itu sehingga pada segala kesempatan kita selalu mencari-cari alasan untuk mempersalahkannya demi kepuasan kita dan demi memperlihatkan kita yang paling suci dan paling bersih dalam hidup ini.

Teguran Yesus ini bisa kita jadikan suatu moment atau kesempatan bagi kita untuk koreksi diri. Kita mengoreksi sejauhmana kita membangun relasi yang adil dan keterbukaan dalam keluarga, dalam hubungan suami istri, dalam hubungan orang tua dan anak-anak, dalam hubungan dengan rekan kerja kita di kantor, dalam hubungan dengan mitra bisnis kita, dalam hubungan dengan rekan-rekan di kampus, etc.   

Jadi saya ingin mengajak seteah membaca renungan ini hendaknya para pembaca yang budiman ambil waktu 10-15 menit bersama saya untuk berpikir dan merenung bahwa apakah saya dan Anda telah menjadi orang yang baik bagi orang-orang di sekeliling kita; istri atau suami, rekan kerja, atasan atau bawahan, guru atau murid, partner atau mitra kerja, etc.

Mencari dan mendapatkan sahabat mungkin mudah, tetapi lebih sulit mempertahankan persahabatan tersebut oleh karena egoisme, ambisi pribadi dan ekspetasi-ekspetasi diri yang berlebihan dan tidak realistis. Mendapatkan hidup damai dan ketentraman adalah upaya bertahun-tahun, namun sebuah langkah kita yang ceroboh hanya butuh satu menit untuk menghancurkannya.

Dan sebetul hanya orang sakit jika saja yang ingin menciptakan musuh-musuh dalam hidupnya, namun kadang permusuhan kita tercipta karena kita tidak mampu menjaga sikap dan menghargai orang lain apa adanya.

Kita terlalu egois ketika kita merasa bahwa orang-orang tidak seide atau sejalan dengan keinginan kita harus kita singkirkan dengan berbagai cara.

Bahkan kita akan berusaha mempermalukannya dengan berbagai cara baik dengan cara-cara halus dan licik maupun dengan cara-cara kasar yang kasat mata.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved