Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Kristen Senin 8 Juli 2019 'Rawat Relasi Persaudaraan dalam Semangat Bertolong-tolongan'

Renungan Kristen Senin 8 Juli 2019 'Rawat Relasi Persaudaraan dalam Semangat Bertolong-tolongan'

Editor: maria anitoda
dokumentasi pribadi
Renungan Kristen Senin 8 Juli 2019 'Rawat Relasi Persaudaraan dalam Semangat Bertolong-tolongan' 

Kitab Yesaya menampilkan Allah sebagai pihak yang sangat bertanggungjawab terhadap umat manusia.

Allah berulang kali menegaskan bahwa Dia yang telah membentuk umatNya, oleh karena itu tidak pernah sekalipun Allah melupakan mereka.

Umat Allah bukanlah orang-orang yang terlupakan, apalagi terhilang.

Allah berkenan menyelamatkan mereka. Dan dasar pertolongan Allah adalah belaskasihan (compassion). Dan jika Alkitab berulangkali berbicara tentang belaskasih Allah, itu bukan sebuah perasaan emosional sesaat, tetapi Allah berbelaskasihan karena itulah sifat Allah.

Seorang teolog mengatakan: “ Allah tidak memiliki kasih seperti kita memiliki uang, tetapi Allah adalah kasih itu sendiri karena hakekat Allah adalah kasih.

Ia menolong kita tanpa syarat (uncondisional). Ia mengasihi kita apa adanya. Kasih yang tanpa syarat itulah yang menjadi dasar bagi Allah untuk menolong kita.

Sifat dasar dari Allah ini bukan saja menjadi berita penghiburan dan pengharapan bagi umat Tuhan, tetapi sekaligus menyadarkan mereka manakah Allah yang sejati.

Jika allah-alah yang mereka sembah hanya berdiam diri dan harus didatangi, Allah Israel justru mendatangi mereka.

Nabi Yesaya mau katakan bahwa Allah yang selama ini mereka sembah adalah Allah yang berbelaskasihan.

Yang mengasihi mereka habis-habisan dengan kasihNya yang luar biasa.

Dengan pemahaman itu, maka sebagai keluarga Allah (Familia Dei), kita mesti secara sadar mengatakan bahwa penggerak utama hidup kita, bukanlah persaingan melainkan tolong-menolong.

Yang menjadi penggerak hidup kita bukanlah permusuhan, tetapi cinta kasih.

Belas kasihan Allah menjadi landasan bagi keluarga Kristen untuk terus menyadari bahwa kita hidup karena belaskasihan Allah, oleh karena itu kita perlu saling tolong menolong dan membebaskan kita hidup dalam persaingan yang tidak sehat.

Di tengah dunia yang digerakkan oleh semangat individualisme dan persaingan yang tidak sehat, keluarga-keluarga Kristen dipanggil untuk menumbuhkan sikap belaskasihan dan selalu mau hadir bagi yang lain.   

Saya pernah mendampingi  seorang ibu yang  sakit parah (kanker rahim) dan sudah dinyatakan oleh seorang dokter, hidupnya tidak akan lama lagi.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved