Perkawinan Sedarah Membawa Dampak Negatif, Sejarah Telah Mencatat Banyak Korban
Bukan saja karena faktor ketelanjuran, ada perkawinan sedarah atau antardaerah yang malah didorong oleh keluarga dan dibenarkan oleh adat
Perilaku inses ini menghasilkan tengkorak keturunan mereka yang tidak berbentuk. King Tut misalnya, mengalami deformasi tengkorak.
3. Mulut Sumbing
King Tut adalah salah satu contoh "korban' perkawinan sedarah yang paling nyata. Tak hanya mengalami deformasi tengkorak, dia juga memiliki langit-langit mulut yang sumbing.
Raja Mesir Kuno itu memiliki atap mulut yang tidak terbentuk sepenuhnya. Bahkan, lubang tersebut terbuka ke seluran sinus.
Akibatnya, King Tut mengalami kesulitan makan, menelan, bernapas, bahkan berbicara.
4. Clubfoot
Clubfoot adalah cacat yang menyebabkan kaki tampak bengkok seperti terkilir atau berbentuk tidak wajar.
Kelainan ini juga dialami King Tut sebagai akibat dari pengaruh genetika perkawinan sedarah.
Sebenarnya, clubfoot tidak hanya dialami oleh keturunan pernikahan sedarah. Tapi, hubungan genetik yang dekat antara orang tua meningkatkan risiko anak lahir dengan kondisi ini.
5. Skoliosis
Tak hanya mengalami masalah tengkorak, mulut sumbing, dan clubfoot, King Tut juga menderita skoliosis. Skoliosis terjadi ketika tulang belakang menunjukkan kelengkungan abnormal pada satu sisi punggung.
Dalam kasus yang parah, kelainan ini bisa berdampak pada kemampuan berjalan dan duduk.
Skoliosis sendiri sebenarnya adalah kondisi genetik yang cukup umum. Meski begitu, ketika inses terjadi, anak memiliki risiko lebih besar karena kesamaan gen orangtua.
6. Hemofilia
Beberapa keluarga kerajaan besar di Eropa memang akrab dengan praktik inses. Tapi efek buruk dari perkawinan sedarah ini baru disadari oleh Ratu Victoria pada 1850-an.