Renungan Harian
Renungan Harian Kristen Protestan Senin 1 Juli 2019: "Jangan Hanya Mengejar Isi Kepala & Isi Dompet"
Renungan Harian Kristen Protestan Senin 1 Juli 2019: Jangan Hanya Mengejar Isi Kepala dan Isi Dompet
Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan (Amsal 22:4).
Pendidikan bukan hanya tugas sekolah atau pemerintah tetapi pendidikan sebagai tugas gereja juga, Bapak Gereja Johanes Calvin, mengatakan ada 3 Tugas Gereja: Pertama,merawatpertumbuhan orang percaya yang telah dibenarkan oleh Allah.
Kedua, untuk mengefektifkan pengudusan manusia melalui perayaan sakramen. Ketiga, memimpin penugasan orang percaya lewat konstitusi gerejawi.
Dalam hubungan dengan tugas gereja tersebut Calvin menyebut gereja sebagai ibu orang percaya. Tugas sebagai ibu tidak dapat dilepaskan tanggungjawab merawat dan mendidik.
Satu hal penting daam proses pemeliharaan Allah bagi umatNya ialah bahwa Ia tidak hanya mengelilingi, mengawasi dan menjaga, tetapi mendidik atau melatih dan mengajar mereka.
Amsal 22: 11 dengan tegas mengatakan : “Laksana rajawali menggoyang-bangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,”
Hal ini mengindikasikan dengan jelas bahwa Allah bertindak bagaikan induk rajawali yang sedang melatih anak-anak yang ia sayang. Untuk apa? Agar anak-anak burung itu berani terbang dan dapat bertumbuh dewasa dan mandiri.
Seekor anak rajawali memiliki paruh kukuh, kuku kuat dan mata tajam, tetapi semua tidak berguna kalau dia tidak dapat terbang.
Awalnya anak rajawali hanya menerima makan dan minum dari induknya namun ketika ia beranjak besar dia tidak dibiarkan berdiam di sarang, tetapi dipaksa keluar dari zona nyaman untuk belajar terbang.
Bagaimana caranya? Induk Rajawali mengacak-acak sarang membuat anak-anaknya tidak nyaman dan menggoyang-goyangkannya supaya mereka mau terbang.
Rajawali membuat sarang tidak di bawah tetapi di atas bukit batu atau di atas pohon yang tinggi sekali.
Anak rajawali tersebut sengaja ‘dijatuhkan’ supaya belajar menggunakan fungsi kepak sayapnya. Untuk itu perlu dilatih terus menerus supaya dapat terbang dan mendarat dengan baik, bila tidak, anak-anak rajawali dapat terbang tetapi mendarat dengan salah akhirnya terpeleset dan jatuh.
Orang beriman juga mungkin diacak-acak hidupnya oleh Tuhan, agar mereka juga berusaha untuk melatih “kepakan sayapnya” dan “belajar untuk terbang”.
Orang beriman juga harus berani menghadapi saat-saat dimana ia berada dalam zona yang tidak nyaman melalui didikan-didikan Tuhan Allah.
Maka kita semua teranggil baik tua maupun muda, besar atau kecil agar bersedia memberi diri untuk dididik oleh Allah, maka hidup kita akan sejahterah fisik maupun rohani.
Karena hidup tidak semata-mata tentang mengejar isi kepala dan isi dompet, tetapi juga tentang mengejar isi hati, perilaku baik, yang mendatangkan berkat dan kasih pemeliharan Allah. *******
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/pdt-dr-mesakh-a-p-dethan-mth-ma-2.jpg)