Breaking News

Dr. Danny Christian: Peduli Kesehatan Masyarakat

Karena merasa peduli dengan kesehatan sesama manusia. Ia pun membangun sebuah rumah sakit swasta RSU Imanuel.

Penulis: Robert Ropo | Editor: Apolonia Matilde
dokumentasi keluarga
Tamu Kita Dr. Danny Christian1 

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Sebagai manusia ciptaan Tuhan memiliki kepedulian sosial kepada sesama manusia. Sebut saja Dr. Danny Christian, ia memiliki kepedulian kepada kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat yang kurang mampu di Sumba khususnya Sumba Timur.

Karena merasa peduli dan berjiwa sosial terkait kesehatan sesama manusia. Ia pun membangun sebuah rumah sakit swasta yakni Rumah Sakit Umum (RSU) Imanuel Waingapu yang berlokasi di Kelurahan Matawai, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.

Bagaimana faktor kepedulian dirinya hingga membangun sebuah RSU Imanuel. Ikuti wawancara Wartawan Pos Kupang, Robert Ropo dengan Dr. Danny Christian, Sabtu (29/6/2019).

 Bobotoh Persib Bandung Teriak Persib Jelek, Robert Rene Alberts Siap Coret Pemain Tak Becus

Mengapa Anda hingga membangun rumah sakit umum Imanuel di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur ini?
Ya, karena dahulu waktu saya pertama kali datang ke Sumba dan bekerja di Puskesmas Kambaniru, di Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur. Ketika, saya ikut kegiatan Puskesmas keliling di kampung-kampung, saya lihat sendiri masyarakat benar-benar sangat membutuhkan pelayanan kesehatan .

Bagaimana Anda tahu, sampai masyarakat itu benar-benar ingin membutuhkan pelayanan kesehatan?
Banyak masyarakat khususnya di Sumba Timur yang hidup dengan sederhana. Mereka hampir tidak memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Selain itu, mereka sendiri memiliki keterbatasan pilihan karena tidak mampu dalam hal sumber dana untuk berobat.
Selain sulitnya akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Karena itu, saya terpikir untuk membangun sebuah rumah sakit yang saya namakan RSU Imanuel yang sesuai dengan visi dan misi serta pandangan hidup saya tentang bagaimana seharusnya sebuah institusi kesehatan itu bekerja.

Perkebunan Milik Dokter Danny Christian
Perkebunan Milik Dokter Danny Christian (dokumentasi keluarga)

Apakah Anda membangun rumah sakit ini juga dengan tujuan untuk meraup keuntungan dalam bisnis Anda?
Kalau utamakan bisnis dengan membangun RSU di daerah minus seperti Sumba Timur seperti ini, itu kalkulasi yang salah. Itu rencana hayalan namanya, itu tidak sesuai dengan realita sosio-ekonomi masyarakat di sekitar kita.
Jadi pertimbangan saya membangun RSU Imanuel bukan karena pertimbangan ekonomi. Karena kalau membangun sarana kesehatan dengan orientasi begitu pasti kami tidak akan membangun sebuah rumah sakit di Sumba, kalau kalkulasi dari sudut bisnis tidaklah menguntungkan.
RS yang kami bangun lebih banyak berorentasi kepada pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi yang saya yakini dalam pekerjaan saya di dunia kesehatan. Karena RS ini, berdiri di tengah mayoritas masyarakat yang hanya mampu membayar dengan menggunakan BPJS dan dari keluarga masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi, jadi tidak mungkin kita bangun RSU dengan orientasi bisnis.
Kami lebih mengutamakan pelayanan kesehatan yang tulus dan iklas. Jadi pertimbangan bisnis bukanlah tujuan utamanya. Kami lebih berfokus pada tujuan sosial mendirikan RSU Imanuel. Memang saya tahu membangun RS itu perlu modal yang besar, karena RS itu adalah kegiatan yang padat modal-padat teknologi dan padat masalah.

Kalah Lawan Bhayangkara FC, Robert Rene Alberts Kecewa dan Ancam Depak Sejumlah Pemain Persib

Anda bilang bangun rumah sakit ini utamakan untuk kepentingan sosial dalam melayani kesehatan masyarakat. Apakah sejauh ini ada masyarakat yang datang berobat tidak memiliki uang untuk membayar atau tidak memiliki BPJS, tapi Anda tetap layani dengan tulus?
Di RS kami mottonya adalah 'Melayani Bukan Dilayani', dan saya tambah lagi ke manjemen RS sebagai berikut 'Tolong Dulu-Urusan Administrasi Itu Belakangan'. Kami tidak pernah membedakan masyarakat yang datang berobat ke RS.
Mau yang miskin dan kaya tidak ada perbedaan. Mau yang datang naik mobil dan naik becakpun tetap kami layani dengan sama, bukan yang naik mobil mewah akan kami sambut dengan permadani merah, lalu yang naik becak akan kami pandang sebelah mata. Tidak, itu tak akan pernah terjadi di RS kami.
Kami melayani masyarakat yang kurang mampu maupun yang mampu dengan tulus dan iklas tanpa diskriminasi.
Untung sekarang sudah ada BPJS. Sebelum ada BPJS, masyarakat yang kurang mampu kadang menimbulkan dilema buat RS. Kadang pasien tidak membayar, tetapi kami tetap layani dengan profesional, tulus dan iklas, yang membalas kebaikan hanyalah Tuhan yang maha kuasa.
Sudah banyak sekali kami di RS melayani masyarakat yang kurang mampu yang datang berobat atau mendapatkan pelayanan kesehatan namun yang tidak mampu membayar, tapi itu, saya layani dengan tulus dan iklas yang penting dia sehat kembali tanpa menuntut imbalan.
Cuma sekarang pekerjaan kita jadi mudah karena pasien yang tidak memiliki kartu BPJS dapat mengakses Jaminan kesehatan Daerah, karena Pemda Sumba Timur menanggung semua penduduk yang sakit tetapi tak punya BPJS lewat Jamkesda.

Perkebunan milik DR. Danny Christian2
Perkebunan milik DR. Danny Christian2 (dokumentasi keluarga)

Apa kenangan paling Anda ingat sampai hati Anda merasa ibah, hingga membangun rumah sakit ini dan melayani dengan sosial, tanpa mengutamakan kepentingan bisnis?
Pengalaman saya yang membuat saya tergerak itu, saat saya pertama tiba di Waingapu dan ikut kegiatan Puskesmas Keliling. Ada satu orang warga yang sakit saat itu. Oleh kader Posyandu, saya diberitahu tentang ini, kemudia saya ingin menemuinya, ternyata lokasi dia tinggal di sebuah rumah gubuk kecil tanpa dinding jauh di bawah kampung besar, jadi dia hanya terbaring lemah di atas dipan bambu tanpa dinding. Sejak saat itu saya merasa di sinilah talenta yang Tuhan berikan kepada saya bisa berguna lebih optimal.
Saya merasa sungguh amat bersalah bila kita tahu ada masalah kehidupan seperti ini di sekitar kita, tetapi kita diam dan tidak melakukan apapun.
Menurut defenisi saya kemiskinan itu adalah orang yang memiliki pilihan terbatas, bahkan tak punya kemampuan memilih, termasuk dalam bidang kesehatan. Jadi, saya harus mampu menghadirkan pilihan buat mereka ketika mereka sakit tanpa harus takut segala hal yang menyangkut konsekuensi ketika mereka berobat.
Kalau orang kaya dia bisa memilih, hari ini makan apa, besok makan apa. Tapi kalau orang miskin dia tidak punya pilihan, malah tidak ada pilihan untuk makanan, termasuk memilih untuk menyembuhkan kesehatannya sendiri.

ZODIAK BESOK! Ramalan Zodiak Selasa 2 Juli 2019 Cancer Resep Baru, Gemini Sibuk, Zodiak Lain?

Apakah Anda hanya tujuan untuk melayani masyarakat dalam bidang kesehatan ini saja?
Saya membangun RS untuk mewujudkan visi saya tentag dunia kesehatan, saya tidak perduli yang lain lagi, karena itu yang lain itu adalah porsi Tuhan. Saya tidak kuatir karena yakin bahwa niat baik akan mendapat berkat dari alam semesta.
Selain itu, saya juga dapat berarti buat sesama saya, dimana dapat membantu memperkerjakan begitu banyak masyarakat di Sumba khususnya di Sumba Timur.
Sampai dengan saat ini ada sekitar 100 karyawan saya yang bekerja di RSU Imanuel, ada yang ASN diperbantukan Pemda dan ada sebagian besar karyawan tenaga medis yang swasta bekerja di RSU ini. Untuk karyawan swasta kontrak diberikan upah di atas upah minimum Regional (UMR). Kalau dia pegawai tetap, maka upahnya merujuk pada upah ASN.
Sedangkan untuk jumlah dokter sendiri yang bekerja di RSU ini, yakni dokter umum sebanyak lima orang, dokter spesialis ada tiga orang, dan dokter part time atau tidak full time ada tiga orang pula. (*)

Perempuan ini Tewas Mengenaskan Terlindas Truk Semen, Ini Keterangan Polisi

Berkebun di Lahan Kering

Dr. Danny Chrisrtian juga memiliki hobi atau kesukaan untuk bertani atau berkebun di lahan kering seperti di daerah Sumba Timur.

Karena hobinya berkebun di lahan tandus itu, Dr. Danny yang akrab disapa ini, membeli tanah seluas 2 hektar di Laipori, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur.

Perkebunan dr. Danny Christian4
Perkebunan dr. Danny Christian4 (dokumentasi keluarga)

Di atas lahan tandus 2 hektar ini, suami dari Dr. Anry Widiaty Sp.P menanam bermacam-macam sayuran dan buah-buahan yang organik seperti bawang merah, bawang putih, semangka, dan lain sebagainya.

"Untuk lokasi lahan, saya sengaja memilih lahan kering karena itu hobi saya. Lokasi kebun, saya sengaja beli lahan kering seluas 2 hektar yang tidak ada air dan terlantar di Laipori atau sekitar 20 Km arah timur dari Kota Waingapu. Di atas lahan seluas itu banyak sekali aneka ragam tanaman organik seperti sayur-sayuran dan buah-buahan,"ungkap ayah dari Yudhistira Berhand Christian dan Stefani Andhara Christian.

Bupati Malaka Cek Satu per Satu Penginapan Kontingen ETMC

Anak bungsu dari 14 Saudara itu juga mengaku ia sengaja memilih lahan jering untuk membudidayakan tanaman organik itu untuk menunjukan kepada masyarakat, bahwa meskipun lahan kering kalau dikelola dengan baik dan memiliki niat untuk berkebun maka hasilnya akan maksimal.

"Sekaligus ini untuk mengajak masyarakat untuk merubah parameter penilaian mereka terhadap pertanian, untuk masyarakat mau kembali bertani,"ungkap Dr. Danny Alumni Fakultas Kedokteran-Universitas Kristen Indonesia (FK-UKI) Jakarta itu.

Menurutnya, sekarang problem paling besar di Negara Indonesia itu adalah anak-anak muda tidak ingin bertani lagi. Ini yang menjadi masalah.

"Kalau kita tidak tunjukkan seperti ini, maka lahan-lahan tandus seperti ini dibiarkan begitu saja, tanpa ada manfaatnya. Sehingga saya mau menunjukan kepada masyarakat, meskipun saya sebagai dokter yang punya penghasilan yang cukup tetapi terap mau mengolah tanah. Di rumah saya banyak menanam sayuran itu bukab karena saya tidak bisa beli tapi memang saya hobi sambil menyalurkan kepada masyarakat untuk kembali mencintai pertanian," kata pria kelahiran Waikabubak, 17 Juli 1969.

Wagub NTT : Semua Tenun Ikat di NTT Harus Dibuat Hak Paten

Masih menurut Dr. Danny, pekerjaan menjadi seorang petani itu mulia, bukan pekerjaan tidak berharga untuk mau ditekuni kembali.

"Problem kita seperti itu, sekrang petani-petani kita sudah tua semua. Sementara regenerasinya hampir nggak ada,"ungkap Dr. Danny.

Dr. Danny juga mengatakan, dalam mengerjakan kebun itu pula, bukan hanya ia sendiri yang bekerja, ia bersama dengan teman-temannya untuk mengolah dan sama-sama menanam dan hasilnya dinikmati bersama-sama.

Bukan hanya teman-temanya saja, namun juga ada juga masyarakat setempat sebagai petani ikut bekerja dan belajar cara mengolah yang baik dan juga cara menanam yang baik.

"Saya juga bagi-bagi bibit sayuran dan buah-buahan kepada masyarakat. Juga saya kasih belajar mereka cara bertanam yang baik, kasih belajar cara pembuatan pupuk organik cair dengan otodidak sendiri. Pertanian kita dengan organik, tidak ada sat-sat kimia,"tutup Dr. Danny. (rob)

Kronologi Lengkap Wanita Bawa Anjing Masuk Masjid dan Marah-Marah, Inilah Hasil Pemeriksaan Polisi

Riwayat Hidup

Nama : dr. Danny Christian.
TTL : Waikabubak, 17 Juli 1969.
Istri. : dr. Anry Widiaty, Sp.P
TTL : Jakarta, 29 September 1975
Anak : -Yudhistira Berhand Christian
-Stefani Andhara Christian.
Pendidikan Terakhir: FK-UKI Jakarta Lulus Tahun 1996.

Riwayat Pekerjaan
- Jadi Asisten Dosen di bagian bedah RSU FK-UKI Jakarta pada Tahun 1995-1999 dan 4 RS Lain di Jakarta.
- Direktur RSU Imanuel Waingapu dari tahun 2007 -sekarang. (rob)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved