Breaking News

Menyedihkan Tidak Ada Air Bersih, Warga Kampung Wesawa Manfaatkan Air Kali yang Disaring

Warga Kampung Wesawa Desa Kotakeo I, Kecamatan Nangaroro di Kabupaten Nagekeo masih mengalami berbagai kesulitan.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
Warga Desa Kotakeo di Kampung Wesawa saat timba air di Kali Kecil (Lengo) Wesawa Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo, Jumat (21/6/2019). 

Menyedihkan Tidak Ada Air Bersih, Warga Kampung Wesawa Manfaatkan Air Kali yang Disaring

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Warga Kampung Wesawa Desa Kotakeo I, Kecamatan Nangaroro di Kabupaten Nagekeo masih mengalami berbagai kesulitan.

Kesulitan yang mereka alami sampai saat ini adalah soal susahnya akses air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, baik untuk minun maupun untuk kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK) juga kebutuhan lainnya yang harus menggunakan air bersih.

Warga Kampung Wesawa Desa Kotakeo I, Martinus Mola (59) mengatakan sejak 1985 ia sudah mendiami kampung Wesawa.

Kesulitan yang ia alami dan warga lainnya adalah susahnya akses air bersih dan hampir setiap hari warga harus rela berjalan kali turun gunung mencari untuk mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Remaja TTS Jadi Putri Tenun NTT 2019

Renungan Harian Kristen Protestan Sabtu 22 Juni 2019 “Allah Menyesal dan Pilu HatiNya

BMKG Perkiraan Cuaca Aktual Penerbangan di Bandara El Tari Kupang, Simak Yuk

"Kalau air memang sangat sulit. Kami ambil air dari gunung Depodo yang merupakan sumber utama.
Dari Depodo, Koro, Wesawa Dekolabo. Itu dulu saja, sekarang kami susah air. Kami tidak bisa akses lagi air dari sumber Depodo. Debit air kurang," ujar Martinus, kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (21/6/2019).

Ia menyebutkan di Kampung Wesawa hanya ada 12 rumah tangga dan yang jelas sangat membutuhkan banyak air.

Ia mengatakan awalnya akses air dari Depodo sangat baik, namun ditengah perjalanan, ada beberapa persoalan sehingga warga Kampung Dekolabo dan Wasewa mengalah saja

"Untuk sementara ada 12 rumah dan Kepala Keluarga lebih. Karena dalam satu rumah ada yang dua sampai tiga kepala keluarga. Air ini memang awalnya baik. Tapi beberapa bulannya ada masalah, alam, ulah manusia karena ada egonya. Jadi untuk dua anak kampung (Wesawa dan Dekolabo) kami lebih banyak ambil air secara manual atau kami ambil air dari sumber mata air lain saja," ujarnya.

Modal Air Lengo Wesawa

Untuk mencukupi kebutuhan air MCK, warga kampung Wesawa hanya bisa mengambil air di kali kecil di kampung itu.

Warga menyebutnya Lengo (kali kecil) Wesawa sebagai sumber air.

Jika musim hujan debit airnya mencukupi dan warga membuat seperti sumur dalam kali tersebut. Kali itu tidak besar. Di kali itu warga membuat semacam sumur atau seperti kolam berukuran kecil untuk menampung air.

"Kali kecil itu biasanya disebut Lengo. Lengo Wesawa itu sumber air juga. Kami buat seperti sumur kecil atau bahasa daerah sini biasa sebut Naku. Naku dibuat untuk menampung air. Ketika air banyak warga bisa timba air menggunakan gayung atau tempurung kelapa," ujarnya.

Ia mengatakan saat timba harus pelan-pelan dan jangan terlalu kasar. Karena kalau tergesa-gesa air akan kotor. Sebab banyak lumpur diseputaran Naku itu.

Dugaan Kasus Penganiayaan Oknum Pegawai Lapas Terhadap Napi Anak, Ini Perkembangannya

Guys Jangan Pernah Percaya dengan 4 Mitos Pekerjaan Ini

Dugaan Kasus Penganiayaan Oknum Pegawai Lapas Terhadap Napi Anak, Ini Perkembangannya

"Kalau dulu airnya jernih. Tapi sekarang hanya untuk MCK. Tapi untuk minum tidak bisa," ujarnya.

Ia mengatakan meskipun agak kurang bersih, warga tetap mengambil air tersebut untuk MCK. Sebab jika harus pergi ambil air disumber mata air akan memakan waktu lama.

Ambil Air di Loka Yio

Ia mengatakan, warga kampung Wesawa tidak kehilangan akal saat ada persoalan. Warga setempat langsung beralih untuk mendapatkan air di sumber mata air Loka Yio yang jaraknya sekitar 800 hingga 900 Meter dari Kampung Wesawa.

"Kami ambil dari mata air Loka Yio.
Kami jalan kaki. Ada yang pakai motor atau kalau ada mobil bisa juga," ujarnya.

Ia mengaku kalau ambil air untuk kebutuhan rumah tangga warga harus rela turun ke Loka Yio dan otomatis saat pulang harus mendaki.

"Dari Wesawa ke Loka Yio itu jaraknya 800 meter. Kalau pergi menurun. Namun kalau pas pulang mendaki," tambahnya.

Ia mengatakan kalau anak sekolah timba air siang hari. Kalau pagi mereka pasti akan terlambat ke sekolah.

"Anak sekolah kadang pergi timba air siang setelah pulang sekolah atau sore hari. Kalau pagi hari tidak bisa, nanti mereka terlambat ke sekolah," ungkapnya.

Bengkel APPeK Buat MoU Untuk Pengembangan Peternakan di NTT

Ulangtahun Bupati Masneno Disatukan dengan Peresmian Puskesmas Oesao

Warga Kampung Dekolabo Desa Kotakeo I, Laurensius Saye (78) mengaku warga di Kampung Dekolabo juga sangat kesulitan air.

"Kalau di Dekolabo ambil air di sumber mata air Tedona. Itu mereka jalan kaki. Jaraknya dari kampung 800 meter juga sampai 900 meter," ujar Laurensius.

Ia mengaku jika ada hajatan warga harus menggunakan mobil untuk mengangkut air.

Ia berharap ada sentuhan dari Pemerintah terkait persoalan air bersih di Desa Kotakeo I. Sehingga masyarakat bisa hidup aman dan nyaman. Sebab kebutuhan air bersih menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved