Renungan Harian
Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 16 Juni 2019, "Menyelesaikan Perbedaan Dengan Hikmat Tuhan"
Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 16 Juni 2019, "Menyelesaikan Perbedaan Dengan Hikmat Tuhan"
Keputusan ini dituangkan dalam sebuah surat untuk diantar ke jemaat Antiokhia oleh Yudas yang disebebut Barsabas dan Silas (Kisah 15: 22, 27) dengan didampingi tentu saja oleh Rasul Paulus dan Barnabas”. Isi surat itu adalah:
"Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. 24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka.
25 Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, 26 yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus.
27 Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. 28 Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:
29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."
Menurut Herbert Haag (lihat Herbert Haag, Bibliches Wörterbuch, Verlag Herder, Freiburg-Basel-Wien 2003) pertemuan para Rasul yang kemudian dikenal sebagai Konsili Rasul pertama atau Apostelkonsil di Yerusalem ini terjadi kira-kira tahun 49 Masehi menghasilkan banyak keputusan penting selain dari menjawab persoalan jemaat di Antiokhia, diantaranya
a). orang kristen asal kafir tidak boleh dipaksakan untuk disunat; b). pembagian wilayah kerja Pekabaran Injil antara Paulus mengabarkan Injil bagi orag kafir di luar Yerusalem sementara Petrus dank rasul-raul yang lain di Yerusalem dan sekitarnya; c). pengumpulan kolekte bagi jemaat di Yerusalem sebagai tanda keesaan.
Beberapa hal menarik dapat kita petik dari peristiwa yang dikisahkan ini:
Pertama, jikalau ada masalah yang muncul dalam jemaat, dalam kehidupan rumah tangga, hubungan suami istri, hubungan antar saudara, jalan terbaik adalah berkomunikasi timbal balik.
Artinya duduk dan bicara saling buka hati satu dengan yang lain untuk melihat maksud Tuhan dan kehendak Roh Kudus (Kisah 15:28) dibalik setiap peristiwa.
Kedua, ketika ada masalah dibutuhkan orang-orang yang dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih untuk bertindak sebagai penengah atau jurudamai (Peranan ini telah dimainkan dengan baik oleh Rasul Petrus dan Rasul Yakobus, Kisah 15:7-12 dan 13-21).
Sehingga konflik tidak meluas dan melebar kemana-mana. Sehingga baik jemaat atau kita sekalian yang berkonflik atau berselisih tidak membiarkan kuasa Iblis makin merajalela yang bisa saja semakin menghancurkan kehidupan kita sebagi anak-anak Tuhan.
Ketiga, jika ada masalah carilah atau mintalah jalan keluar dari pihak-pihak yang berkompeten. Kalau jemaaat bermasalah mintalah nasehat dari Klasis dan Sinode.
Kalau rumah tangga bermasalah suami istri bermasalah carilah para saksi nikah dan orang tua atau penasehat perkawinan. Jangan pada pihak ketiga yang justru menjadi proovokator, atau yang memanfaatkan situasi misalnya PIL (pria idaman lain) dan WIL (Wanita Idaman Lain), bisa tambah bahaya,
Keempat, keterbukaan Para rasul atau para pimpinan gereja di Yerusalem untuk pada satu pihak menerima dan menghargai hasil pekerjaan Rasul Paulus dan Barnabas yang telah bekerja keras dan mempertaruhkan nyawa mereka, tetapi juga kepada bangsa kafir di Antiokhia untuk tidak wajib mengikuti adat istiadat Yahudi sebagai pra syarat menjadi Kristen.