Terungkap! Orang Ini Yang Akan Bunuh Gories Mere, Jenderal Terbaik NTT, Apa Imbalan Kivlan Zein

Dilansir dari Kompas.com, menurut Irfansyah, Kivlan Zen mengaku akan memberikan imbalan uang Rp 5 juta untuk operasional.

Editor: Hasyim Ashari
ISTIMEWA
Terungkap! Orang Ini Yang Akan Bunuh Gories Mere, Jenderal Terbaik NTT, Ini Imbalan Kivlan Zein 

Terungkap! 2 Orang Ini Yang Akan Bunuh Gories Mere Sang Jenderal Terbaik NTT, Apa Imbalan Kivlan Zein

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Jenderal terbaik asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Gories Mere, ditergatkan akan dibunuh bersama tiga tokoh bangsa lainnya.

Gories Mere adalah Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan.

Termasuk satu orang direktur lembaga survei, Yunarto Wijaya.

Selain Gories Mere, tiga tokoh itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.

Senior Demokrat Dorong Kongres Luar Biasa, Minta SBY Tunjuk AHY Jadi Ketum

Ramalan Zodiak Cinta Besok Jumat 14 Juni 2019, Pisces Harus Ikhlas, Cancer Galau, Virgo Tetap Tenang

Polri buka-bukaan tentang dalang kerusuhan 22 Mei 2019 yang di dalamnya ada rencana pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei.

Satu di antaranya pengakuan sang eksekutor Gories Mere dan tokoh lainnya, bernama Iffansyah.

Dilansir dari Kompas.com, menurut Irfansyah, Kivlan Zen mengaku akan memberikan imbalan uang Rp 5 juta untuk operasional.

Kivlan juga akan menjamin hidup istrinya.

Irfansyah merupakan salah satu tersangka kepemilikan senjata api ilegal.

Ia mengaku mendapat perintah dari Mayjen (Purn) Kivlan Zen untuk membunuh Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Pengakuan Irfansyah disampaikan lewat rekaman video yang diputar Polri dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Jumpa pers itu dilakukan Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, Kepala Pusat Penerangan
TNI Mayjend Sisriadi, dan beberapa pejabat Polri.

Ia menjelaskan, pada 19 April 2019 mendapat telepon dari Armi untuk bertemu dengan Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah, Jakarta.

ASBAK NTT Tour Motor Guna Promosi Pariwisata NTT

Live Streaming Timnas U-23 Indonesia vs Bali United Laga Ujicoba Jumat (14/6) Jam 19.30 WIB

Saat itu, Irfansyah tengah berada di pos sekuriti Peruri bersama temannya, Yusuf.

Keesokan harinya, dengan mengajak Yusuf, Irfansyah kemudian menuju Masjid Pondok Indah dengan menggunakan mobil Yusuf.

Setelah menunggu di lapangan Masjid Pondok Indah, Kivlan Zen kemudian datang menggunakan mobil yang dikemudikan sopirnya, Eka.

Saat itu, kata dia, Kivlan Zen sempat shalat terlebih dulu.

Setelah itu, Irfansyah dipanggil Armi agar masuk ke dalam mobil Kivlan Zen.

Di dalam mobil, kata dia, sudah ada Kivlan Zen sendirian.

Irfansyah mengatakan, Kivlan Zen saat itu mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan foto Yunarto dan memberi tahu alamat Jalan Cisanggiri, Kebayoran Baru, Jakarta.

Alamat tersebut adalah kantor Charta Politika Indonesia.

"Pak Kivlan berkata kepada saya, 'coba kamu cek alamat ini. Nanti kamu foto dan videokan'. 'Siap', saya bilang," cerita Irfansyah.

Menurut Irfansyah, Kivlan Zen mengaku akan memberikan uang Rp 5 juta untuk operasional.

"Beliau berkata kalau ada yang bisa eksekusi saya jamin anak dan istrinya serta liburan kemana pun," kata dia.

Kivlan kemudian menyuruh Ifransyah turun dari mobil dan memerintahkan Eka untuk mengambil uang Rp 5 juta untuk Irfansyah.

TKN Hanya Jawab Gugatan Pertama BPN, Tak Akui Perbaikan Permohonan

Polres Ngada Gelar Apel Konsolidasi Pasca Operasi Ketupat Turangga 2019

Setelan menerima uang, Ifransyah kemudian pulang bersama Yusuf.

Survei lokasi Keesokan hari pukul 12.00 WIB, Irfansyah mengaku bersama Yusuf mendatangi alamat yang diberikan Kivlan Zen.

Dengan menggunakan ponsel Yusuf, mereka merekam suasana kantor dan memfoto.

"Foto dan video dikirim ke HP saya, saya kirim ke Armi. Armi jawab 'oke mantap'," ujar Irfansyah.

Ifransyah dan Yusuf kembali melakukan survei untuk kedua kali pada keesokkan harinya, juga pukul 12.00 WIB.

Mereka kembali merekam suasana kantor tersebut dan mengirim gambar serta video ke Armi.

"Tapi Armi tidak pernah menjawab lagi," ujarnya.

Setelah itu, keduanya kembali ke pos sekuriti.

Mereka menyangka bahwa tugas sudah selesai.

"Sisa uang operasi kami bagi-bagi," ujarnya.

Pada 19 Mei 2019, Irfansyah kemudian ditangkap polisi.

Kivlan kemudian menyuruh Ifransyah turun dari mobil dan memerintahkan Eka untuk mengambil uang Rp 5 juta untuk Irfansyah.

Setelan menerima uang, Ifransyah kemudian pulang bersama Yusuf.

Survei lokasi Keesokan hari pukul 12.00 WIB, Irfansyah mengaku bersama Yusuf mendatangi alamat yang diberikan Kivlan.

Dengan menggunakan ponsel Yusuf, mereka merekam suasana kantor dan memfoto.

"Foto dan video dikirim ke HP saya, saya kirim ke Armi. Armi jawab 'oke mantap'," ujar Irfansyah.

Ifransyah dan Yusuf kembali melakukan survei untuk kedua kali pada keesokkan harinya, juga pukul 12.00 WIB.

Mereka kembali merekam suasana kantor tersebut dan mengirim gambar serta video ke Armi.

"Tapi Armi tidak pernah menjawab lagi," ujarnya.

Setelah itu, keduanya kembali ke pos sekuriti.

Mereka menyangka bahwa tugas sudah selesai.

"Sisa uang operasi kami bagi-bagi," ujarnya.

Pada 19 Mei 2019, Irfansyah kemudian ditangkap polisi.

Kivlan Zen penentu target pembunuhan

Kepolisian merilis peran tersangka Kivlan Zen dalam kasus dugaan kepemilikan senjata api
ilegal dan pembunuhan berencana terhadap 5 tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga
survei.

Peran Kivlan terungkap dari keterangan para saksi, pelaku dan sejumlah barang bukti.

"Berdasarkan fakta, keterangan saksi dan barang bukti, dengan adanya petunjuk dan kesesuaian
mereka bermufakat melakukan pembunuhan berencana terhadap 4 tokoh nasional dan satu
direktur eksekutif lembaga survei," ujar Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary
Syam Indradi dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Pertama, Kivlan diduga berperan memberi perintah kepada tersangka HK alias I dan AZ untuk
mencari eksekutor pembunuhan.

Kivlan memberikan uang Rp 150 juta kepada HK alias I untuk membeli beberapa pucuk senjata
api.

Menurut Ade, setelah mendapatkan 4 senjata api, Kivlan masih menyuruh HK mencari lagi satu
senjata api.

Kivlan juga diduga berperan menetapkan target pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan satu
pimpinan lembaga survei.

"KZ (Kivlan Zein) memberikan uang Rp 5 juta pada IR untuk melakukan pengintaian, khususnya target pimpinan lembaga survei," kata Ade.

Video pengakuan Irfansyah:

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Janji Kivlan Zen pada Eksekutor Pembunuh Yunanto Wijaya, Beri Liburan & Jamin Istri dan Anaknya,

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved