Renungan Harian

Renungan Harian Protestan Kamis 13 Juni 2019: Allah Merapatkan TelingaNya Pada Bibir yang Berdoa

Renungan Harian Protestan Kamis 13 Juni 2019: Allah Merapatkan TelingaNya Pada Bibir yang Berdoa

Editor: Eflin Rote
DOK Pribadi
Pdt. Dina Dethan, MTh 

Semakin dia tunduk dan ikut pimpinan Tuhan, ternyata dia semakin melihat anugrah dan kebaikan Tuhan.

Cinta Daud kepada Tuhan bukanlah cinta yang bersyarat dan menunggu bukti. Namun cinta Daud kepada Tuhan adalah cinta yang lahir karena berjalan bersama Tuhan.

Selanjutnya Daud berkata: Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. Daud, di dalam kesesakan, dengan rendah hati dan sungguh-sungguh memohon belas kasihan Allah, dan Allah telah mendengarkan dia, yakni, dengan murah hati telah menerima doanya.

Kata Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku. menunjukkan kesediaan dan kerelaan-Nya untuk mendengarkan doa.

Seolah-olah Ia merapatkan telinga-Nya kepada bibir yang berdoa, untuk mendengarkannya, meskipun hanya dibisikkan dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dia memperhatikan dan mendengarkan(Yer. 8:6).

Namun, ini juga menyiratkan bahwa sungguh merupakan perendahan diri yang menakjubkan dalam diri Allah bahwa Ia mau mendengarkan doa.

Ia menunduk untuk menurunkan telinga-Nya. Tuhan, siapakah manusia itu, sampai Engkau membungkuk seperti itu kepadanya!

Beda dengan ceritera ketika seorang istri ketikaiasedang berceritera dengan suaminya, suami hanya bilang hm, hm, tetapi perhatiannya hanya di televisi karena lagi nonton motor GP.

Atau ada orang yang ketika berjabatan tangan denganseseorang dia malah melihat ke orang lain. Tuhan Allah yang digambarkan Daud, memiliki perhatian yang sungguh-sungguh.

Selanjutnya Daud menceriterakan pengalaman-pengalaman yang lebih dramatis lagi, yaituketikatali-tali maut telah meliliti akuatauketikadukacita datang begitu rupa sehingga iatidakberdayasebabiatelahberada di jurangmaut, tetapiTuhan menolongnya.

Terhadap semua yang dilakukan Allah, Daud berkata:

“Aku akan mengangkat piala keselamatan”. Piala di sini adalah cawan yang sering dipakai untuk suatu perayaan tertentu. Mengangkat piala menunjukkan sikap menghormati dan menghargai suatu perayaan yang diadakan.

Daud tidak hanya mengangkatPialaKeselamatan, tetapiIaakan menyerukan nama Tuhan.

Terjemahan lain mengatakan “memproklamasikan nama Tuhan.” Hal ini menunjukkan bahwa nama Tuhan merupakan sesuatu yang sangat berarti dan penting sehingga pemazmur rindu untukmemberitakan atau menyerukan nama Tuhan kepada orang lain.

Hal yang terkahir, Daud berkata: “Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan. Sebuah nazar (janji) yang diucapkan adalah sebuah hutang yang harus dibayar (dilunasi). Karena itu, tuntutan sebuah nazar merupakan tuntutan yang sangat berat untuk dilaksanakan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved