Renungan Harian

Renungan Harian Protestan Jumat 31 Mei 2019: Bersediakah Kita Menjadi Saksi Kristus yang Benar?

Renungan Harian Protestan Jumat 31 Mei 2019: Bersediakah Kita Menjadi Saksi Kristus yang Benar?

Editor: Eflin Rote
Dok Pribadi/Mesakh A.P. Dethan
Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA 

Oleh karena itu bersaksi adalah gaya hidup kita, bukan beban yang memberatkan kita. Sebab kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam diri membebaskan kita, memberikan semangat kepada kita. Bahkan ketika kita merasa tak mampu ia justru menolong kita hingga kedatangan kembalinya Yesus.  

Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri.  Pemulihan dunia melalui  kedatangan Yesus yg kedua kali hanya diketahui oleh Allah Bapa sendiri  (Markus 13:32 dan 33).

32 Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja." 33 "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.

Menarik bahwa ketika para murid Yesus menanyakan kapan Yesus memulihkan Israel sebagaimana dilukiskan dalam bacaan kita Kisah Para Rasul 1:1-14.  

Yesus tidak menjawab pertayaan para murid tentang pemulihan Israel, tetapi Ia justru lebih suka berbicara tentang pekabaran Injil Kerajaan Allah kepada berbagai bangsa.

Ini mengindikasikan bahwa Yesus tidak hanya memikiran nasib sebuah bangsa, namun ia lebih memikirkan nasib berbagai bangsa di muka bumi. Israel penting tetapi jauh lebih pentinga adalah pemberitaan Inji kepada orang-orang dari berbagai bangsa, berbagai budaya dan bahasanya.

Suku, agama dan ras kita mungkin penting tetapi jauh lebih penting adalah, kebersamaan kita dengan suku, agama dan ras orang lain.

Kita dapat menjadi saksi yang baik kalau mampu memperbaharui diri.

Memperbaiki diri disini tiadk hanya soal bertobat, tetapi kesediaan untuk berjalan dalam zona pertobatan sambil turut bersaksi bersama orang lain.

Dengan membaharui diri kita,kesaksian kita lebih efektif dan berdaya guna.

Penghakiman Tuhan itu seperti sebuah ilustrasi berikut:

Hiduplah seorang raja baik hati yang sangat memperhatikan kondisi rakyatnya dan suatu hari ia pun mulai menjelajah ke pelosok negerinya dan tiba-tiba seseorang menghentikannya dan meminta dia untuk mengadili seorang pencuri.

Akan Sang Raja mengampuni  si pencuri karena ia datang bukan untuk menghukum. Ketika tiba waktunya bagi sang raja untuk menghakimi maka sang raja inipun terkejut karena didapati pencuri yang sama berada di hadapannya.

Si pencuri itu merasakan ada sedikit pengharapan akan adanya pengampunan seperti dulu yang pernah ia dapatkan. Ternyata apa yang terjadi sungguh di luar dugaan, raja menghukum dua kali lebih berat.

Berita Injil telah diberitakan karena itu, janganlah kita menyia-nyiakan kabar baik ini. Dia adalah Allah yang menghukum kita tetapi sadarlah Dia adalah Bapa kita yang akan mendisiplinkan kita dengan sangat keras supaya kita tidak menyeleweng ke jalan yang sesat.

Menjadi sukses, kaya, berlimpa harta dalam hidup adalah bagian dari berkat Tuhan yang patut disyukuri, tetapi hanya ini saja tidaklah lengkap bagi orang beriman, orang beriman juga harus ambil bagian dalam .

**

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved