Breaking News

Kabar Duka

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Duka Datang dari Muhaimin Iskandar, KH Tolchah Hasan Wafat

Muhaimin Iskandar atau yang biasa disapa Cak Imin ini mengabarkan kalau Prof Dr Kyai H M Tolchah Hasan, telah wafat.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
KOMPAS.COM/NABILLA TASHANDRA
Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Duka Datang dari Muhaimin Iskandar, KH Tolchah Hasan Wafat 

5. Peran Sebagai Ulama

Peran Muhammad Tolchah Hasan sebagi tokoh ulama juga dibuktikan dengan berdirinya Masjid Sabilillah yang berada di Singosari, Malang bersama dengan salah satu bapak pendiri NKRI, KH Masykur.

Muhammad Tolchah Hasan dan KH Masykur berhasil mengembangkan masjid sebagai tempat
yang berguna bagi masyarakat sekitar.

Apakah Puasa Batal Jika Bicara Kotor atau Kasar?

PHBI Sumba Timur Prakirakan Sampai 6.000 Umat Muslim Ikut Solat Idul Fitri 1440 Hijriah

Hal tersebut terlihat dengan adanya sekolah mulai tingkat dasar sampai lanjutan, kegiatan sosial
ekonomi dengan adanya Laziz Sabilillah, Poliklinik sebagai pusat kesehatan Masyarakat.

Biodata:

* Jabatan: Menteri Agama Indonesia ke-18

* Masa jabatan: 26 Oktober 1999 - 9 Agustus 2001

* Presiden: Abdurrahman Wahid

* Wakil Presiden: Megawati Soekarnoputri

* Pendahulu: Abdul Malik Fadjar

* Pengganti: Said Agil Husin Al Munawar

Informasi pribadi

* Lahir: 10 Oktober 1938 (umur 80)

* Tempat: Tuban, Jawa Timur, Hindia Belanda
* Meninggal dunia: 29 Mei 2019

* Kebangsaan: Indonesia

* Partai politik: PKB

* Pasangan: Hj. Solichah Noor

* Alma mater: Universitas Merdeka Malang

* Profesi: Ulama

Ayah: Tholhah

Ibu: Anis Fatma

Kakek: Hasan

Adik: Afif Najih

Istri: Solichah Noor

Anak: Fathin Furaida, Nadya Nafis, Mohammad Hilal Fahmi, Dr. Hj. Fathin Furaida, Ir. Nadya Nafis. Ir. Mohammad Hilal Fahmi

NU Jatim Sholat Gaib

Mengutuo nu.or.id, berita duka kembali menyapa warga NU. Mustasyar PBNU KH Tolchah Hasan meninggal dunia.

Kabar tersebut pertama kali NU Online terima dari Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuqi Mustamar, Rabu (29/5) siang ini.

"Kira-kira setengah jam yang lalu. Kiai Tolchah meninggal di Rumah Sakit di Malang," kata Kiai Marzuqi Mustamar melalui sambungan telepon, siang ini pukul 14.35 WIB.

Kiai Marzuqi Mustamar juga mengimbau warga NU untuk menjalankan shalat gaib bagi Kiai Tolchah dan agar bisa mendoakan almarhum Kiai Tolchah Hasan agar khusnul khatimah.

"Mugi-mugi khusnul khotimah. Nyuwun kanti sanget, pengurus NU lan warga NU kirim doa lan shalat ghoib kagem KH Tolhah Hasan, (Semoga khusnul khatimah. Mohon dengan sangat, penguru NU dan warga NU agar mengirim doa dan menjalankan shalat gaib untuk KH Tolchah Hasan," kata Kiai Marzuqi.

Kabar tersebut dibenarkan oleh Hardadi Arilangga, menantu Kiai Tolchah Hasan.

"Wafat tadi jam 14.10 WIB di Paviliun VIP A Wijaya Kusuma RS Saiful Anwar, Kota Malang," kata Hardadi yang seorang dokter.

Almarhum rencananya akan dimakamkan di kompleks Pesantren Bungkuk Singosari, bakda shalat Tarawih malam ini.

"Di situ (kompleks makam) kan ada makam Kiai Masykur, lalu ibunya," lanjut Dokter Hardadi.

Saat berita ini ditulis, jenazah masih berada di RSSA, dan tengah dilakukan pengurusan jenazah Kiai Tolchah.

Pertengahan Mei lalu, salah satu putri Kiai Tolchah, Fathien Furaida mengabarkan Kiai Tholchah beberapa hari terakhir memang kerap keluar-masuk RS.

Kiai Tolchah merupakan Menteri Agama (Menag) pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan aktif sejak muda di NU.

Pada Muktamar NU ke-33 tahun 2015, Kiai Tolchah juga salah satu kiai yang masuk dalam Ahlul Hali wal Aqdi.

Ia juga pernah mengemban amanah sebagai Wakil Rais Aam PBNU mendampingi KH Sahal Mahfudh.

Achmad Nur Kholis dalam artikel yang dimuat NU Online menjelang penyelenggaraan Muktamar NU tahun 2015 menuliskan Kiai Tolchah Hasan atau Prof Dr KH Muhammad Tolchah Hasan, dilahirkan di Tuban, Jawa Timur pada 1936.

Ia merupakan seorang tokoh yang multidimensi, sebagai ulama, tokoh pendidikan, pegiat organisasi yang tekun dan juga seorang tokoh yang aktif di pemerintahan.

Sebagai seorang ulama, tulis Nur Kholis, Kiai Tolchah adalah sosok dengan keilmuan yang mendalam.

Penguasaannya terhadap teks-teks agama ditunjukkan dengan aktivitasnya mengajar di pondok pesantren dan di berbagai perguruan tingi.

Sebagai seorang tokoh agama ia juga mampu menciptakan pemikiran-pemikiran segar dalam pemahan terhadap agama.

Buku populer yang ia tulis (disamping banyak karya yang lain) adalah Ahlussunnah wal Jamaah dalam Tradisi dan Persepsi NU.

Perannya sebagai ulama juga ditunjukkan dengan eksistensi Masjid Sabilillah di Singosari Malang yang dibangun bersama salah seorang founding father NKRI, KH Masykur.

KH Masykur menunjuk kiai alumni Tebuireng ini sebagai ketua panitia pembangunan masjid itu.

Kiai Tolchah mampu mengembangkan Masjid Sabilillah menjadi sebuah masjid yang tidak hanya menonjol sebagai tempat ibadah, melainkan tempat pengembangan masyarakat dengan memberdayakan masjid berperan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya sekolah mulai tingkat dasar sampai lanjutan, kegiatan sosial ekonomi dengan adanya LAZIS Sabilillah, Poliklinik sebagai pusat kesehatan masyarakat.

"Semuanya itu dikelola dengan baik di bawah Masjid Sabilillah. Hal demikian ini menunjukkan bahwa KH Tolchah mampu mengembangkan masjid sebagai pusat peradaban seperti masa lalu," tulis Nur Kholis. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved