WHO Resmi Jadikan Kecanduan Bermain Game sebagai Penyakit Mental
Dikutip dari website resmi WHO, organisasi kesehatan dunia ini telah memutuskan dan secara resmi mengajukan proposal dan mengakui bahwa 'Gaming Disord
POS KUPANG.COM -- Dikutip dari website resmi WHO, organisasi kesehatan dunia ini telah memutuskan dan secara resmi mengajukan proposal dan mengakui bahwa 'Gaming Disorder' menjadi penyakit mental terbaru.
Gaming sendiri sebenarnya sudah ada sejak dari dulu kala meski game-game jaman now memang lebih mudah diakses dan digunakan oleh khalayak ramai.
Game jaman dulu atau bahkan game kuno memang tak semudah dicapai dan bahkan termasuk sulit untuk dimainkan oleh khalayak ramai.
Setelah lama digaungkan tentang permasalahan main game yang berlebihan, apa itu 'Gaming Disorder'?
• Pelatih Macan Kemayoran Pantang Remehkan Mahesa Jenar PSIS, Ini Strategi Persija Malam Ini
Menurut WHO, 'Gaming Disorder "Didefinisikan sebagai pola perilaku bermain yang ditandai dengan gangguan kontrol terhadap permainan"
"Gangguan prioritas yang diberikan untuk bermain di atas kebutuhan dan kegiatan sehari-hari"
• Pelatih PSS Sleman Akui Tak Tampilkan Performa Terbaik saat Hadapi Semen Padang
"Dan tetap melanjutkan untuk bermain game meski konsekuensi negatif."
Dilansir dari Venture Beat dan WOB, keputusan untuk memberlakukan revisi 11 Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-11) dibuat oleh 194 anggota WHO setelah periode pertimbangan yang dimulai kembali pada Juni 2018 dan telah selesai 25 Mei.
Langkah-langkah akan diambil untuk memberlakukan 'Gaming Disorder' ini pada 1 Januari 2022.
WHO juga menjelaskan bahwa agar penyakit mental 'Gaming Disorder' didiagnosa lebih lanhjut,
"Pola perilaku harus cukup keras untuk menghasilkan penurunan signifikan dalam fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan atau fungsi penting lainnya dan biasanya akan terbukti setidaknya selama 12 bulan."
• Intip YUK Jadwal Terbaru Maung Bandung Persib Pekan ke-4 hingga Pekan ke-10 Liga 1 Indonesia 2019
WHO telah menyarankan para gamer untuk lebih waspada terhadap waktu yang mereka habiskan untuk bermain game.
Terutama jika game telah mengambil alih dan merubah dan mengganggu kegiatan sehari-hari lainnya.
Perhatikan, sebenarnya bahwa bermain video game pada dasarnya tidak buruk bahkan jika diarahkan dengan baik pasti hasilnya akan baik.
Namun ini hanya menjadi gangguan atau sebuah disorder ketika kesehatan fisik, psikologis dan fungsi sosial terganggu.
Beberapa ahli khawatir bahwa klasifikasi baru ini menjadi kontroversi.
Dan bahkan dapat menyebabkan larangan bermain video game di seluruh dunia.
Mereka juga merasa bahwa dengan penentuan ini dapat membuat video game menjadi terlihat buruk, dan mengurangi efek positif yang mereka bawa.
• Begini Ancaman PSIS Semarang untuk Macan Kemayoran Persija di Liga 1 2019
Permainan Mobile Legends di Ponsel Pintar
Permainan Mobile Legends di Ponsel Pintar (Instagram/mobile legends)