Atlet Silat Pra PON 2020 Wajib Tes Kesehatan
semua atlet pencak silat yang mengikuti Training Center (TC) Pra Pon 2020 wajib mengikuti tes kesehatan sebelum direkrut
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Adiana Ahmad
Atlet Silat Pra PON 2020 Wajib Tes Kesehatan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM | KUPANG- Rapat internal tim pelatih Pengprov IPSI NTT yang telah digelar sebelumnya telah menetapkan semua atlet pencak silat yang mengikuti Training Center (TC) Pra Pon 2020 wajib mengikuti tes kesehatan sebelum direkrut untuk mengikuti tes kemampuan fisik awal dan tes kecabangan.
Demikian yang disampaikan oleh pendamping tim pelatih Pencak Silat TC Pra PON yang dipercayakan tim pelatih Pengprov IPSI NTT untuk menangani latihan fisik, Frengki A. Awiryanto saat ditemui Pos Kupang di Aula Ben Mboy Jl. Basuki Rahmat No. 1 Naikoten I Kota Kupang, Selasa (21/5/2019).
"Hasil rapat yang telah kami gelar bulan lalu sudah kami putuskan bahwa syarat untuk direkrut untuk selanjutnya mengikuti tes kemampuan fisik itu harus melalui seleksi tes laboratorium karena hasil tes lab tersebut akan menjadi tolok ukur untuk mengikuti TC," katanya.
• Kasus Dugaan Penyelundupan Senjata, Mantan Danjen Kopassus dan Praka BP Ditahan
Sedangkan hasil tes kemampuan fisik dan tes kecabangan hanya akan menjadi panduan untuk tim pelatih menyusun program latihan sesuai dengan kebutuhan atau kekurangan dari kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang dimiliki oleh para atlet untuk meningkatkan kekurangan tersebut.
"Untuk tes selanjutnya kami akan melihat dari sisi mental seperti kedisiplinan, dan perkembangan fisik serta hasil tes kecabangan," tegasnya.
Dia pun menegaskan hasil tes lab tersebut bertujuan untuk mengetahui riwayat kesehatan atlet karena latihan yang akan dijalani selama tahap persiapan lebih banyak pada peningkatan kemampuan fisik secara umum yang tentunya membutuhkan kemampuan biologis dan biomotorik yang baik.
• Wiranto Unkpa Ada Rencana Menduduki KPU, Bawaslu, DPR, Istana
"Tujuan tes lab khsusnya nanti ambil darah itu untuk mengetahui riwayat kesehatan dari masing-masing atlet apakah atlet tersebut mengidap Tifes, dan Hepatitis karena kedua penyakit ini akan kambuh apabila mereka mengalami kelelahan. Kalau kami tidak lakukan hal demikian, maka akan sia-sia semua latihan yang kami berikan."
Latihan fisik yang akan dijalani di tahap persiapan umum dan khusus tentunya cukup berat karena program latihan untuk mikronya 5:1. Artinya 1 minggu latihan pagi 6 kali dan sore 5 kali dalam sehari. Hanya hari Rabu sore dan Minggu para atlet istrahat total.
"Oleh karena itu, kesehatan mereka sangat penting sebab Tifes dan hepatitis itu, tidak boleh capek, kalau hal itu terjadi makanya pada saat mau pertandingan tentunya tidak akan maksimal dikarenakan performa atlet bukan semakin bagus tapi semakin menurun karena penyakit tadi," tegasnya.
• KEJAM, Usai Diperkosa Beramai-ramai, Wanita ini Juga Disiram Cairan Asam dan Rambutnta Dipotong
Ditemui terpisah, Sekretaris Pengprov IPSI NTT, Dominggus D. Haga membenarkan kalau Pengprov IPSI NTT akan melakukan tes kesehatan bagi atlet pencak silat yang akan mengikuti TC Pra Pon yang nantinya akan ditangani langsung oleh tim pelatih Pengprov IPSI NTT.
"Untuk tes kesehatan kami tidak menerima surat keterangan sehat dari atlet tapi nanti tes kesehatan yaitu tes laboratotium akan ditangani dan didampingi atau dikawal langsung oleh tim pelatih sehingga berjalan serentak satu kali dan untuk biayanya nanti kami yang akan mengusahakannya karena proposal yang kami susun masih dalam proses," jelasnya.
Ia pun merincikan dari 18 Perguruan Silat yang berada di bawah naungan Pengprov IPSI NTT hingga saat ini baru 8 perguruan silat yang sudah mendaftarakan diri dengan jumlah atlet sebanyak 60 orang, tapi tidak menutup peluang dan kesempatan bagi perguruan-perguruan yang masih ingin bergabung.
• AS dan Iran Siap Berperang, Begini Perbandingan Militer 2 Negara
Jumlah perguruan yang diakui Pengprov IPSI NTT ada 18 perguruan silat yaitu PSHT, Kipas Cendana, Tapak Suci, SMI, Persinas ASAD, Gagak Hitam, Wulung Perkasa, dan PSTD.