Renungan Harian

Renungan Harian Kristen Protestan Rabu 15 Mei 2019: "Semakin Dipukul Justru Semakin Melenting"

Renungan Harian Kristen Protestan Rabu 15 Mei 2019: "Semakin Dipukul Justru Semakin Melenting"

Editor: Eflin Rote
Dok Pribadi/Mesakh A.P. Dethan
Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA 

 Jika iman ditopang, maka semua yang lain akan berdiri teguh. Iman orang baik diuji, supaya ia sendiri bisa mendapat penghiburan dari imannya, Allah mendapat kemuliaan darinya, dan orang lain mendapat manfaat darinya” (Matthew Henry Commentary).

Ungkapan menarik dari dari Rasul Petrus dalam teks kita ini adalah bahwa iman yang dimurnikan itu jauh lebih berharga daripada emas yang dimurnikan.

Di sini ada dua perbandingan antara iman dan emas, dan antara pemurnian iman dan pemurnian emas.

Emas adalah logam yang paling berharga, murni, berguna, dan tahan lama dari semua jenis logam. Demikian pula halnya iman di antara kebajikan-kebajikan kristiani. Iman tetap ada sampai ia mengantarkan jiwa ke sorga, dan kemudian menghasilkan kebersamaan yang mulia antara jiwa dan Allah untuk selama-lamanya.

Akan tetapi dan ini yang luar biasa brilian dari sang penulis teks ini “bahwa menguji iman itu jauh lebih berharga daripada menguji emas. Dalam kedua pengujian itu ada pemurnian, pemisahan ampas, dan penyingkapan keindahan dan kebaikan dari barang yang diuji.

Emas tidak bertambah banyak dan berlipat ganda dengan diuji dalam api, malah semakin mengecil. Tetapi iman menjadi teguh, bertumbuh, dan berlipat ganda melalui segala perlawanan dan penderitaan yang dihadapinya.

Emas pasti binasa pada akhirnya, emas yang fana, tetapi iman tidak akan pernah binasa” (lihat Matthew Henry Commentary)

Pembaca yang budiman kita dapat menarik lima makna penting dari teks kita ini. Pertama, bahwa bertahan dalam penderitaan dipandang sebagai suatu keuntungan dan bukan kerugiaan.

Karena pencobaan iman ini akan terbukti menguntungkan bagi orang Kristen ketika Kristus datang kembali. Itu artinya penderitaan tidak boleh membuat orang Kristen berhinti berharap atau mengkhianati imannya, tetapi terus bertahan hingga Kristus datang menjemputnya.

Kedua, pencobaan iman yang dialami orang beriman justru dipandang sebagai alat untuk  memuliakan Kristus sebab diri-Nya dinyatakan di dalam penderitaan mereka (bdg. Paulus di Gal. 3:1).

Penderitaan tidak membuat kesaksian tentang Kristus tergilas, tetapi justru mengasah agar bagaimana kesaksian tentang Kristus lebih efektif disampaikan kepada dunia.

Ketiga, pencobaan iman yang dialami orang Kristen harus dilawan bukan dengan cara duniawi, tetapi dilawan dengan memakai pola hidup Kristus.

Ketika menderita Yesus tidak membuat dosa baru terhadap para penganiayanya, tetapi ia mengalahkan dosa dengan penderitaannya dengan penuh kesabaran dan ketenangan.

Dan inilah yang disebut sikap pemenang. Orang beriman beriman harus menunjukkan sikap pemenang ketika mengalami penderitaan dan pencobaan. Dan bukan sikap kalah atau pengecut atau menyerah kalah dengan ketidak adilan dan ketidak jujuran atau kecurangan dari pihak lawan.

Keempat, pencobaan dan penderitaan bisa jadi sebagai pukulan yang datang menghantam tubuh orang beriman, dan hal itu bisa saja menyakitkan, dan mendatangkan luka.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved