Renungan Harian

Renungan Harian Kristen Protestan Rabu 15 Mei 2019: "Semakin Dipukul Justru Semakin Melenting"

Renungan Harian Kristen Protestan Rabu 15 Mei 2019: "Semakin Dipukul Justru Semakin Melenting"

Editor: Eflin Rote
Dok Pribadi/Mesakh A.P. Dethan
Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA 

Si penulis menghubungkan penderitaan mereka dengan penderitaan Kristus.

Penderitaan Kristus dapat dijadikan sebagai model bagi mereka untuk bertahan dalam penderitaan yang sedang dihadapi mereka (lihat 1 Petrus 2:21-25; 3:18; 4:1).

21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

 22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.

 23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

 24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

 25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,

4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa.

Bagi sipenulis surat 1 Petrus ini penderitaan-penderitaan dan dukacita yang dialami orang beriman sifatnya sementara saja; hanya untuk waktu yang singkat, hanya untuk sebentar saja.

Hidup itu sendiri hanya sebentar, dan kesedihan-kesedihannya tidak akan terus berlangsung melebihinya. Mata fisik bisa melemahkan ketika melihat pada penderitaan dan pencobaan tetapi mata iman memberi kekuatan karena berharap pada Kristus.

Bagi Rasul Petrus  penderitaan yang dialami orang beriman itu ada maksudnya.

Maksud dari penderitaan-penderitaan adalah untuk membuktikan kemurnian iman mereka. Adapun sifat dari pembuktian iman itu adalah jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api 1 Petrus 1:7).

Penderitaan orang Kristen yang sungguh-sungguh dimaksudkan untuk menguji bukan menghancur iman. Iman mereka diasah dan bukan digilas.

“Ujian iman, adalah penyelidikan atas manusia, melalui suatu penderitaan, untuk membuktikan nilai dan kekuatan imannya. Jika tidak ada iman, maka tidak ada hal lain yang baik secara rohani dalam diri kita.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved