Dewan Penasihat Gerindra Tegaskan Prabowo Tak Akan Gugat Hasil Pemilu ke MK

Dewan Penasihat DPP Partai Gerindra Raden Muhammad Syafi'i mengatakan, pihaknya sudah tidak percaya lagi terhadap Mahkamah Konstitusi.

Editor: Adiana Ahmad
KOMPAS.com/ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). 

Dewan Penasihat Gerindra Tegaskan Prabowo Tak Akan Gugat Hasil Pemilu ke MK

POS-KUPANG.COM- Dewan Penasihat DPP Partai Gerindra Raden Muhammad Syafi'i mengatakan, pihaknya sudah tidak percaya lagi terhadap Mahkamah Konstitusi.

Oleh karena itu, setelah pengumuman hasil Pemilu 2019 oleh KPU, kata dia, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak akan mengajukan gugatan ke MK.

Hal ini dia sampaikan ketika ditanya mengenai langkah konkret kubu 02 setelah KPU mengumumkan hasil pemilu nantinya. Pasalnya, Prabowo telah menyatakan menolak hasil pemilu dari KPU.

"Di 2014 yang lalu kita punya pengalaman yang buruk dengan MK," ujar Syafi'i di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/5/2019).

Raden Muhammad Syafii: Gerindra Sudah Tidak Percaya Lagi Mahkamah Konstitusi

Syafi'i mengatakan, Prabowo pernah mengumpulkan bukti kecurangan sampai 19 truk dokumen C1 pada Pilpres 2014.

Namun, MK tidak melakukan pemeriksaan terhadap dokumen tersebut satu per satu.

Alasannya ketika itu, kata dia, karena bukti yang dibawa tidak akan mengubah hasil akhir perolehan suara secara signifikan.

"Kalau hari ini yang pemilunya curang itu saya pikir datanya bisa lebih dari 19 truk. Kami punya keyakinan MK tidak akan melakukan pemeriksaan sama seperti pemilu lalu," ujar Syafi'i. "Jadi MK enggak," tambah dia.

Ribuan Suara PKB di Kabupaten Sumba Barat Daya Diduga Digelembung, Saksi Gerindra Minta Digelar PSU

Sebelumnya, Prabowo menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh KPU.

Pasalnya, Prabowo menganggap telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu, dari mulai masa kampanye hingga proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berjalan.

Hingga Selasa (14/5/2019) malam, hasil rekapitulasi 19 provinsi telah ditetapkan dalam rapat pleno rekapitulasi di Kantor KPU.

Mengaku Ancam Penggal Kepala Jokowi karena Emosi, HS Diancam Hukuman Seumur Hidup

Hasilnya, pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin menang di 14 provinsi. Sedangkan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang di 5 provinsi.

Sementara ini, jumlah perolehan suara Jokowi Ma'ruf unggul dengan 37.341.145 suara. Sedangkan Prabowo-Sandi mendapatkan 22.881.033 suara.

Selisih perolehan suara di antara keduanya mencapai 14.460.112. Namun, BPN belakangan mengklaim, berdasarkan data sistem informasi Direktorat Satgas BPN, perolehan suara Prabowo-Sandi unggul.

Hingga Selasa (14/5/2019), pasangan Prabowo-Sandiaga disebut memperoleh suara sebesar 54,24 persen atau 48.657.483 suara. Sedangkan pasangan Jokowi-Ma-ruf Amin memperoleh suara sebesar 44,14 persen.

Tolak Pilpres

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN), Andre Rosiade, mengatakan, pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menolak hasil pemilu tadi malam dalam konteks Pemilihan Presiden 2019.

Menurut dia, hal itu sudah jelas karena pernyataan ini disampaikan oleh Prabowo yang merupakan calon presiden. "Karena memang kecurangan itu dirasakan di pilpres.

Pak Jokowi itu kan capres bukan caleg," ujar Andre ketika dihubungi, Rabu (15/5/2019).

Namun, kata Andre, penghitungan untuk pileg juga tetap dipantau.

Ketika ditanya bagaimana hasil penghitungan Pileg 2019 sejauh ini, Andre menilai prosesnya lebih baik daripada pilpres.

Artinya, kecurangan dalam pileg tidak semasif pilpres.

"Meskipun ada kecurangan, lebih kuranglah," kata dia.

Andre juga ditanya apa yang akan dilakukan BPN setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil penghitungannya 22 Mei.

Dia mengaku belum mengetahui rencana setelah 22 Mei. Namun, sejauh ini BPN akan terus memantau proses yang dilakukan KPU setelah pernyataan Prabowo ini.

"Yang jelas kami fokus dulu memantau apakah KPU akan melakukan perbaikan atau tidak," ujar Andre.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pasalnya, Prabowo menganggap telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu, dari masa kampanye hingga rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berjalan.

"Saya akan menolak hasil penghitungan suara pemilu, hasil penghitungan yang curang," ujar Prabowo saat berbicara dalam acara "Mengungkap Fakta-fakta Kecurangan Pilpres 2019" di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa.

Arsul Sani Kritik Pernyataan Prabowo Subianto dengan Sebutan Ini

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani mengkritik pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menolak hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurut dia, pernyataan Prabowo akan membuat masyarakat menjadi bingung.

"Message atau pesan Pak Prabowo dan BPN membingungkan rakyat dan membuat banyak pihak hanya bisa geleng-geleng kepala," ujar Arsul ketika dihubungi, Rabu (15/5/2019).

Sebab, sikap Prabowo dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) ini tidak sesuai klaim-klaim selama ini. Di satu sisi, Prabowo sudah mendeklarasikan kemenangan lebih dari satu kali berdasarkan real count yang dilakukan BPN.

Di sisi lain, Prabowo justru menolak real count yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Padahal, real count kubu 02 berbasis C1 seperti real count versi KPU.

Menurut Arsul, BPN sebetulnya punya modal untuk memprotes hasil penghitungan di ruang rekapitulasi dengan berbekal real count versi mereka itu.

"Jika sama-sama berbasis C1 mestinya kalaupun ada perbedaan ya dipertunjukan dong di ruang rekapitulasi suara KPU. Bukan diungkapkan di luar KPU," ujar Arsul.

Belum lagi soal daftar pemilih tetap (DPT) tak wajar sebesar 17,5 juta. Menurut Arsul, tuduhan BPN atas hal itu sudah dijawab oleh KPU. Dia heran kenapa sekarang persoalan DPT ini diributkan kembali.

Tadi malam, Prabowo juga sudah mengklaim menang dengan perolehan suara 54 persen. Arsul berpendapat sebaiknya Prabowo dan BPN tetap pada keyakinan tersebut tanpa harus menuding ada kecurangan.

"Terus sekarang mengaku sudah unggul 54 persen lebih dari setengahan jumlah TPS yang mereka hitung. Lah kalau yakin menang kok menolak hasil penghitungan KPU? Apalagi penghitungan kan belum selesai," kata Arsul.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suaraPemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pasalnya, Prabowo menganggap telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu, dari mulai masa kampanye hingga proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berjalan.

"Saya akan menolak hasil penghitungan suara pemilu, hasil penghitungan yang curang," ujar Prabowo saat berbicara dalam acara

'Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa. (Kompas.com/Jessi Carina)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "TKN: Pesan Pak Prabowo Membingungkan Rakyat dan Bikin Geleng-geleng Kepala ",

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dewan Penasihat Gerindra: Prabowo Tak Akan Gugat Hasil Pemilu ke MK", https://nasional.kompas.com/read/2019/05/15/13243521/dewan-penasihat-gerindra-prabowo-tak-akan-gugat-hasil-pemilu-ke-mk.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved