Ketua PBNU KH Said Aqil: Gus Dur Sudah Prediksikan Munculnya Ustadz-Ustadz Dadakan, Ini Ciri-Cirinya
Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj menyatakan Gus Dur pernah memprediksi bakal munculnya ustadz-ustadz dadakan.
Terlebih jika ustadz dadakan tersebut menyerukan kebencian dan saling mengkafirkan.
"Sangat-sangat berbahaya, kalau orang sesama Islam saja gampang mengkafirkan, very-very danger, tidak ada danger selain ini," kata KH Said Aqil Siradj.
"Yang Islam itu seperti apa? Hanya mereka saja, yang lain kafir gitu?," imbuh KH Said Aqil Siradj.
KH Said Aqil Siradj menilai, keislaman tidak sekedar tercermin dari penampilan dan pakaian.
Melainkan keislaman tercermin dari kebaikan yang dilakukan kepada sesama manusia.
"Islam bukan pakaian, orang Islam adalah orang yang temannya tidak terganggung melalui lisannya dan tangannya," kata KH Said Aqil Siradj.
Lebih lanjut, KH Said Aqil Siradj mengajak segenap pihak untuk mengintrospeksi diri.
Juga bersikap proporsional dalam mencari rujukan informasi.
Minta Umat Islam Menahan Diri
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Said Aqil Siradj mendorong seluruh umat Islam untuk menahan segala hal yang mampu membatalkan puasa di masa Ramadhan, termasuk menahan diri tidak menyebarkan ujaran kebencian dan mengadu masyarakat.
"Di masa puasa atau Ramadhan ini itu esensinya adalah menahan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti menahan diri untuk tidak menyebarkan kebencian, adu domba, dan sebagainya," ujar katanya kepada Kompas.com, Senin (13/5/2019).
Hal itu disampaikan KH Said Aqil Siradj menyusul kasus dugaan makar yang menjerat seorang pria berinisial HS (25). HS dikenakan pasal makar karena mengancam memenggal Presiden Joko Widodo.
Ancaman itu ia lontarkan saat demo di depan Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, pada Jumat (10/5/2019) siang.
Ia pun menyesalkan apa yang dilakukan oleh HS. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan hal serupa mengingat saat ini umat Islam sedang menjalani puasa.
"Sebagai umat Islam kita harus sadar bahwa kini sedang masa Ramadhan sebagai salah satu rukun Islam. Secara hakikat, kita harus menahan egoistis dan hawa nafsu, itu ada kendalinya, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tidak boleh kita menyakiti, menghina, merendahkan, dan meresahkan orang lain," katanya kemudian.
• Ditanya Ancaman Penggal Kepala Seorang Pria Berinisial HS, Begini Tanggapan Presiden Jokowi