Khazanah Ramadhan
Inilah Zainab binti al Harits, Sosok Wanita yang Meracuni Nabi Muhammad SAW
Inilah Zainab binti al Harits, Sosok Wanita yang Meracuni Nabi Muhammad SAW
POS-KUPANG.COM - Inilah Zainab binti al Harits, Sosok Wanita yang Meracuni Nabi Muhammad SAW.
Balas dendam adalah motif yang digunakan Zainab binti al-Harits sehingga ia sampai meracuni Rasulullah.
Zainab adalah istri Salam bin Misykam, salah seorang pemimpin Yahudi Bani Nadhir di Khaibar.
Ia memendam dendam yang mendalam terhadap pasukan umat Islam, terutama Rasulullah Muhammad SAW, karena telah membunuh suami, ayah, dan pamannya pada saat perang Khaibar.
Dikutip dari nu.or.id, pada akhir abad ke-6 H, Rasulullah beserta pasukan umat Islam pergi ke Khaibar, sebuah wilayah yang terletak 150 kilometer ke arah laut kota Madinah dan menjadi basis kaum Yahudi.
Ketika sampai di Khaibar, Rasulullah meminta penduduknya menyerah karena sebelumnya diketahui bahwa Khaibar dijadikan tempat konsolidasi untuk menyerang Madinah.
Namun, penduduk kaum Yahudi menolak seruan Rasulullah hingga akhirnya terjadi perang yang memakan banyak korban.
Perang Khaibar diakhiri dengan perundingan damai antara kaum Muslim dan penduduk Khaibar. Mereka sama-sama sepakat untuk mengakhiri perang dengan beberapa poin kesepakatan bersama.
• Doa Buka Puasa Ramadhan 2019 Yang Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW, Bagaimana Sholat Tarawih
Salah satunya adalah penduduk Khaibar harus menyerahkan separuh hasil panen kepada umat Islam Madinah mengingat pertempuran Khaibar dimenangkan umat Islam. Perlahan-lahan Khaibar menjadi kota yang damai, namun tidak sedikit penduduknya yang masih menyimpan dendam.
Zainab binti al-Harits adalah salah satu Yahudi Khaibar yang tidak terima dengan hasil perang Khaibar. Ia tidak rela dengan kaum Muslim karena telah membunuh orang-orang terkasihnya. Ia mencari berbagai macam cara untuk membalas dendam dan membunuh Rasulullah, pimpinan tertinggi kaum Muslim.
Dikutip dari buku Para Penentang Muhammad SAW., Zainab binti al-Harits mulai melancarkan rencananya setelah perundingan damai dijalankan dan kaum Muslim masih berada di Khaibar. Mula-mula ia bertanya kepada salah seorang sahabat perihal makanan kesukaan Rasulullah.
Setelah mengetahui bahwa makanan kesukaan Rasulullah adalah bagian dada depan dan pundak domba, Zainab kemudian menyiapkan hidangan domba panggang dan menaburinya dengan racun yang paling mematikan.
Domba panggang itu kemudian diberikan kepada Rasulullah pada petang hari, selepas sang nabi selesai menunaikan salat Maghrib.
Awalnya, Rasulullah ‘ragu’, namun Zainab meyakinkan bahwa domba panggang itu adalah hadiah, bukan sedekah. Lalu Rasulullah menerima tanpa ada kecurigaan sedikit pun. Rasulullah bersama para sahabat memakan domba panggang tersebut dengan lahap.
Hingga ketika hendak menyantap bagian paha depan, Rasulullah baru menyadari kalau hidangan itu mengandung racun setelah melihat kaki domba.