Buya Yahya Omong Tentang Kecurangan, Ustadz Yusuf Mansur & Ustadz Abdul Somad Bahas Taubat
Buya Yahya Omong Tentang Kecurangan, Ustadz Yusuf Mansur & Ustadz Abdul Somad Bahas Taubat
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
Buya Yahya 'mengklarifikasi' tentang kecurangan. Melalui akun Instagramnya @buyayahya_albahjah mengunggah dalam bentuk video.
Dalam akun terverifikasi tersebut, Buya Yahya memberikan caption "Penjelasan Tanggapan Buya Yahya Tentang Kecurangan".
Berikut kutipan ucapan Buya Yahya:
Ada pertanyaan tentang KPU yang curang,
dan kami menjawab, kami tidak berbicara tentang KPU ataupun isu kecurangan yang terjadi saat ini,
akan tetapi kami mengajak untuk merenung, instropeksi diri. kami menjelaskan tentang kecurangan itu saja.
Yang bisa terjadi pada saya, pada keluarga saya, perusahaan, dan seterusnya.
maka kami mengajak memahami bahwa kecurangan adalah kejahatan dan jelek.
bagi siapun yang bisa menghentikan kecurangan, ayuk kita bergerak.
bagi siapun yang curang, ayuk berhenti, ada pintu taubat.
itu yang kami inginkan.
kami tidak mengatakan si fulan curang, atau kelompok ini curang, tidak.
Selengkapnya bisa dinonton berikut ini:
Siapa Buya Yahya?
Seperti dikutip dari wikipedia, Yahya Zainul Ma'arif yang lebih akrab disapa Buya Yahya, lahir di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada tanggal 10 Agustus197.
Buya Yahya adalah pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat diCirebon.
Buya Yahya mendirikan Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren dengan nama Al-Bahjah yang pusatnya berada di wilayah Kabupaten Cirebon.
Al-Bahjah memiliki beberapa kampus, kampus utama yang beralamat di Jalan Pangeran Cakra Buana No. 179, Blok Gudang Air, Kelurahan Sendang, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, mulai dibangun pada Juni 2008.
Al-Bahjah memiliki banyak unit usaha; ada minimarket AB Mart, Al-Bahjah Tour & Travel, Sekolah Dasar Islam Qur’ani (SDIQu) Al-Bahjah, SMPIQU al Bahjah, SMAIQu al Bahjah,Al Bahjah TV, Radio QU, Penerbit Pustaka Al-Bahjah dan masih banyak lagi.
Berbagai unit usaha tersebut rata-rata digerakkan para santri, yang disebut Santri Khos, atau santri khusus.
Santri Khos tak cuma bergerak dalam bidang dakwah maupun sosial, ada juga yang bertugas di dapur umum.
Pesantren ini kental dengan nuansa Nahdiyyin. Meskipun begitu, pesantren ini bukan milik ormas Nahdlatul Ulama (NU).
Salah satu peraturan di Al-Bahjah, para santri diharuskan berbahasa Arab dalam keseharian. Bagi santri baru, diberi waktu tiga bulan untuk beradaptasi. (*)