Opini Pos Kupang
Opini Pos Kupang:Ekspresi Budaya Kesabaran Dalam Menanti Hasil Pemilu 2019
"Kasih itu Sabar" St.Paulus. Kasih kepada bangsa dan tanah air juga terekspresi dalam budaya kesabaran.
Ekspresi Budaya Kesabaran Dalam Menanti Hasil Pemilu 2019
Oleh: RD.Florens Maxi Un Bria
Moderator ISKA DPD NTT
"Kasih itu Sabar" St.Paulus. Kasih kepada bangsa dan tanah air juga terekspresi dalam budaya kesabaran.
Dinamika pesta Demokrasi 2019 berlangsung seni dan seru.
Dikatakan seni karena rakyat dengan gembira dapat mengkomunikasikan pilihannya secara sadar dan menandai perayaan demokrasi sebagai pernyataan ikut bergembira dalam pemilihan umum serentak.
Mereka yang memandang demokrasi perspektif seni ibarat menjadi tim juri yang menilai dan memilih aktor terbaik yang sedang tampil di panggung.
Siapa yang dinilai berperan maximal sebagai aktor terbaik menurut kaidah tim juri bakal menarik hati tim juri dan penonton dalam memberikan penilaian dengan skor nilai tertentu.
Sebagaimana dalam penilaian sebuah atraksi seni, selalu ada aktor terbaik yang bakal mendapat banyak dukungan dan nilai tertinggi sebagai pemenang.
Namun di sini penonton dan undangan mesti belajar menghargai profesionalitas tim juri. Bagaimanapun juga dalam perlombaan seni, semua undangan dan penonton tetap menantikan pengumuman hasil perlombaan oleh tim juri.
Umumnya penilaian dan hitungan tim juri yang jauh dari rekayasa dan manipulasi akan menghasilkan sebuah penilaian yang jujur dan obyektif bagi pemenang yang sungguh berkapasitas dan mendapat suport dari banyak pihak.
Seni dan indahnya pesta demokrasi telah melibatkan partisipasi masyarakat dalam memilih presiden dan wakil rakyat yang terpercaya dan diyakini dapat berjuang bagi kepentingan rakyat dan kebaikan negara kesatuan republik Indonesia(NKRI).
Pesta demokrasi 2019 juga dikatakan seru karena terjadi kompetisi yang tinggi baik dari pasangan calon presiden 01 dan 02 maupun kompetisi para calon wakil rakyat dari berbagai partai yang ikut bertarung dalam pemilu serentak 17 April 2019 yang lalu.
Seni dan serunya pesta demokrasi 2019 menghadirkan dinamika yang dinamis dengan sebuah pengharapan bersama terlaksananya pemilu yang berkualitas dan demokratis.
Kini dinamika demokrasi terus berlanjut menantikan rekapitulasi suara hingga pengumuman resmi yang akan disampaikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
KPU sebagai lembaga negara yang dipercayakan masyarakat Indonesia mudah-mudahan dapat berperan secara profesional menurut aturan yang berlaku
sehingga seluruh rakyat Indonesia akan menerima hasil kerja KPU dengan sukacita sebagai bagian utuh dari pelaksanaan pesta demokrasi yang bermutu dan dapat dipercaya.
Menantikan rekapitulasi KPU sampai Pengumuman hasil pemilu serentak tanggal 22 Mei 2019 membutuhkan kesabaran dan sikap bijak yang menjunjung tinggi harmonitas.
Di sini penting untuk melihat orientasi nilai budaya kesabaran memberi kontribusi bagi kebaikan dan kepentingan umum dari pada diri sendiri.
Menurut bahasa Florence Kluckhohn, setiap tindakan memilih dan menantikan dengan sabar dapat disebut sikap budaya yang memiliki orientasi nilai menarik apakah terarah pada self atau others (Alo Liliwei, Konfigurasi Dasar Teori-teori komunikasi antarbudaya, 2016, p.69)
Budaya sabar yang oleh kebanyakan rakyat Indonesia sedang diekspresikan hari-hari ini memiliki orientasi nilai pada kepentingan umum dan damai sejahtera segenap rakyat Indonesia.
Oleh orientasi nilai yang menjunjung tinggi kebaikan umum ini, setiap rakyat dengan sadar menahan diri dan bersikap cool menantikan pengumuman KPU.
Dalam mengekspresikan kesabaran sebagai sebuah budaya yang memiliki orientasi nilai, setiap pribadi dengan sadar sedang mengarahkan perhatian pada others; sesama manusia lain, kelompok dan kebersamaan sebagai masyarakat bangsa dan negara.
Mengingat budaya sabar yang kita hidupi masa kini berdampak bagi perjalanan bangsa menuju masa depan, maka marilah kita mengarahkan perhatian pada nilai-nilai universal yang menghargai martabat manusia
dan menjunjung tinggi kebenaran dan integritas sebagai bagian utuh dari upaya membangun budaya demokrasi yang berkualitas dan syarat makna.
Pengalaman ikut serta merayakan pesta demokrasi belum lama ini setidak-tidaknya menegaskan bahwa dalam keanekaragaman pilihan, kita tetap mampu merayakan unitas-kesatuan sebagai bangsa yang besar dan berbudaya di mata dunia.
Akhirnya marilah membangun kesabaran sebagai sebuah budaya yang mampu merawat kebersamaan, persatuan dan harmonitas dalam dinamika demokrasi yang penuh seni dan seru.
Bukankah terlibat secara sadar dan sabar dalam demokrasi bangsa itu sebuah seni dalam mempertahankan kedaulatan bangsa?
Bukankah juga sikap sabar menantikan hasil rekapitulasi KPU seraya dengan cermat, mengawas dan mengawal kerja KPU itu sebuah sikap waras yang seru?
Di atas semuanya apa yang telah dilaksanakan dan sedang dilaksanakan tetap terarah pada orientasi nilai budaya demokrasi yang demokratis demi kebaikan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Marilah berdoa bagi KPU RI agar pekerjaan mereka membuahkan kebaikan dan damai sejahtera bagi bangsa Indonesia.
Segenap anak bangsa yang mencintai NKRI dan keberlangsungan pemerintah yang sah hendaknya tetap memaknai budaya kesabaran sebagai budaya yang memiliki orientasi nilai yang menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan bonum commune bagi segenap rakyat Indonesia.
Perjalanan Indonesia hari ini dan masa depan ikut ditentukan olehnya budaya kesabaran yang kita tabur dan rawat bersama.
Budaya kesabaran yang kita hidupi adalah ekspresi kasih terhadap bangsa dan negara.
Budaya kesabaran yang kita jalani dengan sadar menjadi karakter anak-anak bangsa yang berbudaya dan yang mampu mengkomunikasikan nilai-nilai demokrasi secara sadar, jujur dan berorientasi pada nilai kebaikan dan persatuan bangsa.
Selamat memaknai budaya kesabaran dalam terang kasih dan spirit demokrasi yang bernilai dan berkualitas. Menyambut hasil rekapitulasi hasil pemilu bersama 2019 dengan sabar dan sukacita.
Bangsa yang besar dan berbudaya sabar mampu menciptakan kondisi yang damai dan harmonis dalam menyikapi pengumuman hasil pemilu serentak oleh KPU.
Kita bisa, Kita NKRI, kita mampu bersikap sabar dan mampu pula mengkomunikasikan sikap secara baik serta berbudaya.Nah. (*)