Guru Pengawas USBN di Kupang Mengaku Dipaksa Akui Lakukan Pelecehan Terhadap Siswi

Kalau tidak kita bawa ke Polisi. Kalau ade mengaku berarti kita damai dan selesai di sini

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
KOMPAS.com/Shutterstock
Ilustrasi pelecehan seksual 

"Datang Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kupang serta satu staf dan pengurus yayasan (SD Kristen Tunas Bangsa). Mereka tanya saya tapi saya mengaku tidak melakukan itu. Lalu Sekretaris Dinas Pendidikan bilang, kalau saya tidak mengakui maka saya akan dipolisikan. Dia bilang sampai tunjuk-tunjuk saya. Saya bilang silakan saja," katanya

Saat itu, penanggung jawab TK SD dan SMP Citra Bangsa kepada dirinya juga mengatakan, persoalan tersebut akan diklarifikasi secara internal.

Ustadz Yusuf Mansur Singgung OJK dan Kopindo: Sudah Risiko, Atas Izin Allah, Saya Tak Akan Mundur!

Merinding, Begini Urutan Eksekusi Mati di Nusa Kambangan, Bagaimana Nasib Steve Emmanuel?

Muzdalifah Nur Ahmad Menikah untuk Keempat Kalinya, Ternyata Masih Alami Perasaan Ini

"Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kupang juga bilang dia sudah bicara dengan para siswa jadi kalau saya mengaku maka masalah habis," ujarnya.

Dijelaskannya, saat pertemuan dirinya juga tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan akar persoalan tersebut dan membantah tuduhan lain yang dialamatkan kepada dirinya.

Dikatakannya, saat itu kepala sekolah SD Muhammadiyah 2 Kupang juga tidak mampu menahan air matanya sehingga menangis. Kepala sekolah juga memintanya untuk meminta maaf agar persoalan tersebut segera diselesaikan.

Seusai pertemuan di ruang guru SK Kristen Citra Bangsa, ia dibawa untuk bertemu dengan para orangtua siswa.

Ia juga tidak menyangka terdapat sejumlah orangtua yang telah hadir.

"Jadi ada tiga orang satpam yang kawal kami masuk ruangan itu. Dalam ruangan ada banyak orangtua siswa. Ruangan hampir penuh. Saat masuk saya langsung direkam," katanya.

Ia merasa tidak nyaman karena saat itu, ada orangtua murid yang merekam peristiwa saat ia meminta maaf. Hal tersebut disampaikan kepada kepala sekolahnya.

"Saya bilang ke Ibu kepala sekolah saya. Bilang saya direkam. Kalau begini saya tidak mau omong minta maaf dan jelaskan malahan saya bisa nantang. Tapi ibu Marjan (kepala sekolah SD Muhammadiyah 2) bilang, sudah minta naaf saja. Masalah selesai," jelasnya.

Guru pengawas USBN di SD Kristen Citra Bangsa, Muhamad Saleh Bata saat ditemui POS-KUPANG.COM di Kompleks SD Muhammadiyah 2 Kupang, Jumat (26/4/2019) sore.
Guru pengawas USBN di SD Kristen Citra Bangsa, Muhamad Saleh Bata saat ditemui POS-KUPANG.COM di Kompleks SD Muhammadiyah 2 Kupang, Jumat (26/4/2019) sore. (POS KUPANG/GECIO VIANA)

Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Citra Bangsa mengatakan kepada para orangtua bahwa persoalan tersebut diselesaikan secara internal.

"Habis itu ketua yayasan yang bilang ke orangtua duluan, kalau kita selesaikan masalah di sini. Jadi dari orangtua murid bilang kalau minta maaf kami maafkan. Lalu penanggung jawab bilang habis di sini. Jadi kepala sekolah juga minta maaf dan ada yang rekam," katanya

"Sampai di saya ibu kepala sekolah sudah minta maaf dan dia sudah dua kali sampai menangis di depan orangtua. Jadi saya juga harus begitu, jadi saya tidak jelaskan masalah bagaimana per point. Saya hanya minta maaf atas kesalahan dan kekhilafan saya. Itu saja," ungkapnya.

Sementara itu, sejumlah rekan guru lainnya menyayangkan kejadian tersebut karena rekan guru mereka terkesan dipaksa untuk mengakui kesalahan yang tidak dibuatnya.

"Seharusnya pihak yayasan dari SD Muhammadiyah Kupang juga turun supaya berimbang karena berdasarkan keterangan guru ini terkesan dipaksakan," ungkap beberapa rekan guru.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved