Jumat Agung
10 Ribu Umat Katolik 7 Paroki Padati Lapangan Motang Rua, Ruteng Ikut Proses Jalan Salib
Umat yang mengikuti upacara jalan salib datang dari 7 paroki di Kecamatan Lange Remong antara lain Paroki Ka Redong, Kristus Raja, Kumba, Karot, Cewon
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu
POS-KUPANG-COM-RUTENG-Lebih dari 10.000 umat katolik memadati Lapangan Motang Rua,Ruteng, Jumat (19/4/2019) siang untuk mengikuti dan melakasanakan ritual suci jalan salib.
Umat yang mengikuti upacara jalan salib datang dari 7 paroki di Kecamatan Lange Remong antara lain Paroki Ka Redong, Kristus Raja, Kumba, Karot, Cewonikit, Katedral dan Golo Dukal.
Pastor Paroki dari ke 7 paroki tersebut juga hadir dalam upacara tablo jalan salib.
"Upacara jalan salib bersama antara paroki-paroki di Kecamatan Langke Rembong ini merupakan tradisi tahunan dari Kevikepan Ruteng, " ungkap Fidelise Lejo, Ketua Panitia Paskah dari Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong di Lapangan Motang Rua, Jumat (19/4/2019) pagi.
• Ribuan Umat Katolik Ikut Ibadat Jumat Agung di Gereja Sta. Maria Assumpta, Kota Kupang
Menurut dia, Tahun ini Kevikepan Ruteng mempercayakan Paroki Ka Redong untuk mengatur pelaksanaan upacara Jalan Salib tahun 2019 ini.
Lebih lanjut Fidelis mengatakan, tradisi melaksanakan upacara Jalan Salib bersama Paroki- Paroki di Langke Rembong tujuannya adalah untuk memperkuat rasa kebersamaan dan semangat persekutuan antar Paroki.
"Kita baru saja menyelesaikan Pemilu Presiden, Legislatif dan DPD dimana masing-masing orang berbeda pilihan dan keputusan politiknya namun hari ini kami semua bersatu untuk mengenang kisah sengsara Tuhan Yesus, Upacara Jalan Salib telah mempersatukan kami semua," kata Fidelis.
Upacara Jalan Salib Tahun ini luar biasa dan sangat berkesan, berbeda dengah tahun sebelumnya karena Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong memainkan Tablo (drama) yang mengisahkan tentang peristiwa penangkapan Yesus di Taman Getsemani, proses pengadilan Yesus hingga PenyalibanNyadi Bukit Golgota.
Umat nampaknya sangat terharu dan mengikuti Tablo ini dengan khusuk bahkan ada diantar mereka yang mengeluarkan air mata, sedih mengenang peristiwa penyaliban Yesus.
Ino Bau selaku Kreator Tablo ini mengatakan,anak- anak muda di Paroki Ka Redong antusias untuk menjadi Pemeran dalam Tablo ini.
Selain dimaknai sebagai ritual suci agama Katolik, pada Tablo kali ini anak-anak dilatik untuk terampil dalam seni peran yang berkarakter dan sehingga berhasil.
Bahkan ribuan umat yang hadir di Lapangan Motang Rua terlarut dalam Drama yang menggambarkan tentang ketidakadilan, kebencian dan kebohongan yang menjadi Yesus sebagai korban politik saat itu.
Ibadah sabda Jalan Salib dipimpin oleh Romo Alfons Segar, Pr, Vikariat Jendral Keuskupan Ruteng.
Dalam renungannya Romo Alfons mengatakan, pada hari Jumaat Agung ini bagi semua pihak yang berkumpul di Lapangan Motang Rua untuk memulai permenungan tentang penderitaan dan kematian Tuhan Yesus Kristus di kayu salib demi keselamatan semua.
"Penderitaan dan kematian Tuhan Yesus di kayu salib adalah ungkapan dan bukti kasihNya yang begitu luhur, mulia dan Agung bagi kita," kata Romo Alfons.
Lebih lanjut dia menjelaskan, apabila mengingat dan merenungkan kembali semua kisah sengsara dan kematian Yesus di salib mungkin semua akan emosi dantergugah serta akan merasa sedih bahkan menangis.
Namun bukan itu sebenarnya pesan utama dari permenungan tentang kisah sengsara Tuhan Yesus.
"Wajar kalau kita bersedih dan menangis namun alangkah baiknya jika kita tidak berhenti pada emosi seperti itu melainkan harus menjadi titik awal akan perubahan yang lebih baik dalam hidup kita, titik tolak untuk sungguh bertobat dan mencintai Tuhan dan sesama kita khusus yang tertindas dan miskin," papar Romo Alfons.
Romo Alfons Pr pada akhir renungannya menawarkan dua makna Jumat Agung yaitu penderitaan bukanlah akhir tetapi jalan kepada kemuliaan dan
Selain itu, membangun mentalitas pemenang.
"Seseorang hanya akan dikatakan sebagai pemenang apabila berhasil melewati tantangan atau ujian dalam hidupnya. Setiap orang katolik hendaknya menjadi Jumaat Agung sebagai kesempatan untuk berbenah diri dan kembali membentuk tekad untuk menjadi orang katolik yang militan dalam bekerja keras, hidup menggereja dan melayani sesama yang miskin," ungkap Romo Alfons.
Akhirnya Romo Alfons mengatakan umat harus bersyukur kepada Tuhan karena telah melaksanakan Pemilihan Umum dengan aman dan damai marilah semua tetap menjaga keamanan dan kedamaian dalam hidup bersama selanjutnya baik di keluarga, kelompok, paroki dan di masyarakat pada umumnya.
Setelah selesai ibadah sabda umat melaksanakan prosesi Jalan Salib menuju paroki masing masing.(*)