Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Harian Kristen Kamis 18 April 2019 ''Yang Lama Sudah Berlalu yang Baru Sudah Datang''

Renungan Harian Kristen Kamis 18 April 2019 ''Yang Lama Sudah Berlalu yang Baru Sudah Datang''

Editor: maria anitoda
Dok Pribadi/Mesakh A.P. Dethan
Renungan Harian Kristen Kamis 18 April 2019 ''Yang Lama Sudah Berlalu yang Baru Sudah Datang'' 

Segala yang bergerak dari darat, laut maupun udara, baik makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan, dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan umat manusia.

Namun dampak dari pemanfaatan itu bukan hanya bersifat positif, tetapi juga berakibat negatif,  baik bagi kehidupan sekarang, maupun bagi generasi yang akan datang dan ke­lanjutan dari bumi itu sendiri.

Dampak negatif yang paling nyata adalah, terjadinya kerusakan alam di mana-mana, baik berupa pencemaran air, udara, maupun kerusakan-kerusakan hutan yang parah

Banyak contoh kasus memperlihatkan bahwa kehancuran alam di pulau Timor memang disebabkan oleh berbagai hal, masalah ekonomi, politik, seperti yang juga terjadi di berbagai belahan bumi yang lain, tetapi terutama juga dipicu oleh pandangan teologi tertentu yang mengajak orang beriman pada masa lalu untuk menghancurkan hutan-hutan keramat  yang dipandang sebagai sarang setan.

Mengapa karena pandangan teologi mengenai alam semesta yang tidak seimbang atau berat sebelah, bahwa bumi atau alam ini dipandang jahat.

Hutan-hutan yang lebat dianggap sebagai sumber setan dan iblis yang membahayakan.

Orang yang mau masuk Kristen harus memberikan hutannya untuk ditebang. Keselamatan manusia seakan-akan terlepas dari hutan atau alam.

Sikap demikian dilatarbelakangi oleh pandangan teologi yang berkembang di tengah-tengah warga waktu itu yang dikembangkan oleh para penginjil bahwa langit dan bumi ini akan segera berlalu dan akan dihancurkan oleh Allah, dan Allah akan menyediakan langit dan bumi yang baru bagi orang percaya, yaitu yang berwujud dalam kota yang indah dan damai: “Yerusalem baru” (Wahyu 21:1-8).

Sikap ini juga didukung oleh pemahaman bahwa Allah sendiri mengamanatkan kepada manusia, dalam Kitab Kejadian, untuk menaklukkan dan berkuasa atas alam.

Penebangan hutan seakan-akan dipandang sebagai bagian pelaksanaan mandat Allah sendiri, dan apalagi dipandang bahwa bukan hutan yang ditebas, tetapi setan dan para iblis.

Saya ingin menunjukkan bahwa pandangan teologi yang semacam ini sama sekali tidak benar melalui perenungan kita hari ini sebagai bagaimana yang tertera dalam bahan bacaaan Alkitab tadi.

Saya beranggapan dan yakin bahwa ketika kitab Wahyu 21 mengatakan tentang ungkapan langit dan bumi yang baru, tidak berarti bahwa bumi kita yang sekarang akan dihancurkan oleh Allah, tetapi lebih kepada penyelamatan dan penyempurnaan bumi itu sendiri.

Apakah yang dikatakan oleh Yohanes dalam ayat 1 dan 2? Disini Yohannes berbicara tentang suatu kota yang maha Indah, yaitu kota Yerusalem baru yang turun dari sorga.

Kota Allah ini dikatakan kudus (bnd. 3:12) dan diperuntukan bagi mereka yang setia mempertahankan imannya. Kota ini turun dari surga, dan dalam kota itu kebebasan dan perdamaian Kristus tercipta di dalamnnya. 

Sebagai lawan dari kota Yerusalem baru ini adalah kota Yerusalem yang bersifat duniawi, dimana dalam tulisan-tulisan Kristen menyebutnya sebagai tempat hukum dan malah perlawanan terhadap Yesus (misalnya (Gal. 4:21-31, Ibr. 11:10, 12:22).

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved