Pilpres 2019
Di TPS Amien Rais, Jokowi Unggul Dengan Perolehan 158 Suara, Prabowo 80 Suara
Di TPS Amien Rais, Jokowi Unggul Dengan Perolehan 158 Suara, Prabowo 80 Suara
Di TPS Amien Rais, Jokowi Unggul Dengan Perolehan 158 Suara, Prabowo 80 Suara
POS-KUPANG.COM | YOGYAKARTA - Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul di TPS 123 Pandeansari, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Pasangan Jokowi-Ma'ruf memperoleh 158 suara.
Jumlah perolehan suara ini mencapai hampir dua kali lipat dari suara Prabowo-Sandiaga. "Pasangan 01, 158 suara. Pasangan 02, 80 suara," ujar Ketua KPPS 123 Khitmatul Huda saat mengumkan hasil penghitungan suara, Rabu (17/4/2019).
• Unggul dalam Hitung Cepat Sementara, Ini Tanggapan Maruf Amin
Penghitungan suara di TPS 123 Pandeansari, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman dimulai sekitar pukul 14.30 WIB.
Dari penghitungan, calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo -Ma'ruf Amin unggul di TPS 123.
• Raffi Ahmad Akhirnya Gunakan Hak Suara untuk Kali Pertama
Huda menyebutkan, jumlah suara sah 238. Sedangkan jumlah surat suara yang tidak sah berjumlah 2 suara. Surat suara yang tidak sah ini, lanjutnya, karena mencoblosnya tidak sesuai.
"Yang satu dicoblos dua-duanya. Satu lagi dicoblos di luar kotak," tegasnya.
Dijelaskannya, Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS 123 sebanyak 265. Sedangkan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) ada 12 sedangkan Daftar Pemilih Khusus (DPK) ada 2.
TPS 123 Pandeansari, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman merupakan lokasi Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menggunakan hak pilihnya.
Ajaan People Power
Ketua Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Amien Rais kembali membahas soal 'People Power'.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut tampak dalam program Fakta tvOne yang ditayangkan pada Senin (15/4/2019) malam.
Awalnya, Amien Rais berbicara tentang pemilu damai, di masa tenang pemilu 2019.
Amien Rais lantas menyebutkan soal pentingnya pemilu yang jujur dan adil.
Ia lantas kembali menyebut soal ancaman 'people power' yang sempat menjadi kontroversi di masyarakat.
Sebagaimana diketahui, Amien Rais sebelumnya menyebutkan akan melakukan 'people power' jika ditemukan kecurangan dalam pelaksanaan pemilu 2019.
Amien Rais dalam pemaparannya ini menyebutkan bahwa 'people power' yang disebutnya itu memiliki tahapan-tahapan.
"Yang paling enteng adalah 'people power' yang tidak usah turun ke jalan raya tetapi menggunakan senjata yang lebih tajam dari bedil maupun dari revolver atau pistol. Yaitu handphone atau smartphone," kata Amien Rais.
Amien Rais menjelaskan, maksud dari pemaparannya itu adalah meminta 'people power' yang dalam arti tiap TPS harus diawasi sejak dari permulaan sampai akhir penghitungan.
"Kemudian C1 diamankan oleh smartphone itu, di semua TPS sehingga tiap kelurahan itu harusnya diketahui tengah malam sudah selesai," papar Amien Rais.
"Bayangkan kalau satu kelurahan ada 80 atau 120 tps, maka TPS itu masing-masing ada C1nya maka secepat mungkin diketahui hasilnya sebelum tengah malam," sambung dia.
Amien Rais menilai, jika sudah dilaporkan ke masing-masing ke kecamatan dan langsung dilaporkan ke rekapitulasi gabungan relawan, maka kecurangan-kecurangan yang akan sulit
untuk dilakukan.
"Karena dokumentasi yang real di TPS sekelurahan, kecamatan, kecamatan sekian kelurahan, sudah fix gitu," ujar dia.
Amien Rais menegaskan, hal tersebut berlaku untuk kedua kandidat pilpres, baik pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun pasangan calon 02, Prabowo-Subianto Sandiaga Uno.
Bahkan, Amien Rais menyampaikan ancaman jika nantinya dia mengetahui kalau Prabowo berlaku curang.
"Kalau sampai Prabowo curang, saya gasak. Betul-betul harus dimentahkan," tegas Amien Rais.
Menanggapi ajakan Amien Rais ini, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyentil tokoh reformasi Amien Rais tentang ajakannya menggelar aksi people power jika terjadi kecurangan di proses Pilpres 2019.
Menurut Moeldoko, munculnya ajakan aksi people power oleh Dewan Pembina Badan
Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, itu kurang bagus untuk demokrasi.
Dia menuding people power sebagai tindakan yang tidak demokratis.
Kata Moeldoko, pesta demokrasi esensinya untuk kegembiraan memilih calon pemimpin.
"Saya kira itu selaku yang merasa tokoh nggak pantas melakukan seperti itu. Sungguh tidak pantas karena itu tindakan ademokrasi. Imbauan yang tidak bijaksana," tegas Moeldoko, Selasa (16/4/2019) ?di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Masih menurut Moeldoko, sebagai seorang tokoh nasional, Amien Rais tidak bersikap bijaksana.
Karena seharusnya dia menunjukkan sikap demokratis yang bisa jadi contoh bagi kaum muda.
Jika nanti benar terjadi people power, Moeldoko memastikan? pihaknya sudah mempunyai cara untuk mengatasi hal tersebut.
"Kalau seandainya itu dijalankan, kami punya cara-cara untuk mengatasi. Aparat kita punya pengalaman yang sangat kenyang untuk mengatasi situasi di lapangan," tegasnya. (Kompas.com/Tribunnewsw.com)