Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Selasa 16 April 'Bukan Lantai Marmer atau Tanah Tapi Soal Kasih yang Utama'
Renungan Harian Kristen Selasa 16 April 'Bukan Lantai Marmer atau Tanah Tapi Soal Kasih yang Utama'
Tanpa rasa hormat dan saling percaya maka persahabatan menjadi terasa hambar dan kosong.
Tak beda jauh dengan dengan itu cinta kasih di antara laki-laki dan perempuan yang saling mencintai.
Rasa hormat dan saling percaya memang tetap menjadi hal penting, tetapi lebih dari itu juga dalam hubungan cinta kasih di antara laki-laki dan perempuan, hubungan saling tolong menolong, saling melengkapi kekurangan masing-masing.
Rasa egoisme yang menekankan keakuan (Aku) diganti dengan kebersamaan (Kami).
Semua bentuk cinta kasih yang dimiliki manusia menjadi berarti dan bermakna hanya dalam cerminan Kasih Allah dalam Kristus.
Oleh sebab itu, maka dalam bacaan ini Tuhan Yesus meminta murid-muridnya dan termasuk kita pada saat ini untuk saling mengasihi.
Dan cinta kasih di antara kita sebagai umat beriman di dasarkan pada teladan cinta kasih Kristus.
Dalam Filipi 2:6-11, rasul Paulus menjelaskan cinta kasih dan pengorbanan Kristus untuk menyelamat umat manusia dan dunia.
Teladan Tuhan Yesus ini dipakai oleh Rasul Paulus untuk menasehati jemaat di Filipi 2:1-5: nasehat untuk sehati sepikir, tidak egois dan tidak memintingkan diri sendiri atau kepentingan sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Selain itu Injil Yohanes secara jujur menceritakan bahwa murid sekaliber Petrus, yang gagah berani, pintar, dan boleh dikatakan salah satu murid yang paling menononjol, toh juga pernah gagal dalam mengasihi Tuhan Yesus secara sungguh-sungguh.
Dengan ini Injil Yohanes mau bilang bahwa murid-murid Tuhan Yesus pada masa lalu, dan juga tentu para pengkikut Kristus pada masa kini, bukanlah para malaikat yang sempurna hidupnya, yang bebas dari kelemahan dan keterbatasan.
Dengan jelas dan tegas Teks ini melukiskan sosok Petrus secaraa apa adanya dalam Yoh 13: 37.
Ketika Petrus dengan berani dan bangga mengatakan bahwa ia bersedia mengikut Yesus kemana saja, dan siap untuk rela berkorban, dan bahkan rela mempertaruhkan nyawanya.
Tuhan Yesus dalam 13:38 hanya menjawab secara singkat bahwa janji dan tekad Petrus itu mesti dibuktikan kebenarannya dalam perjalan waktu.
Cinta kasih Petrus kepada Guru dan Tuhannya mesti diuji dalam waktu dan tantangan hidup yang sebenarnya.